Peristiwa Daerah

Keren, Petani Indramayu Ini Ciptakan 10 Varietas Baru Benih Padi Tahan Hama

Rabu, 13 Januari 2021 - 18:36 | 173.88k
Joharipin saat menunjukkan varietas benih padi ciptaannya.(Foto: Koleksi pribadi Joharipin)
Joharipin saat menunjukkan varietas benih padi ciptaannya.(Foto: Koleksi pribadi Joharipin)

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Joharipin, petani asal Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, menghasilkan inovasi 10 varietas baru benih padi unggul. Varietas tersebut diklaim tahan hama.

Johar menceritakan, semangat untuk melahirkan varietas baru benih padi berawal saat dirinya melihat kondisi tanah di Indramayu yang sebagian besar sakit. Sakit yang dimaksud adalah tanah tak sesubur dulu dan tanaman rentan diserang hama.

Padahal, Indramayu merupakan salah satu lumbung padi nasional. "Selain itu, banyak juga benih yang bukan berasal dari benih lokal Indramayu lantaran adanya program tanam padi saat era Presiden Soeharto," katanya, Rabu (13/1/2021) di Indramayu.

Joharudin menilai, benih-benih non lokal tersebut sangat tidak cocok dengan kondisi yang ada di Indramayu. Hingga akhirnya, dia memulai riset dan inovasi sejak tahun 2004 silam.

Joharipin, yang juga merupakan Sekretaris Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Indramayu, menjelaskan, ia membuat metode untuk menemukan varietas baru. Dengan metode yang dia sebut metode Joharipin, dia mencoba pemuliaan benih lewat kawin silang sampai melakukan proses seleksi. Dan hasilnya, terciptalah varian baru benih padi.

Joharipin-2.jpg

"Sejak 2004 saya mulai riset, dan mencoba mengawinsilangkan beberapa jenis padi," jelasnya.

Hingga kini, Johiripin sudah menciptakan 10 varietas benih padi baru, yakni benih padi Bongong 1 sampai 5, benih padi Darma Ayu 1 sampai 3, dan benih padi Majapahit 1 sampai 2.

Tidak menutup kemungkinan jika akan ada varietas baru lagi, karena saat ini dia juga sedang melakukan riset terhadap varietas lain.

Johar menjelaskan, untuk benih Padi Bongong, yang merupakan varietas unggulan dari hasil perkawinan varietas benih padi Kebo dan padi Longong, merupakan benih padi lokal. Namanya pun diambil dari gabungan kata kebo dan longong, hingga terciptalah nama Bongong.

Varietas ini, lanjutnya, mengadopsi genetik indukannya, seperti sifat padi Longong yang tahan terhadap hama, nasinya yang pulen, dan cocok ditanam di daerah panas seperti Indramayu. Namun, padi Longong mempunyai kekurangan dari sisi umur tanam yang panjang, yakni bisa sampai 150 hari. Biasanya usia tanaman padi kurang 150 hari.

Sedangkan padi Kebo, umur tanamnya relatif pendek, sehingga bisa lebih cepat panen. Padi ini juga mempunyai kelebihan karena produksinya yang tinggi. Sayangnya, jenis padi ini sangat rentan terhadap hama wareng dan rasa nasinya yang kurang nikmat.

"Dari kekurangan dan kelebihan itu kita kawinkan menjadi satu, kemudian di seleksi sehingga mendapat benih yang dinamakan Bongong," ujarnya.

Johar mengakui, padi bongong hasil metodenya ini mempunyai kualitas rasa nasi yang lebih enak, irit pupuk, hingga kuat menghadapi cuaca ekstrem seperti kekeringan. Adapun varietas pemberian angka 1 hingga 5 pada varietas yang diciptakan itu, memiliki keunggulannya masing-masing, menyesuaikan dengan keinginan petani.

"Petani bisa memilih varietas sesuai idaman mereka," jelasnya.

Metode yang sama pun diterapkan ke varietas-varietas yang lain, yakni mengawinsilangkan varietas yang mempunyai keunggulan dan kelemahan, dengan varietas yang mempunyai keunggulan dan kelemahan berbeda.

Ada yang unik dari salah satu hasil varietas ciptaannya, yakni adanya padi yang ketika panen nanti, akan mempunyai warna merah dan putih. Padi tersebut merupakan hasil perkawinan silang dari padi Bangong dengan padi Merah.

"Saya namakan varietas padi Majapahit," jelasnya.

Johar melanjutkan, varietas-varietas baru yang dia ciptakan tersebut mengandung genetik padi lokal yang tahan hama. Sehingga, petani bisa mengurangi ketergantungan terhadap pestisida, dan lama-kelamaan, kesuburan tanah akan berangsur membaik. "Kesuburan tanah yang sekarang ini sudah sangat rusak akibat zat kimia yang terkandung dalam pestisida. Sehingga dengan adanya varietas baru ini, kesuburan tersebut bisa berangsur pulih," harapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES