Pendidikan

Siswa di Banyuwangi Sambut Gembira Wacana Pembelajaran Tatap Muka

Rabu, 13 Januari 2021 - 10:52 | 35.16k
Ujicoba pembelajaran tatap muka di Banyuwangi. (FOTO: Dokumentasi TIMES Indonesia)
Ujicoba pembelajaran tatap muka di Banyuwangi. (FOTO: Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Rencana pembelajaran tatap muka yang diupayakan oleh pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mendapatkan respon luar biasa dari para siswa. Mereka yang hampir setahun merindukan suasana sekolah ini, sudah tak sabar ingin lekas jumpa teman-teman sekelasnya.

Setelah lebih dari 9 bulan buah hatinya melakoni pembelajaran via online (daring), mereka mengaku senang jika pembelajaran secara langsung dimulai seperti sediakala.

Rasa gembira ini diungkapkan oleh Risang Danan Jaya, siswa kelas 3 SMPN 2 Genteng. Siswa ini mengaku bersedia melakukan pembelajaran tatap muka meskipun harus menggunakan protokol kesehatan dengan ketat. Ini karena, siswa ini merasa bosan jika harus terus menerus belajar di rumah.

"Ya senang kalau bisa sekolah lagi. Kan lama tidak jumpa teman-teman di sekolah. Cuman ya tidak tahu lagi, nantinya diperbolehkan apa belum sekolah tatap muka ini. Kita cuman ngikutin saja kebijakan dari pemerintah," ungkap Risang, Rabu (13/1/2021).

Wacana ini juga disambut oleh wali siswa dari sekolah Menengah Kejuruan (SMK Aswaja), salah satunya Samidi (57). Dirinya menyampaikan rasa gembiranya ketika mendengar rencana dari Pemkab Banyuwangi tersebut.

"Kalau memang nanti boleh belajar di sekolah lagi seperti biasa, tentunya saya sangat senang. Apalagi dengan pembelajaran secara langsung para siswa bisa lebih paham dengan materinya," kata Samidi.

Selain Samidi, hal ini juga di ungkapkan oleh wali siswi dari Madrasah Aliah Negeri (MAN 3 Banyuwangi), Susendang (55). Dirinya menyampaikan jika selama belajar secara online anaknya kurang bisa berkonsentrasi. Terlebih jika ada kendala sinyal internet.

"Kalau belajar online itu anak saya kurang konsentrasi, di rumah sinyal internetnya sulit, jadi kurang maksimal. Saya sangat senang kalau nanti boleh masuk sekolah tatap muka lagi," ujar wali siswi asal Desa Sarimulyo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi tersebut.

Selain mengeluhkan kendala tentang pemahaman materi yang disampaikan oleh guru serta akses internet yang berbeda di setiap daerah, para orang tua juga mengeluhkan biaya ekstra yang dikeluarkan. Mereka mengaku harus merogoh kocek lebih dalam guna membeli paket data. Paket data yang diberikan oleh sekolah terkadang kurang untuk mencari materi ataupun belajar dari internet.

"Memang ada bantuan kuota internet dari pemerintah, tapi kadang kurang, apalagi kalau dibuat cari video materi atau yang lainnya, kebanyakan tidak sampai bertahan satu bulan sudah habis," ujar Nur Hidayah (48), wali siswi dari Sekolah Dasar Negeri (SDN 1 Sarimulyo), Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi.

Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Suratno, telah melakukan sejumlah persiapan untuk memulai kembali pembelajaran tatap muka. Hal ini memungkinkan karena Banyuwangi tidak termasuk ke dalam wilayah yang harus menerapkan Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"Kita tetep kekeh sesuai SKB 4 Menteri bahwa pembelajaran tatap muka di sekolah bisa dilaksanakan apabila memenuhi 3 persyaratan. Pertama surat rekomendasi Bupati Banyuwangi, kedua yaitu keterpenuhan protokol kesehatan atau data data periksa dari sekolah dan ijin dari orang tua," ungkap Suratno. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES