Komunitas di Bondowoso Bangkitkan Literasi dengan Menulis Buku Kroyokan

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Dalam rangka membangkitkan budaya literasi, sejumlah pemuda yang tergabung dalam Forum Aktif Menulis Bondowoso (FAMBO) menulis buku 'Kroyokan' atau bersama. Yakni sebuah karya essai tentang Bondowoso.

Buku tersebut ditulis secara bersama-sama oleh sejumlah orang dan dijadikan satu buku. Atau bisa juga disebut semacam bunga rampai.

Buku itu nanti akan diberi judul ‘Yang Tak Kuizinkan Hilang. Sejarah, Tradisi, Budaya dan Agama di Bondowoso’.

Kegiatan menulis bareng buku itu diinisiasi oleh beberapa orang. Salah satunya Taufik Hidayat, pemilik kafe Library yang berada di Desa Poncogati, Curahdami. 

Bahkan puluhan remaja, anak-anak, hingga orang tua pun turut serta dalam pelatihan membuat tulisan essai tersebut.

Salah seorang inisiator, Taufik mengatakan, pihaknya mencoba memandu semua elemen untuk menghasilkan tulisan.

"Nantinya dikumpulkan dan diterbitkan menjadi buku. Kegiatan ini baru pertama kalinya dengan peserta semua kalangan, alias umum,” paparnya.

Salah seorang pegiat literasi, Mohammad Hairul mengatakan, pihaknya mencoba membuat tulisan essai. Mengenai sejarah, tradisi, dan budaya yang ada di Bondowoso. 

"Tulisan essai itu tidak terlalu kaku dan harus ada pengantar yang bagus serta semenarik mungkin. Juga ada bagian deskripsinya,” jelasnya.

Para peserta yang menjadi bagian tersebut, nanti akan menjadi satu wadah. Yakni Forum Aktif Menulis Bondowoso (FAMBO).

Sementara untuk judul buku dan tema kata dia, sudah ditentukan. Hal itu untuk melestarikan budaya Bondowoso agar tetap terjaga oleh generasi selanjutnya. 

"Karena ini sudah menjadi warisan yang ada di tengah-tengah masyarakat,” imbuh guru SMPN 1 Bondowoso tersebut.

Para peserta pun diberi waktu sepekan untuk menyelesaikan tulisannya. Dan di pekan selanjutnya, sudah akan langsung proses menerbitkan buku dan launching serta bedah buku tersebut. 

“Ini bisa menjadi yang pertama di Bondowoso. Menghasilkan sebuah karya buku tentang Bondowoso dari tulisan banyak orang yang dikumpulkan menjadi satu,” jelas alumnus Universitas Jember tersebut terkait upaya membangkitkan budaya literasi, khusunya di Bondowoso. (*)