Ekonomi UMKM Tangguh

Ibu-Ibu Kelurahan Ngaglik Produksi Kain Jumput Pewarna Alami

Minggu, 29 November 2020 - 23:40 | 83.85k
Ibu-ibu memamerkan karyanya yang menjadi produk khas Kelurahan Ngaglik. (Foto: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Ibu-ibu memamerkan karyanya yang menjadi produk khas Kelurahan Ngaglik. (Foto: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
FOKUS

UMKM Tangguh

TIMESINDONESIA, BATU – Satu lagi produk khas Kota Batu muncul. Kali ini Ibu-ibu warga Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur memproduksi kain jumput yang diberi pewarna alami. Tidak hanya bentuk karyanya yang menarik untuk dimiliki, proses pembuatan kain khas Kelurahan Ngaglik ini cukup unik.

Pasalnya, proses pewarnaan yang dilakukan tidak menggunakan pewarna kimia namun menggunakan pewarna alami.  Seperti kayu, kulit kayu dan daun, kulit kayu yang digunakan seperti kayu Mahoni, Sono dan Mengkudu.

Kain-Jumput-2.jpg

Kalau kayu yang digunakan adalah kayu nangka, secang dan kelapa. Sementara itu, pewarna alami dari buah diambil dari buah Murbei, Apukat, buah Naga, sedangkan daun seperti daun Brambang, daun Jati, daun Jambu, daun Mangga dan daun Pandan. Hasil warna yang dikeluarkan berwarna  kuning, coklat, merah saga, hijau dan ungu.

Prosesnya pun dilakukan dengan cara manual tanpa mesin karena dengan telaten ibu-ibu warga Kelurahan Ngaglik ini menumbuk atau merajang bahan-bahan alami ini. Ada juga bahan yang direbus untuk mengeluarkan warna.

Agar warna awet, ibu-ibu menggunakan pengikat warna agar tidak luntur. Caranya dengan menggunakan larutan tawas, gamping kapur atau larutan tunjung. Usaha kelompok warga ini dimulai sejak dilatih membuat kain bermotif lipat jumput di Pendopo Kelurahan Ngaglik beberapa waktu lalu.

Kain-Jumput-3.jpg

Lurah Ngaglik, Edwin Yogaspatra Harahap SSTP mengatakan pelatihan ini dilakukan agar Kelurahan Ngaglik memiliki produk unggulan khas dan bisa memberikan penghasilan tambahan untuk ibu-ibu warga Kelurahan Ngaglik.

"Saya berharap Ngaglik ini bisa andil dalam pengembangan produk unggulan sebagai elemen wisata di Kota Batu, " ujar Edwin Yogaspatra Harahap.  S. STP,  kepala kelurahan Ngaglik.

Lebih lanjut dikatakan bahwa perajin kain bermotif ini nantinya akan diterbitkan surat keputusan Kelompok Masyarakat.  Sudah ada kesepakatan, ibu-ibu ini akan membentuk Kelompok Masyarakat kain bermotif Lipat jumput KEMBANG TANJUNG.

"Ibu-ibu sepakat nama kelompoknya adalah KEMBANG TANJUNG. Mengingat di wilayah Ngaglik ada Belik (Sumber Air) Tanjung yang melegendaris dan di sana dulu tumbuh pohon tanjung, " ujar Syamsu, Penggagas Kelompok Masyarakat Kain bermotif lipat jumput warna alami, sekaligus sebagai pendamping ibu-ibu selama pelatihan.

Melihat hasil kreatifitas ibu-ibu Kelurahan Ngaglik membuat kain bermotif lipat jumput warna alami, banyak lembaga di kelurahan maupun di kota yang  sudah memesan produk untuk pengadaan seragam. Bahkan beberapa hotel di Kota Batu juga ada yang memesan untuk paket oleh-oleh di hotelnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES