Peristiwa Daerah

Bupati Lumajang Imbau Warga Tak Tinggalkan Pengungsian Gunung Semeru Meletus

Rabu, 02 Desember 2020 - 12:37 | 45.48k
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, saat mengunjungi lokasi pengungsian di Pos Pantau Gungungapi Semeru, di Gunung Sawur. (FOTO: P. Leksono for TIMES Indonesia)
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, saat mengunjungi lokasi pengungsian di Pos Pantau Gungungapi Semeru, di Gunung Sawur. (FOTO: P. Leksono for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LUMAJANGBupati Lumajang, Thoriqul Haq mengimbau warganya agar tetap bertahan di tempat pengungsian yang telah disediakan. Selain untuk mengantisipasi terjadinya guguran awan panas susulan, juga untuk mewaspadai bahaya sekunder Gunung Semeru meletus.

Pasca terjadi guguran awan panas pada Selasa (1/12/2020) lalu, Pos Pantau Gunungapi Semeru di Gunung Sawur, Candipuro menjadi lokasi pengungsian. Bagi warga sekitar yang ketakutan dan trauma melihat guguran awan panas Semeru.

Sayangnya, kondisi ini tidak berlangsung lama. Saat aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali reda, warga kembali ke rumah masing-masing. Mereka mengabaikan keselamatan diri dan lebih memilih menjaga keselamatan harta benda di rumah.

Padahal, aktivitas vulkanik gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih fluktuatif. Luncuran lava pijar terjadi hampir setiap saat. Sedangkan guguran awan panas dengan skala relatif besar, juga kerap terjadi meski tidak sebesar pada Selasa dini hari lalu.

Lumajang

“Memang di rekam pos pantau, saat ini menunjukkan mulai reda. Tapi kita tidak bisa pastikan apakah ini sudah benar-benar reda atau tidak. Mengacu pada pengalaman tahun 1994, ada letusan lagi setelah reda, di dua hari berikutnya. Jadi teman-teman di pos pantau Gunung Semeru ini paham betul kondisinya,” kata Thoriqul Haq, Rabu (2/12/2020).

Setidaknya ada beberapa tempat yang menjadi lokasi pengungsian bagi warga yang tinggal di sekitaran Gunung Semeru. Di antaranya, lapangan kamar kajang, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro dan Balai Desa Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

Sampai saat ini, sebagian warga sudah kembali ke rumah masing-masing. Sebagian lagi masih bertahan di tempat pengungsian. Pengungsi yang memilih bertahan, mengaku takut dengan kondisi Semeru yang masih mengeluarkan material vulkanik.

“Kami mengungsi ke sini karena takut, hujan abunya lebat banget, seperti hujan air, tidak kelihatan. Selepas subuh kami naik ke sini mengungsi,” kata salah satu warga, Pujiati.

Sebagai informasi, berdasarkan pengamatan petugas Pos Pantau Gunungapi Semeru di Gunung Sawur, Candipuro, Kabupaten Lumajang, guguran awan panas terakhir terjadi pada Rabu (2/12/2020) dini hari tadi, sekitar pukul 03.00 WIB. Guguran awan panas dari Gunung Semeru meletus ini jarak luncurannya  mencapai 2 km dari kawah Jonggring Saloko. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES