Kopi TIMES

Optimisme Gresik Baru

Senin, 18 Januari 2021 - 23:04 | 90.94k
Faiz Abdalla, Staf Ahli Ketua DPRD Kabupaten Gresik 2019.
Faiz Abdalla, Staf Ahli Ketua DPRD Kabupaten Gresik 2019.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – "Kira-kira ya, Gus, Gresik Baru seperti apa sih yang akan sampeyan wujudkan?" tanya Pak Suparto, yang bertindak sebagai moderator, memulai diskusi. Iya, Jumat (15/1), Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menggelar diskusi daring bertema "Arah Kepemimpinan Baru" dengan Gus Yani sebagai narasumber. Ia tak sendiri, ada juga Dr Rohman Budianto, editor senior Jawapos, serta Prof Badri Sukoco dan Dr Suparto Wijoyo, keduanya direksi Sekolah Pascasarjana Unair.

Mendengar pertanyaan itu, Gus Yani pun tersenyum dan bersemangat akan menjawab. Maklum, Pak Suparto itu sudah dianggap sebagai guru bagi Gus Yani. Karena itu, forum kemarin itu dirasa Gus Yani seperti ia yang sebagai mahasiswa diuji oleh dosen-dosennya. Tapi sebelum menjawab itu, dengan senyum khasnya, ia pun terlebih dulu menyapa para partisipan diskusi, juga para narasumber lain.

"Gresik Baru itu apa? Tentu, seperti yang kami tulis di Nawa Karsa Perubahan, yakni Gresik yang unggul dan berdaya saing. Baik di bidang infrastruktur, SDM, maupun kesejahteraan warganya," jawabnya.

Di bidang infrastruktur, lanjutnya, pemerintahan di bawah kepemimpinannya ke depan akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang sarat pemberdayaan masyarakat. Yakni infrastruktur yang mampu melahirkan sekaligus menggerakkan ekonomi lokal dan menjadikan warganya lebih berdaya. “Infrastruktur yang memiliki multiple effect. Yang dampaknya meluas bisa dirasakan warga, baik secara ekonomi, sosial, dan budaya,” tegasnya.

Tanpa ragu, ia memberi apresiasi pada beberapa desa di Gresik yang berhasil memanfaatkan dana desa maupun sumber pembiayaan yang sah lainnya untuk membangun infrastruktur yang memberi dampak multiplier bagi warganya. Salah satunya Desa Sekapuk yang membangun satu kawasan bekas tambang batu kapur menjadi sebuah wisata. Kini, wisata itu memperkerjakan ratusan orang, khususnya ibu-ibu. Pun, wisata itu juga menjadi arah baru ekonomi warga yang lebih berkelanjutan.

Selain itu, diakui Gus Yani, hadirnya tol KLBM dirasa akan sangat membantu pemerintah ke depan untuk mengatasi masalah kesenjangan antara wilayah selatan dan utara. Menurutnya, hadirnya tol itu harus benar-benar dilihat agar bagaimana berdampak secara signifikan pada percepatan pertumbuhan ekonomi kawasan. Kebetulan di wilayah selatan ada beberapa sentra tanaman hias atau adenium, seperti di Desa Banyuurip Kedamean atau di Desa Sooko Wringinanom. Aksesibilitas yang terwujud dari keberadaan tol juga akan didorong untuk melahirkan peluang-peluang ekonomi lainnya.

Sementara di bidang SDM. Yang benar-benar menjadi catatan Gus Yani adalah bagaimana Gresik menjadi kabupaten yang ramah kreatifitas dan inovasi anak-anak muda. Karena itu,  sentra-sentra keterampilan atau ruang-ruang berekspresi yang progresif seperti co working space atau creative hub harus mendapat perhatian. Dengan begitu, anak-anak muda Gresik bisa dengan nyaman dan produktif berkegiatan positif, mendapat ide-ide baru, dan memperkuat jaringan. Lebih-lebih, nantinya mereka juga akan diarahkan untuk berwirausaha atau menggiatkan start up melalui program Gresik Jagoan.

Bila dua bidang itu bisa tergarap dengan baik, yakni infrastruktur dan SDM, jelas Gus Yani, maka yang akan tercapai kemudian adalah kesejahteraan masyarakat. Bagaimana masyarakat Gresik bisa sejahtera di kabupatennya sendiri. Yakni kesejahteraan yang diusahakan dengan mengubah pola pembangunan infrastruktur yang berorientasi pemerataan, berkelanjutan, dan memiliki visi pemberdayaan; serta bertumpu pada pembangunan SDM yang kreatif dan entrepreneurship.

Maka, ini yang disebut oleh Pak Badri Sukoco sebagai transformasi daerah. Yakni bagaimana Gresik ke depan tidak hanya bertumpu pada industri besar atau keunggulan konvensional yang selama ini sudah melekat. Dengan spirit perubahan, Gresik harus memulai transformasi untuk bisa mendistribusikan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih variatif sektor dan merata. Dan di sini nanti dibutuhkan kepemimpinan yang mampu mengkonsolidasikan seluruh struktur pemerintahan mulai tingkat desa agar semua potensi unggulan yang ada di Gresik bisa tergarap dengan optimal.

Terakhir, menanggapi apa yang disampaikan Pak Rohman Budijanto bahwa ada tiga tipe kepemimpinan kaitannya dengan birokrasi dan inovasi daerah. Pertama, adalah pemimpin daerah yang tak memiliki direction, sangat tertutup, dan tak membiarkan anak buahnya berinovasi. Kedua, pemimpin yang tak memiliki direction, tapi membiarkan anak buahnya berinovasi. Dan ketiga, pemimpin yang memiliki direction, kontrol, dan mendorong anak buahnya berinovasi.

Dengan senyum yang sekali lagi sangat optimis, Gus Yani mengkonfirmasi akan mewujudkan Gresik Baru dengan kepemimpinan yang memiliki arah atau direction, dan mendorong tata kelolah pemerintahan yang sarat inovasi dengan tetap terbangun kontrol hierarkhis. “Alhamdulillah hal itu sudah saya terapkan ketika memimpin DPRD Gresik,” pungkasnya. (*)

 

*) Oleh: Faiz Abdalla (Staf Ahli Ketua DPRD Kabupaten Gresik 2019)

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES