Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Catatan Pasien Covid 19; Terinfeksi Adalah Musibah, Bukan Aib

Jumat, 04 Desember 2020 - 14:07 | 37.25k
Moh. Amin, SE., M.SA, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (UNISMA).
Moh. Amin, SE., M.SA, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Hampir 1 tahun sudah, pandemi covid 19 mewabah di Indonesia. Berjuta manusia cemas dengan kehadirannya di bumi pertiwi, mulai dari kebijakan lockdown, PSBB, karantina mandiri, dan lain sebagainya untuk mengistilahkan kebijakan dalam rangka mengurangi angka penyebaran virus baru yang sangat berbahaya itu, yakni virus Corona, agar tidak dengan mudah menular kepada sesama manusia.

Kita semua tahu, bahwa semenjak kehadiran virus ini dampak terhadap kehidupan manusia sangat besar, ada yang bahkan sampai meninggal dunia karena terkena virus corona ini. Di indonesia sudah ribuan orang menjadi korban meninggal dunia atas keganasan virus corona ini dalam kurun waktu hampir 1 tahun semenjak virus ini di anggap mewabah di Indonesia.

Ancaman virus corona ini tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan manusia atau kematian seseorang saja, tetapi dampak ke sektor lain juga sangat terasa, termasuk salah satunya dampak sosial ekonomi. Bagiamana tidak,  ada sebuah fenomena yang muncul ketika virus ini melanda ke tubuh manusia, memang ancamannya kalau gak meninggal ya sembuh.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Pada saat seseorang baru dinyatakan positif terkena Covid 19 dan masih proses penanganan medis, konsekuensi alam mulai terasa yang harus diterima oleh keluarga pasien. Keluarga pasien covid yang ada di rumah mangalami pil pahit dengan mendapatkan perlakukan yang tidak seperti dia terima selama ini hidup di masyarakat, yakni para masyarakat di sekitar mulai menjauhi dan  mengasingkan diri dari keluarga pasien.

Hal ini semata-mata hanya karena masyarakat menganggap bahwa pasien yang terinfeksi covid-19 bukan sebagai musibah, akan tetapi lebih sebagi aib dan harus diasingkan. Disamping itu, bahwa seseorang yang terekena virus corona ini sebagai pembawa virus ke yang lainnya dan dianggap keluarga dari pasien  juga sebagai penyebar virus, sehingga di masyarakat keluarga pasien  yang terkena vitus corona sepertinya di asingkan dan dikucilkan dalam kehidupan bermasyarakat, bukan didekati malah di jauhi.

Memang masih ada sebagian masyarakat yang masih peduli terhadap sosial ekonomi keluarga tersebut walau dengan risiko tertularnya virus tersebut, itupun harus dilakukan dengan tidak ketemu langsung hanya sebatas melalui ponsel aplikasi whatshap (wa). Inilah dampak terberat bagi keluarga yang salah satu anggotanya ada yang terpapar positif covid 19, yakni tidak bisa bergerak bebas kemanapun untuk memenuhi kebutuhan keseharian mereka, kecuali harus isolasi dan  isolasi. Semoga dengan perjalanan waktu Allah akan segera mengangkat wabah virus corona ini dari bumi pertiwi Indonesia.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Moh. Amin, SE., M.SA, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES