Pemerintahan

Percepat Penanganan Banjir Luapan Bengawan Njero, Ini Langkah Pemkab Lamongan

Rabu, 13 Januari 2021 - 17:03 | 32.25k
Bupati Lamongan, Fadeli, bersama Ketua DPRD Lamongan, Kapolres serta Dandim 0812 Lamongan saat menggelar sidak banjir, di pintu air di Kecamatan Glagah. (FOTO: Prokopim Kabupaten Lamongan for TIMES Indonesia)
Bupati Lamongan, Fadeli, bersama Ketua DPRD Lamongan, Kapolres serta Dandim 0812 Lamongan saat menggelar sidak banjir, di pintu air di Kecamatan Glagah. (FOTO: Prokopim Kabupaten Lamongan for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Sejumlah langkah penanganan dilakukan Pemkab Lamongan agar banjir yang melanda kawasan Bengawan Njero segera surut. Mulai dari perbaikan infrastruktur, pengadaan pompa banjir, hingga penggunaan Backhoe Amphibi untuk membersihkan tanaman enceng gondok.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Lamongan, Mohammad Nalikan mengklaim, melalui berbagai upaya yang dilakukan, lama genangan banjir di Lamongan saat ini sudah lebih cepat surut, dibandingkan sekitar 10 tahun yang lalu.

"Kalau 10 tahun yang lalu, genangan di Bengawan Jero bisa berbulan-bulan. Saat ini dengan berbagai upaya pembangunan infrastruktur Bengawan Jero, pengadaan pompa banjir, usaha memperlancar pembuangan ke laut dengan penggunaan Backhoe Amphibi untuk mempercepat pembersihan eceng gondok, lama genangan dapat dikurangi," kata Nalikan, Rabu (13/1/2021).

Nalikan menambahkan, saat ini empat pintu di Wangen telah dibuka secara maksimal, sehingga dapat mempercepat pembuangan air ke laut. Sebelumnya, empat pintu ini sempat terkendala masalah teknis sehingga tidak semuanya dapat dibuka.

Selain itu juga telah disiapkan 19 pompa banjir dengan rincian 3 unit pompa dengan kapasitas 500 liter per detik dan 2 unit pompa dengan kapasitas 125 liter per detik du UPT Babat, 2 unit pompa kapasitas 1.000 liter per detik, 8 pompa kapasitas 500 liter per detik, dan 2 unit pompa kapasitas 250 liter per detik du UPT Kuro ditambah 2 unit pompa dengan kapasitas 250 liter per detik di UPT Deket.

Disamping itu, komunikasi dan lobby intens kepada pemerintah pusat juga telah dilakukan. Sehingga terbitlah Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Kawasan Bromo – Tengger – Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.

"Perpres ini salah satunya memberikan prioritas pembangunan penuntasan banjir di Bengawan Jero, namun karena adanya pandemi, sehingga realisasi pembangunannya tertunda," tutur Nalikan.

Pemerintah Kabupaten Lamongan sudah menyalurkan 15 ton bantuan beras secara bertahap kepada masyarakat terdampak banjir. Selain itu, bakti sosial kesehatan gratis juga sudah dibuka di setiap desa terdampak banjir di enam kecamatan.

Wilayah Lamongan dapat dikatakan rentan terhadap banjir, hal ini karena secara topografis sebagian wilayah Lamongan merupakan daerah rawa yang memiliki ketinggian lebih rendah dari rata-rata permukaan air laut. Oleh sebab itu, bisa pula dikatakan bahwa banjir di Lamongan merupakan banjir kiriman.

Selain itu, perubahan lingkungan dan tatanan hidrologis di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo, serta penumpukan tanaman eceng gondok juga dapat dijadikan faktor terendamnya beberapa wilayah di Lamongan, khususnya kawasan Bengawan Njero.

"BMKG juga telah memprediksi adanya curah hujan tinggi di Indonesia sebagai akibat dari fenomena La Nina. BMKG sejak Oktober 2020 telah memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada Januari hingga Februari 2021," ucap Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Lamongan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES