Kopi TIMES

Belajar dari Pernyataan KH Said Aqil Siradj 

Senin, 30 November 2020 - 08:20 | 127.05k
Noor Shodiq Askandar
Noor Shodiq Askandar

TIMESINDONESIA, MALANG – Mulai hari kemarin jagat maya dipenuhi dengan berita tentang beberapa tokoh yang diduga dan dipastikan terkena covid19. Virus ini mampu menyerang siapa saja tanpa pandang bulu.

Mulai dari anak2, remaja, dewasa, hingga lanjut usia. Mulai dari masyarakat biasa, tokoh lokal, regional, nasional, bahkan internasional. Semuanya punya kemungkinan yang sama untuk terkena virus Covid19.

Oleh karena itu, tidak perlu tokoh atau bukan, tidak perlu anak ataupun dewasa, semua harus berihtiyar yang sama agar bisa terhindar dari bahaya.

Namun demikian, manusia hanyalah berusaha dan Allah swt jualah yang punya kehendak siapa siapa yang akan terkena. Ihtiyar wajib dilakukan, karena memang hakekatnya semua ummat manusia diwajibkan untuk berusaha seoptimal mungkin, dan kemudian menerima dengan baik segala ketetapanNya (tawakkal). Barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah swt yang akan memenuhi segala kebutuhannya (man yatawakkal alalloh, fahuwa chasbuhu). 

Beberapa tokoh di Indonesia pun tak luput dari serangan bahaya Covid19, meski saya yakin beliau beliau sudah sangat hati hati dan berihtiyar secara optimal. Yang menarik dengan situasi ini, adalah bagaimana para tokoh itu mensikapinya.  Ada yang bersembunyi dan merahasiakan, ada yang menyampaikan dengan samar samar, dan ada pula yang berterus terang.

Saya secara pribadi menghormati pilihan tersebut, akan tetapi menghargai dengan tokoh yang berterus terang.

Setelah ning Fatma (istri Gus Ipul), hari ini kita mendapat contoh yang baik dari Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siradj (SAS) yang secara jujur menyampaikan kondisi beliau yang terkena covid19. 

Pesan menarik dari KH SAS adalah terkena covid19 bukanlah aib melainkan taqdir Allah swt yang harus dijalani dan diihtiyarkan pengobatannya agar dapat melalui dengan baik dan segera diberikan kesembuhan oleh Allah swt.

Ya sebuah kejujuran yang kini menjadi barang lumayan langka. Ini adalah implementasi ajaran Rasulullah saw yang juga dicontohkan dalam kehidupan sehari hari sampai akhir hayat.

Dengan kejujuran ini, tentu diharapkan masyarakat makin terbuka dan koperatif agar pemerintah ataupun fihak yang berkompeten  dapat mengambil langkah antisipatif dan tindakan medis yang diperlukan agar keadaan menjadi lebih baik.

Semoga Allah swt memberikan rahmatnya kepada kita semua dan segera pula memberikan kesabaran dan kesembuhan bagi yang terkena covid19, khususnya kepada KH Said Said Aqil Siradj yang kita cintai, hormati, dan taati.(*)

Noor Shodiq Askandar

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES