Kuliner

Filosofi Bubur Sumsum yang Manis dan Lembut di Mulut

Selasa, 19 Januari 2021 - 04:37 | 391.66k
Bubur sumsum (FOTO: indoblognet.com)
Bubur sumsum (FOTO: indoblognet.com)

TIMESINDONESIA, JAKARTABubur sumsum atau orang Jawa menyebutnya dengan jenang sumsum, merupakan makanan yang terbuat dari tepung beras dengan kuah air gula jawa (juruh). 

Di Jawa, makanan ini kerap disajikan saat ada orang punya hajat, seperti pernikahan atau khitan. Sang pemangku hajat akan membagikan bubur sumsum pada tetangga dan sanak saudara yang turut membantu menyukseskan hajatan tersebut. 

Tujuannya mengembalikan tenaga sekaligus bentuk syukur sebebab kegiatan/ acara berjalan dengan sukses. Sikap gotong royong dan saling membantu tersebut dibalas oleh tuan rumah sebagai bentuk rasa terima kasih dengan semangkuk bubur sumsum yang manis.

Kegiatan membagikan bubur sumsum setelah ada hajatan ternyata bukan sekadar kebiasaan warga saja, namun juga sarat akan filosofi. 

Bubur sumsum memiliki dua elemen berbeda, yaitu warna putih dari buburnya dan rasa manis dari kuah atau juruh. Warna putih dari bubur sumsum memiliki makna kebersihan hati dan pikiran atau tubuh kembali segar. Sedangkan rasa manis menunjukkan kesejahterasan, rasa terima kasih, manisnya hidup dan kebahagiaan.

Bubur sumsum juga bisa diartikan sebagai makanan yang membawa kekuatan dan kedekatan di masyarakat, karena selagi rasa manisnya mampu menguatkan tubuh dan menghilangkan lelah, biasanya dimakan secara bersama-sama dengan banyak orang sehingga bisa menjalin silaturahmi antar sesama.

Hingga saat ini tradisi membagikan Bubur sumsum setelah ada hajat masih banyak dilakukan oleh orang Jawa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES