Peristiwa Daerah

Ini Cerita Wali Kota Marten Taha saat Hidup di Lingkungan yang Beragam di Manado

Sabtu, 16 Januari 2021 - 14:15 | 53.56k
Wali Kota Gorontalo, Marten Taha usai memberikan sambutan di Acara Silaturahmi FKUB dan Lintas Tokoh (Foto: Sarjan Lahay/Times Indonesia)
Wali Kota Gorontalo, Marten Taha usai memberikan sambutan di Acara Silaturahmi FKUB dan Lintas Tokoh (Foto: Sarjan Lahay/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, GORONTALOWali Kota Gorontalo, Marten Taha bercerita tentang kisah dirinya yang pernah hidup dilingkungan yang bermacam-macam agama di Kota Manado. Saat itu, dirinya menjadi Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara.

Marten menjelaskan rumahnya yang berada di Manado, bertetangga dengan umat-umat yang beragama selain dari islam, dan dirinya hidup berdampingan dengan baik dan rukun.

"Saat saya tinggal di Manado, sebelah kiri rumah saya, beragama Konghucu, di depan beragama Islam yang dari Arab, sebelah kanan beragama Kristen Protestan, kita sangat rukun saat tinggal berdampingan," kata Marten Taha, memberikan sambutan di acara FKUB, Sabtu (16/1/2021).

Tak hanya itu, Marten menambahkan, tidak jauh dari rumahnya itu, ada juga orang yang beragama Buddha, dan Hindu yang menjadi tentangnya, dan sangat ramah dengan dirinya

Saat bulan Ramadhan tiba, kata Marten, tetangganya yang berbeda agama tersebut, sering mengantarkan makanan atau cemilan berupa kue untuk buka puasa dengan keluarganya.

"Hari raya imlek, Natal dan Idul Fitri kita rayakan bersama, kita sangat rukun saat itu, walapun berbeda agama sekalipun, dan itu sangat indah terasa," ucap Marten Taha samping menambahkan, "Keberagaman itu sangat indah,"

Marten juga bercerita, di lingkungan rumahnya juga ada Gereja, Masjid, dan Pesantren dan silaturahmi antar umat beragama saat itu sangat terjalin baik.

"Kita saat berdampingan dengan umar beragama lain, tidak terjadi gesekan sama sekali, malainkan sangat rukun, dan saling menjaga satu sama lain," ucapnya

Tapi dirinya sangat heran, dibeberapa daerah, malah ribut dengan umat agama lain. Bahkan ada beberapa daerah, bermusuhan dengan umat lain.

"Mungkin nanti hidup berdekatan, kita baru saling rukun, tapi kalau berjauhan, saling bermusuhan, padahal hidup rukun ini sangat indah," jelasnya

Selama 32 tahun hidup dilingkungan yang beragam, dirinya sangat terbuka dengan sesama umat lain. Saat menjadi mahasiswa pun, kerabatnya banyak yang beragama lain, dan saling rukun.

"Saat jadi jadi mahasiswa di Manado, saat memiliki banyak teman dari beragama, saat kita diskusi, kita saling menguatkan, ketika waktu sholat, diskusi selalu di penting, sebagai bentuk menghargai umat islam," ujarnya

Bahkan, kata Marten, saat waktu shalat tiba, kerabatnya sering mengingatkan untuk segera melaksanakan ibadah. Itu bentuk rukun antar umat beragama yang dirasakannya saat masih menjadi Mahasiswa.

"Itu yang saya inginkan, karena menjaga keberagaman, dan hidup rukun itu sangat indah, apalagi kita hidup di negara yang majemuk. Ketika hubungan antara umat baik, maka keamanan juga akan baik," kata Wali kota Gorontalo Marten Taha. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES