Positive News from Indonesia

KRI Dr Soeharso, Rumah Sakit Apung Vital dalam Kondisi Darurat Bencana

Rabu, 20 Januari 2021 - 08:27 | 204.79k
KRI Dr Soeharso (foto: TNI.mil.id)
KRI Dr Soeharso (foto: TNI.mil.id)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Keberadaan Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) KRI Dr Soeharso, sebuah kapal rumah sakit milik TNI AL menjadi sangat vital dalam membantu penanganan bencana di Indonesia. Seperti saat penanganan gempa Majene di Sulawesi Barat saat ini.

Sebagai rumah sakit apung yang lengkap dan tercanggih di Indonesia, kapal ini mampu menjadi penganti fasilitas kesehatan yang rusak saat gempa berkekuatan 6,2 M, Jumat (14/1/2021) dinihari lalu.

KRI-Dr-Soeharso-2.jpg

"Bagi korban patah tulang, termasuk korban-korban akibat yang lain bisa dirawat atau dioperasi apabila perlu di KRI Soeharso,” ujar Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjantodi, Minggu (17/1/2021) saat mengunjungi lokasi gempa di Mamuju, Sulawesi Barat. 

Kapal dengan panjang 122 meter, lebar 22 meter ini memang didesain khusus untuk menjadi rumah sakit darurat. Kapal bernomor lambung 990 ini memiliki 1 ruang UGD, 1 ruang ICU, 1 ruang post operasi (RR), 3 ruang bedah (2 steril, 1 non steril), 6 ruang poliklinik, 14 ruang Penunjang Klinik dan 2 ruang perawatan dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur.

Berdasarkan data dari TNI.mil.id, KRI Dr Soeharso ini memiliki 75 anak buah kapal (ABK), 65 staf medis. Jika dalam keadaan darurat, KRI DR Soeharso juga dapat menampung 400 pasukan dan 3000 penumpang.

Dikutip dari pal.co.id, PT PAL yang merancang dan memodivikasi KRI Dr Soeharso, fungsi Kapal BRS memang penting karena sesuai dengan karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan. 

Dengan situasi tersebut, Kapal BRS bersifat mobile dan dapat digerakkan kapan saja ke wilayah terdampak bencana untuk melaksanakan kegiatan tanggap darurat bencana. 

KRI Dr Soeharso dengan bobot 11.394 ton kosong dan 16.000 ton berisi penuh, ini mempunyai geladak yang panjang dan luas sehingga mampu mengoperasikan dua buah helikopter sekelas Super puma sekaligus. Meski fungsinya rumah sakit apung, kapal ini tetaplah kapal perang yang dilengkapi persenjataan lengkap untuk pertahanan diri.

KRI-Dr-Soeharso-3.jpg

Cukup mudah mengenai kapal gagah KRI dr Soeharso. Selain bendera merah putih yang berkibar di puncak menara dan bodi kapal yang didominasi warna abu-abu muda, pada bagian tengah lambung kapal rumah sakit itu diterakan logo palang merah yang berukuran relatif besar.

Sejarah KRI Dr Soeharso

Sebelumnya, KRI dr. Soeharso (990) bernama KRI Tanjung Dalpele (972) yang merupakan kapal jenis Bantu Rumah Sakit (BRS). Pada 17 September 2008 di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, oleh KASAL saat itu Laksamana TNI Slamet Soebijanto, menganti nama KRI Tanjung Dalpele  menjadi KRI dr. Soeharso dengan nomor lambung baru 990.

Penamaan KRI dengan bobot mati 11.394 ton ini merupakan bentuk penghormatan terhadap dokter spesialis bedah tulang (orthopedi), yakni Profesor dr Soeharso. Soeharso diketahui banyak membantu dan memberikan rehabilitasi medis kepada para pejuang kemerdekaan yang mengalami cacat tubuh akibat perang. Jasa besarnya membuat Soeharso diabadikan pula sebagai nama rumah sakit khusus orthopedi dan rehabilitasi di Solo, Jawa Tengah.

KRI-dr-Soeharso.jpg

Saat ini, pemerintah Indonesia tengah menyiapkan Kapal Bantu Rumah Sakit baru pada tahun 2021. TNI AL saat ini mengalihfungsikan KRI Semarang (594) menjadi kapal BRS untuk memenuhi kebutuhan. Proyek pengadaan BRS kedua TNI AL saat ini sedang dalam proses pengerjaan oleh PT PAL Indonesia (Persero). 

Selain diterjunkan dalam situasi bencana, setiap tahunnya, KRI dr Soeharso juga ikut dalam misi kemanusiaan Operasi Bhaskara Jaya, yang digelar di pulau-pulau terdepan dengan memberikan pengobatan gratis dan penyuluhan bagi ibu dan balita.

Misi kemanusian juga diemban oleh kapal ini. Seperti melaksanakan penjemputan 74 WNI kru Kapal Pesiar Diamond Princess yang ada di Jepang saat wabah Covid-19 melanda pada 2019 lalu.

Atau operasi kemanusiaan di Timor Leste pada awal tahun 2016 bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo.  Selama berada di Timor Leste, KRI Dr Soeharso melakukan kegiatan bakti kesehatan terhadap masyarakat, masyarakat Timor Leste sangat antusias terhadap kegiatan tersebut. Misi muhibah di luar negeri merupakan salah satu tugas utama TNI AL yaitu Naval Diplomacy. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES