Peristiwa Daerah

DPRD Bondowoso Minta Dikbud Anggarkan Penanganan Peninggalan Sejarah Majapahit di Pujer

Kamis, 03 Desember 2020 - 15:54 | 38.29k
Proses geolistrik dilakukan oleh tim dari ITS Surabaya dan BPCB untuk memastikan adanya struktur batuan di lokasi penemuan bata kuno yang diduga peninggalan Kerajaan Majapahit (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).
Proses geolistrik dilakukan oleh tim dari ITS Surabaya dan BPCB untuk memastikan adanya struktur batuan di lokasi penemuan bata kuno yang diduga peninggalan Kerajaan Majapahit (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – DPRD Bondowoso menyambut baik upaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Bondowoso, menggandeng ITS dan BPCB yang melakukan geolistrik di area penemuan bata kuno yang diduga peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit Desa Alas Sumur Kecamatan Pujer

Hasil dari geolistrik tersebut menyebutkan bahwa kesimpulan sementara, memang ada struktur bangunan di sana. Meski belum ditemukan jenis struktur bangunannya, apakah itu candi, pemukiman dan sebagainya. Namun areanya diperkirakan 100 meter lebih. 

Untuk itu Dewan meminta agar penelitian lebih lanjut bisa dianggarkan di tahun 2021. Agar bisa ditangani secepatnya.

"Tadi saya sudah disampaikan ke Plt Kadisdikbud. Agar ada strategi anggaran terkait dengan potensi situs Majapahit," jelas Wakil Ketua DPRD Bondowoso Sinung Sudrajat.

Hal itu kata dia, setidaknya di awal sudah bisa dilaksanakan. Apalagi ada peluang karena APBD tahun 2021 belum ditetapkan. "Masih ada ruang untuk menggeser anggaran. Tapi tak ada ruang untuk menambah," imbuhnya.

Pihaknya sudah sering menyampaikan, bahwa segala potensi yang membutuhkan keberpihakan anggaran dan itu bermanfaat bagi masyarakat secara luas. Pasti akan disupport penuh. 

"Tapi belum sampai relokasi. Kita tetap menaati panduan dari teman-teman BPCB," jelas Politisi PDI Perjuangan tersebut.

Sementara itu, Plt Kepala Dikbub Bondowoso, Haeriyah Yuliati mengatakan, siap mengawal kebudayaan sampai tuntas.

"Mudah-mudahan ini bisa menambah khasanah budaya yang ada di Kabupaten Bondowoso. Terutama pada kekayaan cagar budaya," paparnya.

Kalau selama ini Bondowoso sudah memiliki megalitikum. Maka dengan bertambahnya temuan ini, berarti peradaban terus bersambung. Dari peradaban megalitikum sampai ke peradaban sejarah Majapahit.

"Ini kan masih prediksi ya, apakah itu peninggalan Majapahit atau seperti apa. Tapi setidaknya kita di Kabupaten Bondowoso ini patut bangga karena kita kaya cagar budaya," paparnya.

Pihaknya berharap penanganan awal temuan sejarah di Bondowoso ini bisa lebih cepat dibandingkan dengan kabupaten lain.

"Karena kita tahu, bahwa apa yang kita miliki saat ini setidaknya diakui lah bahwa kita memilki khasanah budaya yang cukup beragam, untuk kita menuju ke UNESCO global geopark," paparnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Arkeolog BPCB Jatim memperkirakan bahwa dari hasil pengamatan langsung, dari segi ukuran, bata kuno tersebut bagian dari Majapahit. Adapun ukurannya, panjang 30 cm, lebar 17 cm dan ketebalan 5 cm. 

"Karena teknisnya gosok pasti susut. Ukuran aslinya kemungkinan panjang 32 cm, lebar 20-21 cm, dan tebal 6-7 centimeter. Ini merupakan ciri dari bata masa Majapahit," tegas saat turun langsung ke Bondwoso.

Selain ditemukan struktur bangunan peninggalan sejarah kerajaan Majapahit di Desa Alas Sumur Kecamatan Pujer Bondowoso itu, juga ditemukan keramik diduga peninggalan masa dinasti Yuan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES