Indonesia Positif

Belajar dari Proses Perdamaian di Afghanistan Bersama OIA UISI

Rabu, 02 Desember 2020 - 08:53 | 44.53k
Asef Ghofoory, B.A.,M.A pemateri dari Afghanistan yang sharing mengenai isu perdamaian.  (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)
Asef Ghofoory, B.A.,M.A pemateri dari Afghanistan yang sharing mengenai isu perdamaian. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, GRESIKOffice of Internasional Affairs (OIA) UISI menggelar webinar bertajuk, "Peace and Reconciliation Process in Afghanistan" Sabtu (21/11).

Webinar ini digagas sebab kekerasan di Afghanistasn masih belum usai. Terdapat 6.000 korban tewas dan terluka tahun ini akibat dari kekerasan di Afghanistan. Indonesia sebagai negara mayoritas muslim tentu tidak diam saja dengan kekerasan di Afghanistan yang masih berlangsung. 

Webinar  OIA UISI ini mengundang dua narasumber spesial. Arief Rachman MD, MM., MBA. selaku KBRI Afghanistan serta sebagai pemateri mengungkapkan bahwa banyak pihak yang ingin menguasai Afghanistan. "Kalau ingin mengusai dunia, kuasai Asia. Kalau ingin menguasai Asia, kuasai Asia Tengah. Di tengah-tengah itu ada Afghanistan. Apalagi ada jalur sutra itu sehingga diperebutkan dari timur hingga barat," ujarnya.

Indonesia sebagai negara yang juga mayoritas muslim, ikut berkomitmen dalam menggapai perdamaian di Afghanistan. Hal tersebut dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah pembentukan Afghanistan-Indonesia Women's Solidarity Network (AIWSN). Bukan hanya untuk mencapai perdamaian namun juga agar terjalinnya kemerdekaan wanita.

Asef Ghofoory, B.A.,M.A. selaku pemateri yang berasal dari Afghanistan menyatakan perempuan di negaranya tidak dengan bebas bisa bersekolah. Asef mengaku iri dengan keberagaman di Indonesia namun dapat hidup dengan rukun. “We want that such society,” ungkap dosen dari Departemen Jurnalis Universitas Kardan Afghanistan itu.

Harapan tersebut juga diungkapkan oleh Roostikasari Nugraheni, S.Hum., M.Med.Kom. selaku pembina OIA UISI. Sebagaimana prinsip kenegaraan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Sudah sepatutnya warganya peduli dengan isu perdamaian dan keberagaman budaya.

Pembina OIA UISI yang sering dipanggil Nunung tersebut membeberkan harapannya dalam mengadakan webinar kali ini, "kita ikut serta menumbuhkan serta mengajak generasi muda kita untuk bisa berempati dengan keadaan rekan sesama muslim di belahan dunia lain," tegasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES