Ekonomi

Arzeti BiIbina: Masyarakat Harus Ikut Mengawasi Peredaran Obat dan Makanan

Senin, 30 November 2020 - 15:51 | 41.46k
Anggota komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina, SE, M.A.P, bersama  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) saat mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pengawasan obat dan makanan. (Foto dokumen Arzeti Bilbina)
Anggota komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina, SE, M.A.P, bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) saat mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pengawasan obat dan makanan. (Foto dokumen Arzeti Bilbina)

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Anggota komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina, SE, MAP, menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pengawasan obat dan makanan.

Acara sosialisasi digelar dalam rangka reses Anggota DPR dari Dapil I Surabaya-Sidoarjo ini diselengarakan di SMK Ma'arif, Sidoarjo. Hadir dalam kesempatan tersebut narasumber dari Kepala Bidang Pengujian BPOM Surabaya Dra. Puryani M.Si, perwakilan dari BPOM Pusat Ibu Nursa'adah M.Si dan pihak guru serta siswa.

Para peserta tampak sangat antusias mendengar pemaparan materi yang disampaikan politisi dari partai PKB ini. Arzeti mengatakan, Dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai memutus mata rantai Covid.

“Kesempatan bertemu dengan masyarakat, kita sebagai kepanjangan tangan pemerintah untuk memutus mata rantai covid. Kita juga mensosialisasikan keluarga kita agar menjaga sehat,” kata Arzetti, Senin (30/11/2010).

Wanita yang juga dikenal sebagai artis dan peragawati ini menambahkan jika sosialisasi ini, bertujuan bagaimana kita menjadi masyarakat cerdas, untuk bukan hanya diri kita, namun untuk keluarga dan lingkungan kita.

“Agar kita bisa memahami memilih obat yang baik dan juga makanan. Jangan sampai kita memilih makanan salah, dan masyarakat harus mengetahui makanan yang sehat itu seperti apa. Makanan yang tidak ada bahan pengawet ataupun bahan yang dilarang semacam borax,” ujarnya.

Setiap keluarga juga harus mulai membiasakan mengkonsumsi makanan sehat, mengkonsumsi vitamin dan berolahraga untuk meningkatkan imunitas tubuh, serta memilih obat yang tepat ketika sakit. Lalu bila kita atau anggota keluarga kita sakit. Kemudian, Ia juga menyampaikan tips cara mendapatkan obat yang aman.

Beli obat di sarana pelayanan kesehatan/kefarmasian resmi. Beli obat keras harus menggunakan resep dokter. Hati-hati penawaran online dari sumber dan keaslian yang tidak diketahui. 

"Beli obat dan vitamin secukupnya dan  jangan lupa selalu cek KLIK (Kemasan, Label, Izin edar, Kadaluarsa)," kata tambahnya.

"Sayangnya, tips penting tersebut belum banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik pada diri sendiri maupun untuk keperluan keluarga karena kurangnya awareness kita," jelasnya

Kepala Bidang Pengujian BPOM Surabaya Dra. Puryani M.Si menambahkan jika untuk mewujudkan obat dan pangan yang aman. Badan POM menerapkan system pengawasan 3 pilar.

“Tiga pilar tersebut BPOM (Pemerintah), Masyarakat dan Industri,” ungkapnya.

Dijabarkan oleh Puryani, Pemerintah melalui pengawasan sebelum dan setelah produk pangan beredar. Masyarakat harus cerdas dalam memilih produk pangan yang akan dikonsumsi serta dalam menyikapi informasi yang beredar. Sementara itu pihak Industri harus menjamin mutu, manfaat dan khasiat pangan yang dihasilkan dengan menerapkan cara produksi yang baik.

"Untuk itu, Sebagai komitmen dalam mendukung Sosialisasi untuk melindungi diri dan keluarga dengan memilih obat yang aman, berkhasiat dan bermutu, Badan POM bekerjasama dengan Komisi IX DPR RI terus menggalakkan kegiatan Komunikasi, Edukasi, dan Informasi kepada masyarakat, terutama dalam mensosialisasikan  pentingnya nomor ijin edar, logo obat, bahayanya membeli obat bukan di apotek atau toko obat (untuk obat bebas) dan bahayanya membeli obat keras tanpa resep dokter dan bahayanya obat kadaluarsa," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES