Tekno

David Warren, Ilmuwan Tak Terkenal Penemu Kotak Hitam

Senin, 11 Januari 2021 - 00:03 | 111.46k
Penemu black box, Dr David Warren. (FOTO: Wikipedia)
Penemu black box, Dr David Warren. (FOTO: Wikipedia)

TIMESINDONESIA, SURABAYABlack box. Kotak hitam ini selalu menjadi benda utama yang paling dicari saat terjadi kecelakaan pesawat

Kotak hitam berfungsi merekam pembicaraan antara pilot dan pemandu lalu lintas udara atau air traffic control (ATC) serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan. 

Meskipun bernama kotak hitam, namun kotak ini berwarna oranye guna memudahkan pencarian. Lalu, siapakah penemu kotak hitam tersebut? 

Adalah David Warren, putra seorang pendeta Anglikan Hubert Warren. David merupakan warga Australia. 

David membuat kotak hitam setelah kecelakaan pesawat Miss Hobart pada Jumat, 19 Oktober 1934 merenggut nyawa ayahnya. Saat itu, Hubert Warren sedang dalam perjalanan ke paroki barunya di Enfield, Sydney.

Pesawat yang membawa pria 33 tahun itu bersama tujuh pria, tiga perempuan, dan bayi laki-laki, jatuh di perairan Selat Bass yang memisahkan Pulau Tasmania dan daratan Australia.

David menerima kado terakhir dari sang ayah berupa radio kristal. Ia masih berusia delapan tahun saat itu. Dia sangat tertarik dan terus mempelajari radio kristal hadiah dari sang ayah. Ia benar-benar jatuh hati pada sains.

Memasuki usia 20 tahun, David menempuh pendidikan sains di University of Sydney. Selanjutnya meraih ijazah dari Melbourne University dan menyelesaikan gelar strata tiga bidang kimia dari Imperial College, London.

David merupakan ahli sains roket. Ia lantas menjadi peneliti untuk Laboratorium Penelitian Aeronautika (Aeronautical Research Laboratories/ARL), bagian dari Kementerian Pertahanan Australia yang memusatkan perhatian terhadap pesawat.

Dirangkum dari berbagai sumber, kementerian tersebut meminjamkan David kepada panel ahli demi memecahkan misteri seputar British de Havilland Comet pada tahun 1953 untuk mengungkap penyebab kecelakaan pesawat jet komersial pertama dunia. 

David menduga tragedi itu disebabkan tanki bahan bakar. Tetapi ternyata tidak! Ada puluhan penyebab lain. Namun mana buktinya? Karena yang ada sekedar kematian dan puing-puing. Panel ahli itu kemudian mendiskusikan temuan masing-masing.

Orang-orang saling berdebat mengenai kesalahan pilot. David kemudian memimpikan sebuah alat canggih yang belum pernah ada sebelumnya. Ia terinspirasi dari sebuah pameran pasca perang pertama di Sidney. Sebuah perekam saku pertama buatan Jerman, Miniphon. 

David berpikir keras dan berandai-andai apabila tiap pesawat mempunyai perekam kecil di kokpit. Jika itu terwujud, para penyelidik kecelakaan tak akan lagi kebingungan. 

Namun, atasan David kurang tertarik pada ide tersebut. Ia mengatakan ini tidak ada hubungannya dengan kimia atau bahan bakar. Anda seorang ahli kimia.

David tak patah arang. Ide rekaman kokpit adalah sesuatu yang berguna. Tetapi tanpa dukungan resmi, dia nyaris tidak dapat melakukan apapun. 

Dia kemudian menawarkannya lagi ke atasan barunya, pimpinan ARL, Dr Laurie Coombes. Mereka mendorongnya untuk terus mencoba namun dengan diam-diam. Ia diancam bakal di-PHK apabila rahasia itu bocor kepada orang lain. 

Dr Warren kemudian menuliskan idenya ke dalam sebuah laporan berjudul A Device for Assisting Investigation into Aircraft Accidents (Alat untuk Membantu Penyelidikan Kecelakaan Pesawat) dan mengirimkannya ke berbagai pihak.

Tapi apa yang terjadi? Serikat pilot menunjukkan kemarahan dengan mengatakan perekam itu adalah alat mata-mata. 

Bahkan, otorita penerbangan sipil Australia menyatakannya "tidak berguna". Dan Angkatan Udara khawatir hal ini akan "menghasilkan semakin banyak hal tidak berarti, bukannya penjelasan."

David memutuskan satu-satunya cara untuk menjawab pengkritiknya adalah dengan membuat prototipe yang sebenarnya. Inilah yang akan menjadi perekam penerbangan "kotak hitam" yang pertama.

Pada 1958, ketika perekam penerbangan rampung dibuat, laboratorium menerima tamu tidak biasa. Dr Coombes mengajak seorang teman dari Inggris.

Dr David Warren menjelaskan prototipe pertama dunianya yang menggunakan kabel besi untuk menyimpan empat jam pembicaraan pilot, ditambah alat pembaca, dan secara otomatis dapat menghapus rekaman sebelumnya.

Pengunjung itu mengatakan: "Saya katakan, temanku Coombes, itu adalah ide yang benar-benar baik. Kirim segera anak ini dan kita akan pamerkannya di London."

Orang itu adalah Robert Hardingham sekretaris Badan Pendaftaran Penerbangan Inggris/ British Air Registration Board dan purnawirawan Angkatan Udara Kerajaan Inggris/Air Vice-Marshal RAF.

Di Inggris, Dr David Warren menyampaikan Unit Catatan Penerbangan ARL (ARL Flight Memory Unit) di depan Badan Aeronautika Kerajaan/Royal Aeronautical Establishment dan sejumlah pembuat alat komersial.

Orang Inggris menyukainya. BBC menyiarkan program TV dan radio untuk mengkajinya. Otorita penerbangan sipil Inggris mulai mewajibkan alat tersebut dalam pesawat sipil.

Meskipun alat tersebut mulai dinamakan "kotak hitam", produk yang pertama sebenarnya berwarna oranye agar mudah ditemukan pada kecelakaan.

"Pada akhir (wawancara) ada seorang wartawan yang mengacu ke alat itu sebagai sebuah 'kotak hitam'. Itu adalah kata generik permesinan elektronika, dan nama itu terus bertahan," kata anak laki-laki David Warren, Peter.

Pada 1960, Australia menjadi negara pertama yang mewajibkan perekam suara kokpit, setelah terjadinya kecelakaan pesawat yang tidak bisa dijelaskan di Queensland menewaskan 29 orang.

Keputusan tersebut dilahirkan dari badan penyelidikan peradilan, dan diperlukan tiga tahun lagi sebelum menjadi hukum.

Kotak hitam sekarang tahan-kebakaran, tahan-laut dan tersimpan di dalam besi. Alat ini wajib ada di semua penerbangan komersial. David Warren bekerja di ARL hingga pensiun pada tahun 1983. Dia menjadi ilmuwan peneliti utama. Dia meninggal pada tanggal 19 Juli 2001, di usia 85 tahun.(*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES