Peristiwa Daerah

BMKG: Banjir di Pesisir Manado Bukan Tsunami

Senin, 18 Januari 2021 - 13:27 | 48.85k
Ombak menerjang pesisir Manado, Minggu (17/1/2021). (Foto: Tangkapan layar akun Twitter @94AVV)
Ombak menerjang pesisir Manado, Minggu (17/1/2021). (Foto: Tangkapan layar akun Twitter @94AVV)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, banjir yang melanda pesisir Manado, Sulawesi Utara pada Minggu (17/1/2021) bukan tsunami. Untuk itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG menjelaskan, peristiwa naiknya air laut yang menyebabkan banjir terjadi di pesisir Manado kemarin  merupakan salah satu kejadian cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Indonesia. 

"Jadi masyarakat tidak perlu panik dan tidak perlu mengungsi, tapi tetap waspada dan terus memantau serta memperhatikan update informasi cuaca terkini dari BMKG," kata Eko Prasetyo dalam keterangannya, Senin (18/1/2021). 

Peristiwa tersebut, lanjut Eko, terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya angin kencang dengan kecepatan angin maksimum 25 knot. Kondisi ini berdampak pada peningkatan tinggi gelombang di Laut Sulawesi, Perairan utara Sulawesi Utara, Perairan Kepulauan Sangihe - Kepulauan Talaud dan Laut Maluku bagian utara dengan ketinggian gelombang mencapai 2,5 - 4,0 meter.

Bersamaan dengan itu, adanya pengaruh kondisi pasang air laut maksimum di wilayah Manado yang menunjukan peningkatan pasang maksimum harian setinggi 170 - 190 cm dari rata-rata tinggi muka air laut (Mean Sea Level/MSL) pada pukul 20.00 - 21.00 WITA. 

Berdasarkan analisis gelombang diketahui bahwa arah gelombang tegak lurus dengan garis pantai sehingga dapat memicu naiknya air ke wilayah pesisir.

"Akumulasi kondisi di atas yaitu gelombang tinggi, angin kencang di pesisir dan fase pasang air laut maksimum yang menyebabkan terjadi kenaikan air laut sehingga mengakibatkan banjir yang terjadi di Manado," ujarnya.

Lebih lanjut, kata Eko, beberapa hari terakhir wilayah Sulawesi Utara dilanda hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan. Fenomena cuaca tersebut sebenarnya alamiah, biasa terjadi terutama pada saat puncak musim hujan seperti saat ini.

"Kami mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir selalu mewaspadai ancaman bahaya pesisir ketika fase pasang air laut berbarengan dengan gelombang tinggi," ujar Eko berpesan.

Masyarakat juga diharapkan mengambil langkah antispatif terhadap potensi masuknya air laut ke daratan pada saat fase pasang air laut yang bersamaan dengan gelombang tinggi dan angin kencang.

Selain itu, masyarakat di pesisir Manado dan sekitarnya juga diimbau untuk terus memperhatikan informasi cuaca terkini dari BMKG Bitung mengikuti arahan dari BNPB/BPBD setempat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES