Wow, Guru Besar UM Ini Dikaruniai 15 Anak, Ingin Didoakan Hingga Akhirat

TIMESINDONESIA, MALANG – Prof. Dr. Mohammad Zainuddin, M.Pd merupakan Guru Besar di Universitas Negeri Malang (UM) yang dikaruniai 15 anak, dengan jumlah anak yang hidup 14 dan 1 meninggal dunia dalam kandungan.

"Motivasi saya banyak anak karena agar kelak ketika saya meninggal banyak yang mendoakan, banyak perhatian di kala tua dan pada masa tua bisa ramai dikelilingi orang tersayang," ujar Mohammad Zainuddin kepada TIMES Indonesia, Jumat (15/1/2021).

Zainuddin menuturkan, anak-anaknya bisa termotivasi hingga sekolah ke jenjang tinggi karena pengaruh dari lingkungan keluarga. Anak pertamanya berhasil kuliah sampai jenjang S2. Dari situlah adik-adiknya disebut termotivasi untuk turut menuntaskan pendidikan ke jenjang tinggi.

Tak hanya itu, sebagai sosok orang tua, ia juga memberikan contoh dengan menuntut ilmu sampai jenjang S3 dan istrinya menuntut ilmu sampai jenjang S2.

"Alhamdulillah, dapat dikaruniai 15 anak. Dan 14 anak saya sekolah semua sampai jenjang tinggi. Tinggal 1 yang sekarang masih menduduki bangku SMA," ujar Zainuddin.

Zainuddin juga menuturkan, dalam manajemen waktunya untuk memperhatikan 14 anak ia memakai konsep seperti air mengalir.

Misalnya, apabila ada yang meminta uang, ia beri bila punya. Apabila belum ada, ia tunda dulu kalau tidak diberi tempo waktu. Karena pada dasarnya, konsep air mengalir ini mengikuti arus kehidupan.

Mohammad Zainuddin bersama istrinya, Khuzaimah, dikaruniai 15 putra-putri. Mereka adalah (sesuai urutan) Sofwan Hadi, Morris Saiful Amien, Zainu Rofiq, Mohammad Haninul Fuad, Mohtar Fauzi, Hilmi Ahmad Falahi, Badik Rahmawati, Anis Marzuki, Nizar Zakaria, Rahmatu Rabi'ah, Nadira Rahmasari, Maftuh Ahnan, Ahmada Ilyas Arrosidi, Yahya Muhaimin, dan Khuddin Nik'mah Al-qurni.

"Saya hanya ingin beramal shaleh dan membahagiakan suami," imbuh Khuzaimah.

Di tengah usia Zainuddin yang menginjak 63 tahun ini, ia masih aktif menjadi Guru Besar UM, dosen UM, sekaligus Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Blitar (UNU Blitar) dan dalam kegiatan bermasyarakat seperti menjadi ketua takmir masjid dan konsultan pendidikan di Blitar.

"Saya bersyukur masih bisa aktif di usia saat ini. Karena bagi saya, manusia adalah makhluk sosial, butuh komponen yang bisa memberikan interaksi satu sama lain agar bisa memahami dan menghayati sebagai makhluk sosial itu," pungkas Guru Besar UM ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement