Kopi TIMES

Membangun Paradiplomasi dalam Meningkatkan SDM di Era Globalisasi

Jumat, 15 Januari 2021 - 20:36 | 50.78k
Debby Aurellia, Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Malang.
Debby Aurellia, Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Interaksi dalam hubungan internasional tidak dapat dipisahkan dari adanya sistem internasional. pola-pola hubungan tersebut menimbulkan kerjasama maupun persaingan. Kerjasama terbentuk karena meluasnya globalisasi yang dipandang sebagai proses hubungan sosial yang menghilangkan batas-batas teritori suatu Negara. Ruang gerak dalam berinteraksi satu dengan lainnya menjadi semakin luas dan tak terbatas.

Namun globalisasi ini juga mencptakan persaingan yang tak terbatas. Dalam sejarahnya, hubungan diplomatik Indonesia-Jepang sudah berlasung sejak 60 tahun  yang lalu. Hubungan ini didasarkan pada perjanjian Perdamaian antara pemerintahan Republik Indonesia dengan Pemerintah Jepang pada tahun 1958. Sejak saat itu hubungan bilateral yang terjalin antar keduanya berlangsung hingga saat ini meliputi kerjasama ekonomi, politik, maupun sosial-budaya dan teknologi.

Peningkatan Sumber daya manusia merupakan salah satu cara untuk tetap survive atau bertahan dalam era globalisasi ini. Pemerintah daerah sangat mempunyai peran penting dalam pelaksanaan upaya tersebut seperti melalui paradipomasi. Paradiplomasi yang merupakan salah satu kajian dalam hubungan internasional terdapat bahwa aktor sub-state yaitu pemerintah daerah merupakan aktor yang penting dalam mendorong kemajuan suatu daerah.

Contohnya kerjasama yang dilakukan antara Pemerintah Kabupaten Kota Jembrana, Provinsi Bali dengan Japan International Training Cooperation Organization (JITCO) yang dikonsenkan karena semakin meluasnya  persaingan antar calon pekerja yang kini sudah dalam level global. Sumber Daya Manusia yang berasal dari Kabupaten Jembrana ditempatkan diberbagi sektor pelatihan seperti pertanian, peternakan, industri dalam bidan koperasi agrisystem.

Selain itu juga peningkatan kualitas tenaga perawat Jembrana melalui Osaka Care Operators Cooperative, dan merambat dibidang ekonomi pertanian untuk membuka dan mengembangkan potensi daerah yang akan membawa kesejahteraan. Dalam bidang teknologi juga Pemerintah Jembara dengan Jepang melakukan kerjasama dalam pembuatan sistem pengelolan limbah yang direalisasikan dalam pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di kawasan industri Kabupaten Jembrana.

Hubungan paradiplomasi yang dilakukan Pemerintah Jembarana dengan Jepang sudah terjalin dengan sangat baik dimana yang awalnya hanya kerjasama dalam bidang ketenagakerjaan meluas dibidang ekonomi dan teknologi. Meluasnya kerjasama tersebut dapat dilihat seagai indikator semakin eratnya hubungan antara Jembrana-Jepang bagi kedua belah pihak dan hal tersebut sangat sesuai dengan prinsip paradiplomasi.

Pemerintah Jembrana dalam hal ini telah berhasil melakukan perannya dalam kancah Internasional. berdasarkan pada otonomi daerah dimana pemerintah Kabupaten Jembrana berperan sebagai penyalur peserta magang yang sesuai dengan MoU yang berlaku kemudian mereka melakukan pertukaran keterampilan, keahlian dan budaya yang akan kembali untuk membangun dan memajukan daerah. 

Namun disisi lain masih terdapat sisi negatifnya seperti tenaga kerja yang tidak kembali ke daerah dan adanya penyaluran tenaga kerja ilegal. Tenaga kerja ilegal tersebut tentu saja sangat merugikan. Sehingga pemerintah perlu membuat prosedur dan peraturan yang tegas baik di daerah maupun Jepang sendiri untuk mengantisipasi adanya kerugian yang ada. Selain itu juga diperlukan peningktan kualitas dalam pendidikan khususnya pendidikan karakter.

Hal tersebut sangat penting karena karakter tersebut dapat membuat seseorang menjadi disiplin dan nasionalis sehingga tidak ada lagi yang namanya kendala berupa tidak kembalinya pemuda Jembrana setelah pelatihan di Jepang, karena perilaku yang dibawa oleh pemuda jembarana akan langsung berdampak dan mencerminkan karakter masyarakat secara umum sehingga membawa citra pemerintah daerah akan menjadi tidak baik yang berdampak pada lanjut tidaknya hubungan paradiplomasi yang terjalin.

Pola kerjasama paradiplomasi yang telah terjalin antar Jembara-Jepang dapat menjadi contoh bagi pemerintah di daerah-daerah lain seluruh Indonesia khususnya dalam bidang peningkatan sumber daya manusia di daerahnya. Karena ketika sumber daya manusianya memiliki keterampilan yang baik ma akan membentuk dan membuat kemajuan bagi daerah.

Daerah dapat mencontoh bagaimana kedisiplinan Jepang dan bagaimana upaya pemerintah Jembrana dalam pengupayakan adanya jalinan kerjasama untuk menimba skill dan ilmu yang dimiliki oleh jepang melalui pengiriman pemuda untuk mengikuti program-program pelatihan yang disediakan sehingga ilmu yang didapat tersebut dapat disebarluaskan ke daerah dan menjadi masukan bagi kebijakan pemerintah.

***

*) Oleh: Debby Aurellia, Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES