Peristiwa Daerah

Kisah Kakek Pencari Tiram di Indramayu, Bekerja di Tengah Ganasnya Ombak dan Banjir Rob

Kamis, 14 Januari 2021 - 19:31 | 29.89k
Wasiran, saat mencari tiram di pesisir Indramayu. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Wasiran, saat mencari tiram di pesisir Indramayu. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Ombak besar dan banjir rob yang melanda pesisir Kabupaten Indramayu, tidak menyurutkan langkah seorang kakek bernama Wasiran (60), sang pencari tiram di pantai.

Dengan hanya mengenakan kaos dan sepatu boot yang melindungi kakinya dari tajamnya batu di pesisir pantai, Wasiran mulai mencongkel tiram-tiram yang menempel di batu-batu pemecah ombak. Tangannya yang sudah mulai keriput menggenggam erat alat khusus seperti pahatan dan palu, agar lebih mudah menyongkel tiram-tiram tersebut.

Pencari Tiram 2

Sudah setahun lamanya Wasiran menjalani profesi sebagai pencari tiram di wilayah pesisir Indramayu, tepatnya di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Sebelumnya, Wasiran merupakan seorang nelayan.

Karena cuaca yang kian tak menentu, dan besarnya biaya modal untuk melaut membuatnya terpaksa beralih profesi untuk mencari nafkah. Akhirnya, pekerjaan mencari tiram pun dipilihnya.

"Saya nelayan, tapi nelayan perahu kecil, sudah lama tidak melaut cuacanya lagi buruk terus," jelasnya, Kamis (14/1/2021).

Sebagai pencari tiram, Wasiran harus berendam di air laut setiap harinya, demi mendapatkan tiram. Bahkan, dia harus bisa melawan kencangnya angin laut, agar bisa mendapatkan tiram-tiram. Dalam sehari, Wasirah mampu mengumpulkan 3 - 5 kilogram tiram, tergantung lamanya mencari tiram. Bahkan, dia pernah mendapatkan 10 kilogram.

Kemudian, Wasiran menjual tiram-tiram hasil tangkapannya. Biasanya, dia menjualnya kepada pedagang-pedagang etnis Tionghoa yang berada di pasar dekat rumahnya. Karena biasanya, masyarakat beretnis Tionghoa memang sangat menyukai olahan makanan dari tiram, baik untuk ditumis, oseng, dan olahan makanan lainnya.

"Biasanya dijual Rp 30.000 per kilogramnya," ujarnya.

Selama menjalani profesinya sebagai pencari tiram, Wasiran mengaku khawatir apabila banjir rob datang. Pasalnya, tempat dirinya biasa mencari tiram kerap menjadi langganan banjir rob. Seperti dalam beberapa hari belakangan ini, banjir rob melanda 3 desa di pesisir Indramayu. Salah satunya adalah Desa Eretan Wetan.

Meskipun begitu, Wasiran berusaha mengesampingkan rasa kekhawatiran tersebut. Pasalnya, Wasirah harus bisa memberi makan untuk 8 anaknya. Apalagi, anaknya yang paling bungsu masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan memerlukan biaya lebih.

Kini, Wasiran hanya terus berharap, musibah banjir rob yang kerap melanda tempat tinggalnya, bisa segera berakhir. Selain merendam rumah-rumah yang ada di desanya, musibah banjir rob juga membahayakan nyawanya ketika dia sedang mencari tiram di pantai.

Kini, dia pun lebih berhati-hati apabila banjir rob datang. Apabila memang banjir rob sedang meninggi, serta cuaca buruk di pantai, maka dia akan ke daratan terlebih dahulu dan mencari tempat aman. Apabila dirasa sudah aman, maka dia akan kembali mencari tiram di pantai. "Paling kalau pasang ke daratan dulu, nunggu sampai surut, terus cari tiram lagi," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES