Pemerintahan

Tekan Angka Pengangguran, Kementan RI Inisiasi Pengembangan 1000 Kampung Hortikultura

Jumat, 15 Januari 2021 - 22:05 | 34.55k
Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI), Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri acara di Ragunan, Jakarta (Foto: Dokumen Kementan RI)
Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI), Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri acara di Ragunan, Jakarta (Foto: Dokumen Kementan RI)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan RI) menginisiasi pengembangan 1000 kampung hortikultura pada 2021. 

1000 kampung hortikultura tersebut termasuk yang sudah dikembangkan sebelumnya (eksisting) kebun-kebun atau kampung tersebut akan diregister untuk database pengembangan komoditas hortikultura.  Selain menggenjot produksi, langkah ini bertujuan menekan angka pengangguran melalui pembukaan lapangan kerja produktif sekaligus menggerakkan perekonomian desa.

Dirjen Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto menyatakan, kebijakan tersebut disusun sesuai mandat Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), yang berkeinginan sektor agraria terus tumbuh sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekalipun saat pandemi.

"Melalui program 1.000 kampung hortikultura, kami ingin masyarakat tetap produktif sehingga mengurangi keterpurukan ekonomi lebih dalam saat pandemi," ujar Anton, sapaan akrabnya di Jakarta, Selasa (12/1).

Ia menyatakan demikian lantaran kegiatan ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan konsumsi hortikultura domestik serta tersedianya bahan baku industri terkait dan produk keperluan ekspor.

"Dengan demikian, realisasinya harus dengan mengonsolidasikan usaha tani pada suatu kampung agar menjadi kawasan ala korporasi dan dikerjakan dengan gotong royong. Kalau ini terwujud, tentu bakal mendorong lahirnya UMKM hortikultura yang membutuhkan tenaga kerja ekstra dan akan menggerakkan perekonomian kampung itu sendiri," paparnya.

Selain UMKM, menurut Anton, program 1.000 kampung hortikultura juga akan mendorong munculnya agroeduwisata baru, tren pariwisata yang tengah "naik daun". “Artinya, ini sangat prospektif sekali,“ tegasnya.

Ditjen Hortikultura Kementan pun akan menerapkan penerapan budi daya yang baik (good agricultural practices/GAP), pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) sesuai pengelolaan hama terpadu (PHT) dan dampak perubahan iklim (DPI), serta memedomani sanitary and phytosanitary (SPS). Tujuannya, produk yang dihasilkan sesuai permintaan pasar dan memenuhi persyaratan ekspor.

"Itu semua bakal kami dorong penerapannya secara holistik, dari on farm hingga off farm," jelas eks Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah (BPTP Jateng) ini.

Untuk meningkatkan minat masyarakat bergerak di sektor agraria, ungkap Anton, pihaknya juga akan memberikan berbagai intensif mulai dari aspek budi daya, pengendalian OPT, pascapanen, hingga pengolahan.

"Kami juga akan membantu proses registrasi lahan usaha masyarakat hingga memfasilitasi akses permodalan atau KUR (kredit usaha rakyat), mekanisasi, pengairan, kelembagaan, dan pemasaran," urainya.

"Terkait pemasaran, Ditjen Hortikultura Kementan RI sudah mendirikan e-commerce di hortitraderoom.com. Di situ, publik dapat membeli berbagai produk komoditas hortikultura yang dikembangkan secara baik dengan harga terjangkau karena langsung dari petaninya. Dengan demikian, petani dan pembeli mendapatkan manfaat secara maksimal," tutupnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES