Peristiwa Internasional

PBB: Covid-19 Meningkatkan Kebutuhan Kemanusiaan Pada 2021

Rabu, 02 Desember 2020 - 02:22 | 65.11k
Mark Lowcock mengatakan permintaan terbesar untuk pendanaan adalah untuk krisis Suriah dan limpahannya. (Foto: THE CANADIAN PRESS/AP, Keystone - Salvatore Di Nolfi)
Mark Lowcock mengatakan permintaan terbesar untuk pendanaan adalah untuk krisis Suriah dan limpahannya. (Foto: THE CANADIAN PRESS/AP, Keystone - Salvatore Di Nolfi)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pandemi Covid-19 membuat jumlah orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan ke level tertinggi. Menurut PBB, secara dramatis meningkatkan peringkat kemiskinan ekstrem hanya dalam satu tahun.

Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, kata dia satu dari 33 orang akan membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, air dan sanitasi pada 2021. Itu terpantau semakin meningkat 40 persen dari tahun ini.

Data PBB menunjukkan, sekitar 235 juta orang di seluruh dunia, dengan konsentrasi di Suriah, Yaman, Afghanistan, Republik Demokratik Kongo dan Ethiopia, dalam kondisi sedang membutuhkan bantuan lembaga internasional.

“Krisis masih jauh dari selesai, anggaran bantuan kemanusiaan menghadapi kekurangan yang mengerikan karena dampak pandemi global terus memburuk," kata Antonio dalam sebuah pernyataan dilansir dari Aljazeera, Selasa (1/12/2020).

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan pihaknya berharap dapat menjangkau 160 juta dari orang-orang itu.

"Gambaran yang kami buat tahun ini adalah perspektif paling suram dan tergelap tentang kebutuhan kemanusiaan yang pernah kami buat, dan itu karena pandemi telah menuai pembantaian di negara-negara paling rapuh dan rentan di planet ini,” kata kepala kemanusiaan PBB Mark Lowcock, yang mengepalai OCHA.

Lowcock mengatakan Yaman, di mana "kelaparan skala besar" merupakan terbesar, menghadapi masalah yang paling serius, terutama sebagai akibat dari penurunan dana dari negara-negara Teluk yang dulunya merupakan pendonor utama.

Kekurangan tersebut telah menyebabkan pemotongan program bantuan dan penutupan klinik. Krisis Suriah - dan penyebarannya ke negara-negara tetangga di mana jutaan warga Suriah melarikan diri untuk menghindari konflik adalah subjek seruan terbesar untuk pendanaan, menurut Lowcock.

“Ini semua menghantam orang-orang termiskin di negara-negara termiskin yang paling parah,” katanya.

"Bagi yang paling miskin, mabuk akibat pandemi Covid-19 akan berlangsung lama dan keras," pungkas kepala kemanusiaan PBB Mark Lowcock. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES