Kopi TIMES

Positive Thinking

Selasa, 01 Desember 2020 - 09:15 | 61.08k
Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang.
Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Beberapa bulan belakangan ini, kita mengalami banyak perubahan pola hidup dan cara berfikir.

Dulu suka silaturrahmi, sekarang harus dikurangi

Dulu kita suka bersalaman, sekarang berusaha dihindarkan

Dahulu kita bisa dekat, sekarang harus berjarak

Dahulu kita lebih sering berfikir baik, sekarang menjadi agak curiga terhadap orang lain

Kita yang dulu terbuka, sekarang ini menjadi lebih tertutup.

Pendek kata, diakui atau tidak,  sekarang ini kita lebih sering curiga kepada orang lain, lebih sering cemas dan khawatir akan terjadinya sesuatu pada diri kita.

Kekhawatiran, kecemasan, dan fikiran yang negatif inilah sebetulnya yang merugikan kita semua. Menurut cendekiawan Islam yang juga ahli ilmu kedokteran (Ibnu Sina), kecemasan yang berlebihan itu adalah separo dari imunitas tubuh. Semakin kita khawatir, sebetulnya daya imun kita juga akan makin menurun.

Terhadap situasi ini, maka ada baiknya kita merenungkan nasehat Imam Ghozali dalam kitab Ihya' Ulumuddin tentang pentingnya kita berprasangka baik kepada Allah swt atas segala ketentuannya dan juga berprangka baik kepada sesama manusia. Bahwa ketentuan Allah swt adalah ketentuan terbaik yang kita tidak mesti tahu makna dibalik sebuah kejadian. Allah swt juga tidak akan memberikan sesuatu yang melebihi kuasa manusia itu sendiri.

Dalam surat alhadid 22-23 :

Tidaklah ada musibah yang terjadi, kecuali sudah ditetapkan oleh Allah swt. 

Diingatkan agar tidak putus asa atas apa yang hilang dari dirimu.

Sikapi secara tepat.

Jangan juga bangga dan sombong. Allah tidak suka pada orang yang sombong.

Oleh karena itu, terhadap situasi sekarang ini, kita tidak perlu berprasangka buruk, akan tetapi berprasangka baik dengan tetap mencari jalan keluar yang terbaik. Inilah yang bisa jadi lebih tepat dari kata POSITIVE THINKING

Cara sederhana yang bisa kita lakukan : Pertama, 

Ihtiyar secara sungguh sungguh 3M (selalu memakai masker, berusaha menjaga jarak, rajin cuci tangan) untuk menghindari Covid19. Kedua,

Ihtiyar perubahan pola dalam bersilaturahmi dengan mengurangi frekuensi untuk bertatap muka secara langsung dan pertemuan pertemuan di ruang tertutup. Saatnya sekarang menggunakan dan mengoptimalkan aplikasi pertemuan, seperti google meet, zoom, google classroom, dan lain sebagainya. Keempat, 

Ihtiyar secara optimal dengan prinsip kehati-hatian memperhatikan protokol kesehatan. Tidak kalah pentingnya juga untuk selalu berfikir positif bahwa situasi sekarang ini adalah cara Allah swt untuk mengingatkan ummat manusia karena mulai banyak yang lupa, dengan melanggar ketentuan dan banyak meninggalkan / mengabaikan kewajiban. Keenam,

tetap semangat menjalani hidup yang adaptif, produktif, kreatif, dan inovatif. Jangan sampai situasi sekarang ini membuat kita lemah dan pasrah. Akan tetapi tetap menghasilkan karya yang bermanfaat, meski situasinya darurat.

Pesan akhirnya: 

JANGAN PUTUS ASA

JANGAN BERBURUK SANGKA

YAKINLAH PASTI ADA JALAN TERBAIK (*)

***

*) Penulis Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES