Peristiwa Daerah

Antisipasi Gagal Panen, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Usulkan Petani Ikut Asuransi

Selasa, 19 Januari 2021 - 21:57 | 49.52k
Lahan pertanian terendam banjir, dinas pertanian minta masyarakat ikut asuransi. (Foto: Dede Sofiyah/TIMES Indonesia)
Lahan pertanian terendam banjir, dinas pertanian minta masyarakat ikut asuransi. (Foto: Dede Sofiyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, CIREBONDinas Pertanian Kabupaten Cirebon mengusulkan para petani di Kabupaten Cirebon ikut asuransi. Hal ini untuk mengantisipasi gagal panen akibat banjir.

Berdasarkan data yang didapatkan, sebanyak 11 kecamatan di Kabupaten Cirebon areal persawahannya terendam banjir. Ke-11 kecamatan tersebut diantaranya Kecamatan Plered, Gunungjati, Jamblang, Klangenan, Susukan, Kaliwedi, Panguragan, Gegesik, Kapetakan, Suranenggala, dan Arjawinangun.

Areal persawahan yang terendam banjir rata-rata memiliki usia tanam 1 - 30 hari atau baru memasuki masa tanam.

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Wasman menuturkan dari data per tanggal 18 Januari 2021, areal persawahan yang terendam banjir di Kabupaten Cirebon seluas 16.354 hektare, dengan ketinggian rata-rata 50 - 100 sentimeter.

Ia mengatakan para petani mengalami kerugian sebesar Rp 4-5 juta per hektare akibat terancam gagal panen. 

"Kerugian ini beragam, karena petani juga memiliki lahan yang berbeda. Sebetulnya untuk masa tanam sampai nanti panen, itu total produksi mencapai Rp 7 juta per hektare," ujarnya, Selasa (19/1/2021).

Akibat banyaknya para petani yang mengalami kerugian bahkan mengalami gagal panen. Wasman mengatakan Kementerian yang bekerjasama dengan Jasindo sebetulnya sudah memiliki program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk para petani.

Sehingga, para petani bisa masuk ke asuransi, yang nantinya pemerintah memberi subsidi premi untuk per hektare atau per musim sebesar Rp 180.000. Petani cukup membayar sebesar Rp 36.000 untuk per hektare di per musimnya.

"Nanti kalau terjadi puso dan gagal panen, atau seperti kejadian saat ini bisa mengajukan klaim ke Jasindo, yang nantinya petani akan mendapatkan asuransi sebesar Rp 6.000.000 untuk per hektare," tuturnya.

Ia menyayangkan para petani tidak memperhatikan dan ikut dalam asuransi tersebut.

"Kita juga sudah propaganda dengan para petani, dan sebenarnya kita sudah lama mensosialisasikan program asuransi ini," katanya.

Ia menambahkan hal ini disebabkan mungkin karena para petani juga keberatan karena diharuskan membayar asuransi.

"Sampai saat ini banjir yang menggenangi areal persawahan sudah berangsur surut, dan kita membantu menangani untuk membuat air mengalir ke laut, dan kita menyarankan para petani untuk ikut AUTP, karena sejauh ini yang terdaftar baru 787 hektare saja yang baru membayar premi," pungkas Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Wasman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES