Peristiwa Daerah Bencana Nasional Covid-19

Kisah di Balik Dapur Rumah Sakit Khusus Pasien Covid-19 Kota Kediri

Selasa, 01 Desember 2020 - 18:51 | 45.51k
Petugas dapur rumah sakit Kilisuci khusus pasien covid 19 sedang siapkan makanan kepada pasien covid 19.(1/12/2020)
Petugas dapur rumah sakit Kilisuci khusus pasien covid 19 sedang siapkan makanan kepada pasien covid 19.(1/12/2020)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Tim gizi harus memerhatikan menu diet untuk memastikan gizi terpenuhi sekaligus memerhatikan penyakit penyerta pasien. Pujian dan kritikan kerap kali diterima oleh tim gizi, tak terkecuali di rumah sakit khusus Covid-19 Kota Kediri.

"Tugas tim gizi adalah memesan makanan, menentukan siklus menu/perencanaan menu, dan labeling karena ada beberapa pasien yang punya menu khusus diet karena penyakit bawaan," kata Indra Widayati, Tim Gizi RS Kilisuci, rumah sakit khusus Covid-19, Selasa (1/12/2020).

Tim gizi memastikan makanan tersedia untuk 38 pasien yang dirawat dan 64 orang staf medis yang menangani. Makanan diberikan 3 kali sehari ditambah 2 kali snack. Menu tim medis dan pasien sama sebab tim medis juga membutuhkan TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein). 

Selain kecukupan dalam hal jumlah, jenis makanan juga dipantau oleh tim gizi. Pasien dengan penyakit penyerta menjadi fokus tim gizi untuk memastikan makanan yang disajikan sesuai dengan dietnya.

Hal ini yang terkadang tidak mudah sebab pasien kerap kali komplain karena makanan menjadi tidak enak atau menunya sedikit. 

"Tugas ahli gizi adalah memberikan konseling ke pasien dan keluarga yang diet agar paham makanan makanan apa yang boleh dan tak boleh dikonsumsi pasien," tambah Indra.

Kisah komplain ini juga dirasakan oleh Rofianus Sundu Siyah, katering yang menyediakan menu yang sudah disusun oleh ahli gizi.

Indra mengatakan bahwa tim gizi menyediakan makanan dengan memesan katering karena di RS Kilisicu tidak ada tenaga masak dan ruang yang khusus yang bisa digunakan sebagai dapur untuk menyiapkan makanan. 

"Karena beberapa pasien ada yang menelepon saya langsung, kenapa kok menunya hanya kayak gini. Atau jumlahnya terlalu sedikit, mereka komplain," kata Rofi.

Ada yang mengira pelit, padahal itu sesuai dengan menu ahli gizi harus mengurangi jumlah asupan atau kadang harus menghindari makanan tertentu.

Kini pasien paham dan kerap kali tim ahli gizi dan katering mendapatkan pujian. Agar tidak bosan, tim gizi menyusun menu berbeda selama 10 hari. Selama itu pasien dirawat di RS Kilisuci. Pada hari ke-11 biasanya mereka sudah diperbolehkan pulang. Pada hari ke-11 menu kembali seperti awal.

Menurut Fauzan Adima, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Kediri mengatakan bahwa pasien yang dirawat di RS Kilisuci yang kondisinya sehat atau gejala ringan. "Perawatan maksimal 10 hari, setelah itu boleh pulang untuk melakukan isolasi mandiri," kata Fauzan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES