Peristiwa Daerah

Bugiarso, Mantan Petinju Senior Probolinggo Tutup Usia

Rabu, 13 Januari 2021 - 11:40 | 135.40k
Bambang Mugiarso, mantan petinju Probolinggo. (FOTO: Dok)
Bambang Mugiarso, mantan petinju Probolinggo. (FOTO: Dok)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Mantan petinju senior Probolinggo, Jawa Timur, tutup usia. Di era 1990-an, Bambang Mugiarso, alias Bugiarso, terkenal setelah pertandingan di bulan Mei 1995. Saat itu, Bugiarso berhasil meng-KO lawannya dan meninggal dunia, beberapa saat usai pertandingan.

Sang legenda tinju Bugiarso, meninggal pada Rabu 13 Januari 2021, sekira pukul 05.00 WIB.

“Benar beliau meninggal tadi pagi. Menurut istrinya ketika saya takziah tadi, dia meninggal karena asam lambung,” kata Susiadi, salah satu rekan pelatih tinju almarhum Bugiarso di Pertina Kabupaten Probolinggo, Rabu siang.

Susiadi menuturkan, sejak awal 2020 silam kesehatan Bugiarso sudah tidak stabil. Sekitar Februari - Maret tahun lalu, Susiadi menceritakan kalau rekan pelatihnya itu sempat mengalami stroke ringan. “Sebetulnya saya pelatih tinju di Kota Probolinggo mas, namun juga diminta untuk melatih di kabupaten, mengisi posisi almarhum yang sedang sakit,” tuturnya.

Bambang-Mugiarso-2.jpg

Berdasarkan penuturan Lenny Vera Veronica, istri mendiang Bugiarso, petinju profesional kelas bulu yunior dari Akas Boxing Camp Probolinggo era 1990-an itu menderita asam lambung sejak 31 Desember 2020 lalu. Keadaan itu terus memburuk sampai akhirnya Bugiarso meninggal Rabu pagi tadi.

Debut almarhum Bugiarso di ring tinju, diawali dengan menang KO di ronde 2 melawan Achmad Fandi. Tepatnya pada 12 Agustus 1990 di Malang. Setelah itu beberapa pertandingan dimenangkan, baik menang angka maupun menang KO.

20 Februari 1993, mendiang Bugiarso menantang juara nasional Junai Ramayana. Namun kesempatan untuk menjadi juara nasional sirna setelah kalah TKO di ronde 9. Sebelas bulan kemudian, Bugiarso membayar lunas mimpinya untuk menjadi juara nasional dengan meng-TKO Dion Ratuanak di ronde 10.

The Killer (Sang Pembunuh), menjadi julukan baru, setelah dalam usaha mempertahankan gelarnya, Bugiarso meng-KO Akbar Maulana di ronde 10. Pada pertandingan yang digelar pada 11 Mei 1995 itu, berujung pada kematian bagi petinju asal Sasana Merah Silver Bali.

Pertandingan-pertandingan lainnya kemudian diretas oleh untuk menggapai tangga juara dunia. Pada 10 Mei 1996, bertanding melawan Alexander Park (Rusia), dalam pertandingan perebutan gelar juara PABA di kelas 55,3 kg (Bulu Junior). Dalam laga yang berlangsung sengit itu, almarhum Bugiarso bermain dengan taktik yang jitu dan menang KP pada ronde 9.

Setelah 9 kali mempertahankan gelar, petinju yang pernah mendapat penghargaan dari Presiden Venezuela, harus menerima kenyataan pahit. Almarhum Bugiarso kehilangan gelar juaranya. Setelah mengalami kekalahan KO dari Yodamrung Sith (Thailand) pada ronde ke enam, 15 Mei 2001.

Kekalahan ini membuat tamat karirnya di dunia adu jotos. Baik nasional maupun internasional. Meski, sempat dua kali naik ring lagi. Jenuh menjadi alasan pemilik rekor ring  35-1-6 (19 KO/TKO) berhenti dari ajang tinju.

“Saat melatih pun, beliau memang terkenal galak. Tapi galaknya itu bertujuan agar atletnya lebih disiplin dan berlatih keras,” kata salah satu atlet tinju wanita Kabupaten Probolinggo, Novita, melalui pesan singkat.

Kepergian Bugiarso, menorehkan duka mendalam. Terutama pada rekan sejawat maupun atlet tinju di Pertina Probolinggo. Faisol, salah satu atlet tinju menyebut, sosok Bugiarso sangat tegas saat melatih. Dedikasinya untuk mendidik atlet dengan disiplin dan berlatih keras, masih teringat jelas.

Rekan pelatih almarhum, Susiadi menyebut, Bugiarso “The Killers” merupakan pribadi yang ramah dan ‘grapyak’. Saat diminta mengisi posisi almarhum sebagai pelatih tinju di Kabupaten Probolinggo, Susiadi sempat sungkan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES