Bencana Tanah Retak di Ciamis, Masyarakat Perlu Sosialisasi

TIMESINDONESIA, CIAMIS – Usulan relokasi menjadi saran terbaik untuk bencana pergerakan tanah di Kecamatan Kawali dan Panawangan Ciamis. Namun, jika tidak jadi relokasi, BPBD akan melakukan kegiatan sosialisasi bagi masyarakat di dua kecamatan yang terjadi bencana tanah retak tersebut.

"Kita masih menunggu hasil penelitian dari tim Geologi seminggu lagi. Kalau hasilnya harus dilakukan relokasi, maka kita akan lakukan. Namun, jika tidak, kita akan lalukan kegiatan sosialisasi," papar Dian Wardianto, Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Ciamis, Minggu (17/1/2021). 

Kegiatan sosialisasi tersebut bertujuan agar mencegah terjadinya tanah retak lagi, jika tidak jadi relokasi. Kegiatan sosialisasi ini mengubah pola hidup masyarakat dalam alih fungsi lahan.

"Kegiatan sosialisasi itu megalihkan pola tanam basah baik di kolam dan di sawah menjadi tanaman keras. Untuk penanaman pohon tersebut, pohon yang disarankan tim Geologi adalah pohon aren," jelasnya.

Dalam penanaman pohon aren tersebut nantinya akan dikolaborasikan dengan Komunitas Penyemaian Pohon Aren di Ciamis. Tanaman keras itu sangat dianjurkan tim Geologi untuk di tanam di kolam dan di sawah. Kolam dan sawah memicu kontur tanah menjadi berat hingga menyebabkan longsoran.

"Kami siap menawarkan ke desa untuk berkolaborasi dalam penanganan tanah retak ini. Kolaborasinya dilakukan dengan hasil dari tim Geologi nanti" ujarnya.

Ia juga menyarankan bagi rumah-rumah yang berada di tebing sebaiknya pindah. Itu karena dapat membahayakan. "Semoga dengan kegiatan sosialisasi terkait bencana tanah retak tersebut hasilnya bagus dan tidak ada pergerakan tanah lagi," harapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement