Indonesia Positif

BPP Model Kostratani Sugio Gelar Sosialisasi Pupuk Subsidi

Jumat, 08 Januari 2021 - 19:00 | 55.71k
BPP Kostratani Sugio wilayah pendampingan BBPP-BATU, mengelar sosialisasi penebusan dan HET (Harga Eceran Tertinggi) pupuk bersubsidi, Kamis (7/1/2020). (FOTO: BPP Kostratani Sugio)
BPP Kostratani Sugio wilayah pendampingan BBPP-BATU, mengelar sosialisasi penebusan dan HET (Harga Eceran Tertinggi) pupuk bersubsidi, Kamis (7/1/2020). (FOTO: BPP Kostratani Sugio)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Pelaksana Teknis Pelaksana Penyuluh Pertanian Sukodadi melalui BPP Kostratani Sugio wilayah pendampingan BBPP-BATU, mengelar sosialisasi penebusan dan HET (Harga Eceran Tertinggi) pupuk bersubsidi, Kamis (7/1/2020).

Kegiatan bertempat di BPP Model Kostratani Sugio ini dihadiri oleh Camat, Kapolsek, Danramil, kios penyalur pupuk dan  kelompok tani di wilayah Kecamatan Sugio, Lamongan. 

Dalam sambutannya Sumadi, korwil wilayah Sugio menyampaikan, saat ini di wilayah Kecamatan Sugio, Lamongan, Jawa Timur sudah selesai tanam. Luas tanaman padi 5383 Ha, Jagung 519 Ha, bawang merah seluas 17 Ha dan tebu seluas 200 Ha. Sehingga luas tanam secara keseluruhan adalah 6119 hektar ditambah dengan kawasan LMDH seluas 315 hektar.

Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI (BPPSDMP) mengatakan, pemerintah selalu memperhatikan ketersediaan dan distribusi pupuk. Ini karena pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang penting untuk pertanian. 

"Pemerintah selalu alokasi anggaran besar dengan kebijakan pupuk bersubsidi bagi petani agar mendapat pupuk berkualitas," ucapnya.

BbPP batu

Alokasi pupuk bersubsidi tahun 2020 di kecamatan Sugio adalah terdiri dari pupuk Urea sebanyak 2.635 ton, untuk pupuk phonska sebanyak  2548 ton, sedangkan pupuk SP36 sebanyak 203 ton,
sedangkan pupuk ZA sebanyak 1654 ton. "Untuk pupuk pertorganik sebanyak 1396 ton," begitu paparnya. 

Sumadi menambahkan menurut Permentan 49/2020 yang mengatur HET pupuk subsidi, harga pupuk urea yang semula Rp 1.800/Kg naik Rp 450 menjadi Rp 2.250/Kg, kemudian pupuk SP-36 semula Rp 2.000/Kg naik Rp 400 sehingga menjadi Rp 2.300/Kg.

Sedangkan, pupuk ZA mengalami kenaikan Rp 300 dari Rp 1400 menjadi Rp 1.700/Kg dan pupuk organik granul naik sebesar Rp 300 dari semula Rp 500/Kg menjadi Rp 800/Kg. Sementara pupuk NPK phonska yang tidak mengalami kenaikan HET dan tetap Rp 2.300/Kg

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo kerap mengingatkan petani agar tidak terlalu bergantung pada pupuk buatan karena berpeluang mengikis biaya operasional bercocok tanam.

"Jangan terlalu bergantung pada pupuk kimia. Pupuk organik lebih bagus. Petani harus belajar dan membiasakan tidak bergantung pada subsidi pupuk, walau pemerintah selalu menyediakan anggaran besar pupuk subsidi untuk petani," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo 

Hal senada juga disampaikan oleh Jatwito, Camat Sugio. Jatwito menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh petani sebagai garda terdepan dalam ketahanan pangan nasional.

"Saya berharap petani yang mempunyai ternak sapi agar memanfaatkan kotorannya untuk dijadikan pupuk organik dan diberikan kepada tanaman agar produksinya bisa ditingkatkan," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES