Kopi TIMES

Merenung Menuju Indonesia Emas

Jumat, 04 Desember 2020 - 17:12 | 66.41k
Ahmad Fauzi, Mahasiswa Universitas Islam Malang, Fakultas Ilmu Administrasi, Jurusan Administrasi Publik, Anggota Rayon Al Fanani.
Ahmad Fauzi, Mahasiswa Universitas Islam Malang, Fakultas Ilmu Administrasi, Jurusan Administrasi Publik, Anggota Rayon Al Fanani.

TIMESINDONESIA, MALANG – Krisis moral sejatinya tidak pernah bila hal negatif yang terjadi, dianggap biasa. Pertanyannya mengapa hal ini bisa terjadi? Mungkin jawabannya ialah masyarakat telah bosan dipertontonkan dengan hal-hal negatif sehingga menganggap "memang sudah seperti itu".

Akhir-akhir ini ramai soal Habib Reziq. Mulai dari kedatangannya hingga terakhir beberapa hari yang lalu mengadakan acara maulid nabi dan pernikahan anaknya. Semua saling melempar, satu pihak mengatakan adanya izin dan arahan dari pemerintah setempat, di pihak lain menyatakan sebagai peringatan dan imbauan. Di satu tempat mengatakan peduli terhadap Covid-19 di tempat lain melakukan kegiatan yang kontra peduli Covid-19.

Kejadian tersebut mempelihatkan bahwa informasi yang ada bukan untuk dicerna atau direnungkan tapi disimpan sebagai persiapan untuk saling menyatakan pembenaran. Mengutip kalimat Sujiwo Tejo "Bangsa ini kebanyakan pagi, tapi kekurangan senja. Bangsa ini kebanyakan gairah atau semangat tetapi kurang perenungan" kira kira begitulah ucapannya.

Semua berlomba agar publik menilai ini baik dan itu buruk, semua berlomba mengatakan saya benar mereka salah. Tidak adakah ritual sejenak merenungkan apa apa yang telah dilakukan, jangan-jangan apa yang dianggap baik adalah buruk dan apa yang dianggap benar adalah salah.

Perlu dicatat bahwa mengakui kebaikan adalah baik, keburukan adalah buruk, kebenaran adalah benar dan kesalahan adalah salah, tidak sedikitpun menghilangkan harkat martabat seorang manusia. Maka, pemuda sebagai generasi masa depan harapan bangsa, mari bersama bangkit membangun negeri dengan melakukan apa yang seharusnya hari ini kita lakukan.

Sampaikan suara persatuan gaungkan kalimat-kalimat perdamaian, masing masing diri harus mampu membedakan mana yang patut untuk dicontoh dan mana yang tidak patut dicontoh, agar krisis moral tidak lagi terulang di masa mendatang. Dengan itu saya mengajak para pemuda untuk merenung sejenak, mari kita kembali mengingat, memahami dan sadar peran kita sebagai pemuda.

Setidaknya ada tiga peran pemuda yaitu Agent of Change (perubahan), Agent of Development (pembangunan), Agent of Modernizations (pembaharuan). Agent of change Artinya bahwa pemuda Indonesia sebenarnya memiliki peranan untuk menjadi pusat dari kemajuan bangsa Indonesia itu sendiri, dengan memulai perubahan dilingkungan sekitar ke arah yang lebih baik.

Kedua, agen of development yaitu bahwa pemuda memiliki peran dan tanggung jawab dalam upaya melancarkan atau melaksanakan berbagai macam pembangunan di berbagai macam bidang, baik pembangunan nasional maupun pembangunan daerah. Hal ini perlu untuk menjaga eksistensi bangsa Indonesia di kancah dunia, serta dapat memberikan kesan baik di mata dunia. Contoh dengan mengembangkan budaya yang ada di Indonesia kemudian memperkenalkannya pada kancah internasional.

Ketiga, agen of modernizations yaitu pemuda wajib memiliki kemampuan dalam menganalisa perubahan zaman yang pastinya memberi pengaruh besar pada daerah maupun bangsa Indonesia, sehingga dapat memilih mana yang memang perlu untuk dirubah dan mana yang seharusnya dipertahankan.

Mari kita renungkan sejenak, sejauh mana kita telah berusaha ikut serta membangun negeri, sehingga sebagai generasi penerus masa depan harapan bangsa mampu mewujudkan Indonesia Emas sebagai hadiah di satu abad Indonesia merdeka. Begitulah.

***

*) Oleh: Ahmad Fauzi, Mahasiswa Universitas Islam Malang, Fakultas Ilmu Administrasi, Jurusan Administrasi Publik, Anggota Rayon Al Fanani.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES