Peristiwa Daerah

Nonot Sukresmono Yakin Gubernur Jatim Khofifah Tak Urusi Kampanye Pasca Kunjungan AHY 

Minggu, 29 November 2020 - 20:21 | 35.29k
Budayawan Jatim dan tokoh masyarakat Surabaya Nonot Sukresmono, Minggu (29/11/2020). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Budayawan Jatim dan tokoh masyarakat Surabaya Nonot Sukresmono, Minggu (29/11/2020). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Dua petinggi partai politik secara bergantian menemui Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi. Yakni Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan. 

Selain silaturahmi, mereka juga melakukan konsolidasi kemenangan di Pilkada Surabaya. Dugaan yang muncul, kunjungan itu juga bermaksud agar Gubernur Khofifah mendukung calon yang mereka usung yakni pasangan Machfud Arifin-Mujiaman. 

Bahkan beredar kabar jika AHY berharap agar Khofifah mengkampanyekan Machfud terutama 12 hari terakhir di masa krusial jelang pencoblosan. 

Harapan AHY ingin mensinergikan antara kesuksesan Partai Demokrat mengusung Khofifah sebagai gubernur dan pemimpin di Surabaya. Banyak yang menduga jika kedatangan AHY adalah bentuk upaya 'menagih' janji kepada Khofifah. Meskipun kabar tersebut telah dibantah oleh Wagub Jatim Emil Dardak. 

Budayawan Jatim Nonot Sukrasmono menyoroti kunjungan beruntun ini. Mengingat Khofifah saat ini sudah menjadi pejabat publik dan menjadi milik masyarakat Jatim sebagai simbol negara dalam sekup provinsi. 

"Lha simbol negara ini tentunya harus netral. Silahkan mereka ketika kampanye dukungan partai-partai manapun dan itu wajar. Dan ketika sudah jadi gubernur, berarti otomatis dia adalah milik masyarakat," ungkap Nonot, Minggu (29/11/2020). 

Maka, jika sudah menjadi milik masyarakat, artinya tidak bisa diseret pada ranah dukung mendukung pada salah satu Paslon. 

Kendati ada celah aturan yang memungkinkan atau membolehkan bahwa kepala daerah bisa berkampanye asal mengajukan cuti. Maka, misal Khofifah-Emil kemudian cuti untuk mendukung Machfud, jelasnya, akan ada kekosongan pemerintahan. 

"Kalau dua-duanya cuti antara gubernur dan wagub sama-sama cutinya kan ada kekosongan pemerintahan di situ," tegas tokoh masyarakat Surabaya ini.

Lalu apakah demi mengkampanyekan Machfud, Khofifah sampai harus melakukan cuti? 

"Saya kira enggaklah. Gubernur Khofifah ini banyak yang harus ditangani. Tidak urusan dukung mendukung lah. Covid-19 aja belum beres apalagi urusan carut marut ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Itu aja Khofifah cukup sibuk. Belum nanti ngurusi masyarakat bawah yang butuh pasokan sembako dan lain sebagainya," paparnya. 

"(Gubernur Jatim Khofifah) lebih penting ngurusi masyarakat Jatim daripada ngurusi kampanye. Hanya untuk dukung mendukung salah satu Paslon," tuntas Budayawan Jatim Nonot Sukresmono. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES