Kopi TIMES

Model Advance Organizer Berbasis Pendekatan Open-Ended

Sabtu, 16 Januari 2021 - 16:39 | 72.10k
Dr. Joko Sulianto, M.Pd (Dosen Universitas PGRI Semarang).
Dr. Joko Sulianto, M.Pd (Dosen Universitas PGRI Semarang).

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Dalam proses pembelajaran, aspek penalaran penting ditingatkan untuk membantu anak didik memahami pengertian, berpikir logis, contoh negatif, berpikir deduksi dan berpikir sistematis. Lebih daripada itu, anak didik mampu berpikir konsisten, menarik kesimpulan, mampu menentukan metode, membuat alasan dan argumentasi serta menentukan strategi penyelesaian masalah. Kemampuan dalam proses pembelajaran dimiliki anak didik karena biasa berpikir kritis, kreatif, inovasi dan mampu berkomunikasi.

Dalam hal ini, penulis mencermati bila implementasi proses pembelajaran yang ada di sekolah sudah masuk pada kriteria baik. Namun demikian, ada kegiatan pembelajaran yang masih perlu ditingkatkan kualitasnya, misal pada kemampuan ringkasan materi atau simpulan melibatkan anak didik dan menyampaikan alasan logis dari simpulan yang dibuat. Kemampuan membuat ringkasan atau simpulan menuntut keterampilan penalaran dan kemampuan dalam membuat koneksi antara pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru. Karena kemampuan baru ini akan memunculkan ide atau gagasan baru sesuai dengan pikiran anak didik. 

Model Advance Organizer

Oleh sebab itu, kiranya perlu memberikan alasan argumentatif yang memerlukan keterampilan penalaran anak didik dalam membuat kaitan, memberi alasan logis mempertahankan argumen atau memberi alasan membuat generalisasi. Sehingga tidak salah apabila diperlukan pendekatan open-ended yang dilakukan di sekolah untuk menunjukkan bahwa sekolah mengenal pendekatan open-ended. Dengan demikian, indikator pada penerapan pendekatan open-ended dapat dicapai dengan kriteria yang baik.

Ada model advance organizer yang berbasiskan pendekatan open-ended sudah tepat. Model advance organizer memberi kesempatan anak didik menyampaikan ide, berpikir secara bebas, berinteraksi dengan lingkungan sosial. Model advance organizer berbasis pendekatan open-ended untuk meningkatkan penalaran anak didik. Dimana pada kebutuhan pengembangan model, desain model pembelajaran berdasarkan pengetahuan mutakhir, aspek penilaian ikhtisar model dan dukungan teoretis baik, pelaksanan aspek kepraktisan model mencapai kriteria baik.

Mencermati realitas pendidikan, maka keterampilan penalaran siswa masih perlu ditingkatkan. Aktivitas pembelajaran harus memberi kesempatan bagi siswa untuk menyajikan argumentasi atau membuat alasan-alasan dalam membuat simpulan yang perlu ditingkatkan. Model kurikulum 2013 yang menyajikan pembelajaran berpusat pada siswa harus disertai aspek penalaran. Sehingga butuh upaya pengembangan model pembelajaran dalam meningkatkan penalaran anak didik.

Keberadaan pengembangan model pembelajaran diharapkan mampu menjelaskan definisi suatu konsep. Model pembelajaran ini juga harus memberikan ruang bagi anak didik untuk memberi contoh negatif. Di samping itu, model pembelajaran yang dikembangkan harus memberikan kesempatan anak didik menyampaikan gagasan dan pemecahan masalah. Bahkan, model yang dikembangkan memberi kesempatan menyelesaikan masalah sesuai prosedur, menarik kesimpulan dan memberi alasan logis yang orientasinya pada keterampilan penalaran. Sehingga model advance organizer yang berbasiskan pendekatan open-ended sudah tepat.

Keterampilan Penalaran

Jika ditelisik lebih lanjut, bahwa analisis indikator keterampilan penalaran anak didik terbagi menjadi 3 (tiga), yakni tentang indikator berpikir deduksi, berpikir sistematis, dan berpikir konsisten. Berpikir deduksi berarti menerapkan aturan kesimpulan pada model formal masalah untuk memutuskan contoh spesifik sesuai logika. Penalaran dapat menghasilkan kesimpulan yang tidak lebih luas daripada premis-premisnya disebut sebagai penalaran deduktif. 

Sedangkan, berpikir sistematis berarti membuat sebuah daftar yang terorganisir yang digunakan sebagai perbandingan atau pola penemuan untuk menentukan satu atau lebih jawaban. Berfikir sistematis merupakan aktivitas dalam memahami pola, mengidentifikasi, menentukan strategi, melaksanakan prosedur sekaligus merepresentasikan prosedur. Cara berpikir sistematis inilah yang membuat anak didik menjadi tertata pola pikirnya. 

Sebaliknya, berpikir konsisten identik dengan cara serta pola pikir matematika yang mempelajari tentang pola keteraturan, tentang struktur yang terorganisasikan dan dimulai dari unsur-unsur yang tidak terdefinisikan. Setelah itu, unsur-unsur yang ada kemudian didefinisikan ke aksioma/postulat dan akhirnya pada teorema. Kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis kebenaran sebelumnya. Sehingga kaitan antara konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.

Sehingga keterampilan penalaran pelaksanaan pembelajaran perlu ditingkatkan, maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan penalaran anak didik. Model advance organizer berbasiskan pendekatan open-ended efektif untuk meningkatkan penalaran siswa. Dengan demikian model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan open-ended layak untuk diimplementasikan dalam kebijakan pendidikan ke depannya.

***

*) Oleh: Dr. Joko Sulianto, M.Pd (Dosen Universitas PGRI Semarang).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES