Ekonomi

Meski Dilanda Covid-19, Nilai Investasi di Surabaya Tembus Rp 64 Triliun

Rabu, 20 Januari 2021 - 22:31 | 42.07k
Ilustrasi - Investasi di Surabaya capai angka triliun di tengah pandemi Covid-19. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Ilustrasi - Investasi di Surabaya capai angka triliun di tengah pandemi Covid-19. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Meski dilanda pandemi Covid-19, nilai investasi di Surabaya mampu menembus angka Rp 64 triliun. Capaian ini juga telah melebihi target Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sendiri yang menginginkan Rp 63 triliun untuk tahun 2020.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Surabaya M Taswin menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 ternyata tidak begitu mempengaruhi kinerja investasi di Kota Surabaya.

“Kalau prosentasenya, investasi di tahun 2020 mencapai 100,70 persen,” ungkap Taswin saat ditemui di ruang kerjanya , Rabu (20/1/2021).

Torehan ini juga mencatatkan prestasi baru, yaitu nilai investasi yang masuk ke Kota Pahlawan pada tahun 2019 yang ditargetkan sebesar Rp 53 triliun ternyata realisasinya mencapai Rp 62 triliun.

“Itu artinya, jika dibanding tahun lalu, Surabaya masih ada peningkatan investasi, meskipun kita berada di tengah pandemi Covid-19,” ucapnya.

Lanjut Taswin, nilai investasi sebesar Rp 64 triliun yang diperoleh ibu kota Jawa Timur ini berasal dari dua jenis penanaman modal. Pertama, Penanaman Modal Asing (PMA) yang menyumbang angka Rp 1,5 triliun. Kedua, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang terbagi menjadi PMDN fasilitas sebesar Rp 20,63 triliun dan PMDN non-fasilitas sebanyak Rp 41,92 triliun.

“Jika dibandingkan dengan tahun 2019 lalu, memang PMA kita ada penurunan karena tahun 2019 mencapai Rp 2,44 triliun, dan tahun 2020 hanya Rp 1,5 triliun" paparnya.

"Tapi yang naik tahun 2020 adalah PMDN-nya, terutama yang PMDN fasilitas sebesar Rp 20,63 triliun, dan tahun 2019 hanya 16,77 triliun. Jadi, yang PMDN fasilitas ini naiknya sangat tinggi,” tambah Taswin.

Terdapat lima sektor industri yang mendominasi PMA Surabaya tahun 2020, berikut ini rinciannya:

1. Sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi

2. Perdagangan dan reparasi

3. Industri makanan

4. konstruksi

5. kesehatan.

Sementara lima sektor yang mendominasi PMDN fasilitas pada tahun ini adalah sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi, industri makanan, listrik, gas dan air, perdagangan dan reparasi. Serta industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya.

Terdapat lima sektor pula yang mendominasi PMDN non-fasilitas tahun 2020, yakni perdagangan dan reparasi, konstruksi, perumahan, kawasan industri dan perkantoran, transportasi, gudang dan telekomunikasi, serta hotel dan restoran.

Di sisi lain, Taswin juga memastikan bahwa berkembangnya UMKM juga mendorong tingkat investasi di Surabaya. Bahkan, katanya, UMKM ini tidak terlalu terpengaruh dengan adanya pandemi Covid-19.

“UMKM ini malah survive (mampu bertahan). Salah satu buktinya adalah terus meningkatnya pengurusan izin usaha yang dilakukan oleh UMKM,” ujarnya.

Jumlah UMKM yang mendaftar menurut Taswin telah melebihi tahun 2019. Maka dari itu pihaknya terus berkomitmen untuk mempermudah perizinan usaha bagi UMKM.

Pemkot, lanjut Taswin, juga akan membantu pemasaran produk UMKM yang ada agar nilai investasi di Surabaya dapat terus meningkat meski pandemi Covid-19 sedang melanda. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES