Peristiwa Daerah

Kasus Penderita Diabetes Melitus di Kota Bontang Terus Meningkat

Minggu, 29 November 2020 - 18:32 | 54.33k
Kepala Dinas kesehatan Bontang, dr Bahauddin. (Foto: Dok Bontangkota)
Kepala Dinas kesehatan Bontang, dr Bahauddin. (Foto: Dok Bontangkota)

TIMESINDONESIA, BONTANG – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dr Bahauddin mengatakan angka kunjungan penderita diabetes melitus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun lalu jumlahnya tercatat 4.318. Padahal angkanya pada 2018 masih berada di 3.905.

Faktor risiko yang bisa dimodifikasi sebagai sumber utama dari penyakit ini berkaitan erat dengan gaya hidup. Mulai dari enggan mengonsumsi buah dan sayur, gemar memakan makanan dengan kadar gula dan garam tinggi, minimnya aktivitas fisik ringan, hingga kecanduan merokok.

“Kebanyakan sekarang manusia suka mengonsumsi yang instan. Tetapi itu menyehatkan atau tidak, justru mereka tidak mempermasalahkannya,” kata Bahauddin.

Diketahui, penyakit ini merusak bagian pankreas manusia. Sehingga tidak dapat menghasilkan hormon insulin. Akibatnya kadar gula dalam darah menjadi meningkat.

Saat ini, Dinkes pun telah melakukan tiga tahapan untuk menekan angka penderita diabetes melitus. Terkait pencegahan, organisasi perangkat daerah (OPD) ini telah melakukan promosi kesehatan. Bentuknya dengan pemberian edukasi terhadap pasien yang dilakukan oleh dokter di Puskesmas.

Selain itu, masyarakat juga dilakukan screening di usia produktif yakni 15-59 tahun. Biasanya dilakukan di pos pembinaan terpadu (Posbindu). Jika terdapat diagnosis penyakit itu maka langsung dirujuk ke faskes selanjutnya. Terakhir, langkahnya berupa pengobatan. 

Bahauddin menuturkan pengobatan sifatnya hanya membantu memperbaiki pankreas. Namun, ia menyebut bila gaya hidup tidak terjaga, otomatis organ tubuh tersebut bisa rusak kembali. "Terpenting adalah pola hidup dan makan,” tuturnya.

Namun, jika tidak diobati maka diabetes melitus ini dapat merusak organ tubuh lainnya. Seperti kerusakan mata berupa katarak atau gagal ginjal. “Penyakit ini tidak ada istilah sembuh. Jadi hanya kadar gula darahnya terkendali,” ungkapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES