Peristiwa Daerah

Unjuk Rasa Warga Terdampak Banjir Bengawan Njero Lamongan Sempat Ricuh

Kamis, 14 Januari 2021 - 16:30 | 35.86k
Kericuhan yang sempat mewarnai aksi unjuk rasa warga terdampak banjir Bengawan Njero, di Kantor Kecamatan Turi, Lamongan, Kamis (14/1/2021). (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)
Kericuhan yang sempat mewarnai aksi unjuk rasa warga terdampak banjir Bengawan Njero, di Kantor Kecamatan Turi, Lamongan, Kamis (14/1/2021). (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Warga sejumlah desa terdampak banjir di kawasan Bengawan Njero, Kabupaten Lamongan kembali menggelar aksi unjuk rasa. Bahkan aksi yang berlangsung di Kantor Kecamatan Turi tersebut juga sempat diwarnai kericuhan antar sesama warga, Kamis (14/1/2021).

Kericuhan terjadi ketika massa diperbolehkan masuk untuk melakukan audiensi di Pendopo Kecamatan, bersama Camat dan perwakilan dari PU Pengairan serta PU Bina Marga.

Saat itu salah seorang warga menyampaikan pendapat, namun ada warga lain yang menyela dan berbicara dengan nada tinggi. Hal itu menyebabkan ketegangan dan kericuhan tak terhindarkan. Beruntung insiden tersebut cepat dilerai oleh petugas dan warga lainya, sehingga situasi kembali kondusif.

Dalam aksi kali ini, massa meminta agar pemerintah agar melakukan langkah nyata untuk menanggulangi banjir yang telah menjadi bencana tahunan tersebut.

Karena menurut Nur Sali, salah satu perwakilan warga, banjir yang melanda kawasan Bengawan Njero disebabkan beberapa masalah yang terlambat ditangani oleh Pemkab Lamongan.

"Banjir yang semakin parah ini buah dari normalisasi sungai yang sangat jarang dilakukan, pembersihan eceng gondok yang terlambat, belum ada peninggian jalan poros kecamatan maupun poros desa meskipun setiap tahun selalu terendam banjir serta tidak ada pengontrolan secara rutin pompa pembuangan air di Kuro," kata Nur Sali, warga Desa Kemlagi Gede.

Dengan berbagai persoalan tersebut, warga terdampak banjir Bengawan Njero pun menyampaikan sejumlah tuntutan, di antaranya peninggian jalan poros kecamatan dan jalan poros desa yang setiap tahun terendam banjir, pengadaan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di wilayah Bengawan Njero.

Juga, penambahan pompa berskala besar di Kuro, normalisasi Sungai Bengawan Njero, pembuatan pos pengendalian eceng gondok serta ganti rugi kepada petani yang gagal panen.

"Penambahan pompa sangat penting, untuk mengoptimalkan pembuangan air kiriman dari wilayah selatan, agar tidak terkumpul di Bengawan Njero," tutur Nur Sali.

Setelah melalui proses audiensi yang berjalan cukup lama, tuntutan warga terkait percepatan pembersihan eceng gondok akan dipenuhi, dengan mendatangkan alat berat.

"Untuk pembersihan eceng gondok tadi sudah ada solusinya, akan dikirim mesin dari Dinas PU Sumber Daya Air," kata Camat Turi, Sujai.

Sementara untuk tuntutan lain, seperti peninggian jalan poros, penambahan pompa, normalisasi sungai, pembuatan TPA dan lain sebagainya, akan disampaikan ke Pemkab Lamongan dan instansi terkait.

"Kami memerlukan waktu, karena harus koordinasi dan lain sebagainya, tidak hanya dengan PU Bina Marga saja, tapi ada koordinasi lebih lanjut dengan instansi terkait," ujarnya.

Terkait tuntutan yang belum terpenuhi, massa memberikan waktu selama tiga hari kerja kepada Camat, untuk melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

Jika dalam kurun waktu tersebut tidak ada kepastian, maka warga terdampak banjir Bengawan Njero Kabupaten Lamongan mengancam akan menggelar aksi serupa, dengan jumlah massa yang lebih banyak. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES