Pendidikan

SMAM 10 Surabaya Jalin Kerja Sama Budaya dengan Yokosuka Gakuin Jepang

Kamis, 03 Desember 2020 - 14:11 | 50.46k
SMAM 10 Surabaya saat menggelar zoom penandatanganan kerjasama dengan Yokosuka Gakuin Elementary School Kanagawa dalam program Trevelling Tedy Project, Kamis (3/11/2020). (FOTO: Tangkap Layar Zoom)
SMAM 10 Surabaya saat menggelar zoom penandatanganan kerjasama dengan Yokosuka Gakuin Elementary School Kanagawa dalam program Trevelling Tedy Project, Kamis (3/11/2020). (FOTO: Tangkap Layar Zoom)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Bertepatan dengan hari Disabilitas Internasional yang tepat jatuh pada hari ini, Kamis (3/11/2020). SMA Muhammadiyah (SMAM) 10 Surabaya melakukan penandatanganan kerjasama dengan sekolah di Jepang yakni dengan Yokosuka Gakuin Elementary School Kanagawa.

Kerja sama SMAM 10 Surabaya dengan sekolah di Jepang itu ditandai dengan pertukaran maskot sekolah masing-masing. Dari SMAM 10 Surabaya mengirimkan maskotnya yakni Swiper dan Spartan ke Jepang sementara dari Yokosuka Gakuin Elementary School Kanagawa mengirimkan maskotnya yakni Senbei Tetsuo ke SMAM 10 Surabaya.

SMAM-10-Surabaya-2.jpg

Normalia selaku Koordinaror program inklusi SPAH (Sekolah Peduli Anak Hebat) SMAM 10 Surabaya menjelaskan bahwa nantinya masing-masing maskot akan diajak untuk mengenal budaya masing-masing negara. Program pertukaran budaya yang diberi nama Traveling Tedy Project itu, kata Normalia nantinya yang akan mengenalkan budaya Indonesia terutama Surabaya adalah Siswa Inklusi SMAM 10 Surabaya

"Projectnya itu travelling Tedy jadi exchange tapi maskot sekolahnya saja.  Harapannya ke depan itu bisa orangnya. Maskotnya yang disana dikirimkan ke sini, di sini dikirimkan ke sana nanti maskotnya kita kenalkan dengan daerah-daerah di Surabaya dan budaya-budaya Indonesia," jelas Normalia.

Nantinya, pengenalan budaya itu akan ditulis menjadi semacam diary perjalanan pengenalan budaya yang akan ditulis oleh siswa inklusi SMAM 10 Surabaya. Tujuannya melalui projek tersebut, siswa inklusi bisa belajar bahasa Ingris.

SMAM-10-Surabaya-3.jpg

"Untuk programnya travelling di Surabaya Kampung dolanan, tempat wisata di Surabaya nanti mereka membuat diary dalam bahasa Inggris Nanti dikirim melalui semacam website," ujar Normalia.

"Pertengahan Januari maskotnya dikembalikan lagi ke negara masing-masing sambil membawa oleh-oleh," tambahnya.

Kegiatan tersebut memang dilaksanakan di bulan Desember. Selama bulan Desember di Jepang banyak perayaan yang digelar.

Sementara Jumlah Siswa Inklusi di SMAM 10 Surabaya sendiri sebanyak kurang lebih 65 siswa dari lebih dari 800 siswa yang ada. Harapannya melalui pertukaran maskot itu selain ada pertukan budaya dan belajar bahasa inggris, nantinya juga akan ada pertukaran pelajar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES