Ekonomi

OPOP Jatim, Pesantren Fathul Ulum Salah Satu Pesantren yang Terapkan Sosiopreneur

Rabu, 13 Januari 2021 - 20:35 | 41.84k
Rizki Hamdani, seseorang dibalik Sosioprenur di Pesantren Fathul Ulum. (Foto: Khusnul Hasana/TIMES Indonesia)
Rizki Hamdani, seseorang dibalik Sosioprenur di Pesantren Fathul Ulum. (Foto: Khusnul Hasana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – One Pesantren One Product (OPOP) Jatim rupanya bukan hanya mencetak santripreaneur, akan tetapi juga sosioprenuer atau usaha pesantren untuk memberikan dampak kepada masyarakat sekitarnya. Sosiopreanuer telah di terapkan oleh salah satu pesantren di Jombang yakni Pesantren Fathul Ulum.

Pesanten tersebut rutin mengelola pertanian dan peternakan yang dimulai sejak beberapa tahun yang lalu, kegiatan tersebut bukan hanya dilakukan pesantren, akan tetapi para santri turut serta menggandeng penduduk sekitar pesantren untuk melakukan usaha-usaha tani .

Sosiopreneur-2.jpg

Salah seorang yang sangat berpengaruh dalam suksesnya kegiatan ini adalah Rizki Hamdani (34) yang diberi amanah oleh pengasuh ponpes untuk mendampingi para santri. Mereka diajarkan cara bercocok tanam hingga mengolah kotoran hewan untuk dijadikan pupuk kandang. Hasilnya, pesantren kini memiliki pemasukan lain karena berhasil memasarkan pupuk buatan mereka kepada masyarakat luas.

Rizki berambisi untuk menjadikan para santri memiliki bakat kewirausahaan sehingga kelak bisa menjadi pengusaha mandiri, tidak hanya menggantungkan hidup dari berdakwah.

“Kami menyebutnya sebagai santripreneur atau santri yang berjiwa pengusaha. Pesantrenpreneur atau pesantren yang menjadi kekuatan ekonomi, kemudian menambahkan sosiopreneur untuk aktivitas ekonomi pesantren yang memberi manfaat kepada masyarakat,” ujar Rizki, Rabu (13/1/2021).

Bersama dengan Kiai Amin, Rizki berhasil membentuk Kelompok Santri Tani Milenial (KSTM) yang dimanfaatkan oleh 20 pesantren salaf di Jombang untuk berkoordinasi dan berwirausaha sosial dengan aman karena berbadan hukum. Dengan adanya KTSM ini, kesempatan untuk mencetak santri menjadi wirausahawan semakin terbuka lebar.

"KTSM sudah menjadi gerakan masif di kabaten Jombang, kita juga mendapat dukungan dari pemerintah daerah," ujar Rizki.

Sosiopreneur-3.jpg

"Kami ingin meregenerasi sistem pertanian karena sudah menurunnya minat generasi muda untuk turun dan kembali lagi ke sawah, banyak lulusan SMK Pertanian, Mahasiswa Pertanian yang mereka lebih senang kerja di bidang lain, padahal di sawah untuk usia rata-rata petani itu diatas 55 tahun mereka sudah sangat ketertinggalan. Mereka butuh generasi muda untuk memikirkan inovasi apa untuk perkembangan pertanian," tambahnya.

Salah satu tanaman yang dikembangkan Pesantren Fathul Ulum Jombang adalah tanaman Sorgum, Risky bersama anggota KTSM berhasil mengembangkan tanaman Sorgum untuk ditanam di Kabupaten Jombang.

"Ini kita lakukan sebagai salah satu program wirausaha sosial yang kita lakukan di Pondok Pesantren. Bagaimana pondok pesantren bisa memberikan dampak kepada masyatakat. Kita minta masyarakat untuk menanam lalu kita bantu mereka untuk mengelolah pasca panennya," terangnya.

Program yang beranggotakan 800 santri dari 20 pesantren ini membuat Rizki mendapatkan penghargaan dari PT Astra International Tbk, yakni SATU (Semanagat Astra Terpadu Untuk) Indonesia pada tahun 2020 lalu. Penghargaan ini digelar untuk mengapresisasi 11 generasi muda yang tak kenal lelah dalam memberi kemaslahatan begi masyarajat di berbagai penjuru tanah air.

"OPOP itu kan ada tiga pilar santripreneur, pesantrenpreneur dan sosialpreneur. Santripreneur bagaimana kita memberikan skill-skill kepada para santri, pesantrenprenuer bagaimana pesantren memiliki unit-unit usaha yang terakomodir dibawah badan usaha milik pesantren nah Sosioprenur bagaimana pesantren bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar," urai Rizki. 

Strategi untuk mencetak santripreneur dan pesantrenpreneur dilakukan Rizki melalui Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) Fathul Ulum. Dari BUMP ini, pesantren kini memiliki aset ratusan juta dari berbagai unit usaha seperti peternakan bebek dan sapi. Dengan adanya berbagai macam program tersebut, pesantren kini bisa menghasilkan uang sendiri yang tentunya berdampak positif pada perekonomian negara. 

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa tentu juga sangat menyadari potensi besar pesantren di Jawa Timur sehingga menggulirkan program One Pesantren One Product atau OPOP sejak menjabat pada September 2018 lalu. OPOP yang memiliki tiga pilar yakni santripreneur, pesantrenpreneur dan sosiopreneur, menargetkan 1.000 produk unggulan dari 1.000 pesantren, sehingga bakal mendorong percepatan ekonomi di Jatim yang berbasis pesantren. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES