Kopi TIMES

Tantangan Generasi Millenial Menghadapi Society 5.0

Jumat, 04 Desember 2020 - 18:37 | 486.67k
Isyfa Zahrotul Mufidah, Universitas Muhammadiyah Malang.
Isyfa Zahrotul Mufidah, Universitas Muhammadiyah Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Indonesia bukanlah sebuah negara yang tertutup oleh pengaruh dunia luar, karena Indonesia kini sudah merdeka, bukan lagi sebuah negara jajahan seperti 74 tahun silam.

Globalisasi dipandang sebagai proses integrasi internasional yang terjadi begitu pesat di setiap tahunnya, kemajuan teknologi adalah salah satu faktor utama pendukung globalisasi di mana akan mendorong hubungan saling ketergantungan aktivitas manusia di kesehariannya dengan teknologi. Sebuah perubahan itu sangat pasti dan tidak dapat dihindari, era revolusi industri membuat semuanya menjadi lebih mudah. Revolusi industri sendiri mulai mengalami kemajuan menuju industri 5.0, sebuah perubahan yang lebih canggih dari 4.0 di mana masyarakat berbasis teknologi.  

Pada awal tahun 2019 tepatnya Januari munculnya gagasan baru dari peradaban Jepang mengenai society 5.0 atau yang lebih dikenal revolusi industri 5.0 dimana kecerdasan buatan yang dicanangkan pada industri 5.0 dalam transformasi big data pada internet di segala aspek kehidupan menghadirkan sebuah inovasi baru membangun peradaban yang diharapkan bisa meningkatkan sumber daya manusia dalam membuka peluang-peluang bagi manusia itu sendiri dengan memanfaatkan internet on things, kecerdasan buatan dan juga robot.

Memang terlihat menyeramkan bagi yang tidak mengetahuinya, terlebih lagi Indonesia termasuk dalam negara berkembang alih-alih mengenal revolusi industri 5.0 dimana industri 4.0 hanya segelintir orang yang mengetahuinya. Namun jika kita memahami makna perubahan, hal tersebut akan menjadi peluang emas di era 5.0 dalam mewujudkan Indonesia emas tahun 2045. 

Selain menawarkan perubahan teknologi, globalisasi turut menyumbangkan sebuah perubahan terhadap kehidupan yaitu prilaku, moral, sosial, budaya bahkan cara berfikir penggunanya.  Bentuk perubahan itu sendiri dimana berwujud cepat tanggap dan menerima sesuatu yang baru dengan mudah, dari segi apapun itu baik meniru, mengikuti bahkan mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya akan menjadi budaya. Pada dasarnya perubahan memiliki sisi positif dan juga negatif, karena revolusi industri memberikan dampak yang besar terhadap pembentukan karakter generasi.

Salah satu contoh positif adalah kemudahan akses internet akan membantu kehidupan sehari-hari bahkan bisa meningkatkan perekonomian sebuah negara dengan adanya teknologi tersebut. Di sisi lain berdasarkan fakta yang terjadi di kalangan masyarakat saat ini adalah generasi millennial yang terlalu mendewakan teknologi, lebih asik berselancar di dunia maya, terlena dan lupa waktu sehingga kewajiban lainnya seperti belajar, membantu orang tua dan lain-lain menjadi terbengkalai. Bahkan dengan adanya gadget menciptakan pola budaya baru yaitu mendekatkan yang jauh dan memutuskan yang dekat, ketika dalam sebuah perkumpulan keluarga, atau organisasi terlalu sibuk dengan gadgetnya masing-masing sehingga lupa akan makna sebuah perkumpulan itu sendiri, hal ini adalah salah satu contoh perubahan ke ranah yang negatif. Globalisasi lebih membawa terhadap sebuah perubahan sosial dan budaya. 

Terlebih lagi masa pandemic Covid-19 mewajibkan semua komponen masyarakat untuk melakukan segala kegiatan di rumah, dengan mudahnya semua dapat di akses melalui virtual berbasis teknologit, gadget tidak bisa lepas dari kehidupan setiap hari dan menjadi teman dekat. Pandemic Covid-19 menuntut kita untuk memanfaatkan teknologi dengan baik, berfikir kreatif menyediakan konten yang bermanfaat untuk mengisi aktivitas di rumah. Namun tidak bisa dipungkiri setiap hal pasti memiliki sisi positif dan negatif, salah satu contoh budaya luar yang mulai diadopsi adalah Prank.

Mungkin tidak banyak yang mengetahui apa maksud dari prank? Dan berasal dari mana sebuah kata itu? Mirisnya rata-rata semuanya mulai mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari tanpa mencari tahu terlebih dahulu apakah hal tersebut baik atau buruk. Jika ditinjau lebih dalam banyak prank yang sifatnya berbahaya dan tidak memberikan didikan moral sama sekali. Bahkan prank bisa saja memutuskan kedamaian hubungan sosial karena hal tersebut sangat menggangu kenyamanan orang lain.

Globalisasi menjadikan tantangan tersendiri bagi generasi millennial, terpuruknya sosial budaya di Indonesia, semua serba salah, jika tidak mengikuti maka akan tertinggal dengan perekembangannya, Terobosan apapun itu tidak mampu untuk memperbaiki bobroknya sosial budaya di negeri ini, kecuali dengan perbaikan cara penggunaan teknologi oleh pelakunya yaitu generasi millennial yang memimpin sebuah perubahan, sebuah generasi menjadi sangat penting karena yang akan menentukan baik buruknya sosial budaya negeri kita. Jangan sampai globalisasi mengubah prilaku kita akan budaya dan meracuni generasi negeri ini, hilangnya penerapan nilai-nilai sosial budaya sebagai perwujudan dari pancasila.

Sikap dan moral setiap generasi menjadi kunci paling utama dalam pembentukan karakter. Sebagai generasi millennial yang baik tentunya punya batasan dalam menggunakan teknologi, beretika dalam berselancar di media sosial dan tidak asal mengikuti framing media memberikan kritikan yang menyakiti hati orang lain padahal faktanya hal tersebut belum tentu salah dan benar, saling adu domba, dengan mudahnya menyebarkan aib orang lain dan hal tersebut menjadi sebuah tontonan untuk memuaskan kesenangan bagi oknum yang tidak bertanggung jawab.

Bjaksana dalam menyikapi teknologi, turut serta berkontribusi untuk memajukan Indonesia, Sebuah api tidak akan menyala jika tidak disulut, demikian pula dengan hal-hal negatif tidak akan hadir kecuali kita memberikan celah untuk masuk kedalam diri ini. Apa yang kita lihat secara terus menerus adalah hal yang akan mempengaruhi kita, oleh karena itu sibukkanlah hari-harimu dengan konten yang positif lingkungan yang mendukung agar tidak tersesat ke jalan yang salah.

Menjaga nilai-nilai budaya adalah kewajiban kita setiap generasi yang ada di Indonesia, sebuah bukti kecintaan terhadap dasar negara kita Indonesia yaitu Pancasila. Bukan memisahkan justru menyatukan, bukan menghilangkan justru membangun bukan pula menjadi racun namun sebagai penawar, mengambil keputusan yang bijaksana sebagai generasi millennial yang cerdas.

Mari kita bersama-sama tebarkan kebaikan mewujudkan agenda Indonesia emas di tahun 2024 oleh generasi millennial yang berkarakter dengan pemanfaatan teknologi ke arah lebih baik. 

***

*) Oleh: Isyfa Zahrotul Mufidah-Universitas Muhammadiyah Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES