Peristiwa Nasional 3M Lawan Covid

Layani Penerbangan di Era New Normal, Garuda Indonesia Andalkan HEPA Filter dan 3M 

Kamis, 26 November 2020 - 16:25 | 39.71k
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto: Dok.TIN)
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto: Dok.TIN)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setalah melewati masa terpuruk pada April-Mei 2020 akibat pandemi, maskapai Garuda Indonesia kini kembali mendapatkan kembali penumpang yang harus terbang untuk berbagai kepentingan. 

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menyampaikan berbekal riset pihaknya mencoba mencari solusi yang tepat untuk tetap terbang dengan tetap menjaga protokol kesehatan, sehingga penumpang merasa aman dan percaya diri. Penumpang kembali meningkat sejak Juni meski masih belum pulih sampai sekarang.  

Irfan menyampaikan selain kewajiban memakai masker sepanjang perjalanan bahkan ketika memasuki toilet, pengaturan jarak penumpang dijadikan salah satu andalan.  Penerapan ini menjadi solusi agar Garuda Indonesia mulai mendapatkan kembali penumpang, setelah mengalami penurunan jumlah penumpang lebih dari 90 persen.

“Kalau Anda duduk di ekonomi di tengahnya kosong, kalau Anda duduk di business class sebelahnya kosong,” Kata Irfan dalam talkshow Live Instagram Katadata bertajuk Industri Penerbangan Bisa Bernapas Kembali. Penumpang hanya boleh berdekatan jika berasal dari satu keluarga dan tinggal di alamat yang sama.  Jaga jarak juga diberlakukan saat penumpang akan memasuki dan meninggalkan pesawat.

Irfan menyampaikan sampai hari ini Garuda Indonesa mendapatkan penghargaan dari Travel Barometer sebagai salah satu penerbangan di dunia. Hal ini karena dianggap aman karena kita menerapkan itu distancing, dan feedback dari para penumpang juga mengatakan nyaman karena berjarak. Travel Barometer merupakam sebuah lembaga independen yang mengaudit dan menilai aspek standar dalam penerapan protokol standar serta keamanan maskapai global. 

Garuda disebut Barometer menjadi salah satu maskapai di dunia dengan tingkat keamanan dan penerapan protocol kesehatan terbaik dunia.  Irfan menambahkan, Garuda juga mengkampanyekan sistem pengamanan sirkulasi udara dengan sistem HEPA yang selama ini sudah diterapkan namun tidak cukup diketahui publik. 

“Jadi di pesawat itu sirkulasi udaranya vertical nggak kayak kita di sini udara ke mana-mana udara, vertikal disedot setiap dua hingga tiga menit sekali, filter HEPA itu mematikan virus dan bakteri, dan kita menerapkan prosedur disinfektan secara rutin,” jelas Irfan. 

Filter HEPA menyaring kadar udara yang ada di kabin hingga 99,9 persen menjadi udara murni dan bisa dihirup di kabin. Kata Irfan, sistem filter yang sama juga berlaku untuk penerbangan murah anak perusahaan Citilink.  

Ada beberapa perubahan layanan yang dilakukan di Garuda, antara lain dengan meniadakan bahan bacaan cetakan karena dikhawatirkan menjadi medium penyebaran virus. 

“Makanan juga kita sediakan dengan cara berbeda, kita nggak seduhkan lagi minuman, kelihatannya nggak sopan tapi penumpang harus memahami,” tambahnya.

Selain kepada penumpang, awak kabin juga harus menerapkan secara ketat protokol kesehatan dan pemeriksaan kesehatan sebelum terbang. Awak kabin juga harus mengurangi interaksi dengan penumpang. 

“Protokol kesehatan, yang sudah kita implementasikan akan kita impelentasikan terus, termasuk menjelang liburan akhir tahun,” kata Irvan yang juga berpesan kepada penumpang Garuda Indonesia agar tetap menerapkan 3M agar terbang bisa berlangsung aman. 

Berbagai pihak terus dan Satgas Covid-19 terus mengingatkan masyarakat agar tetap menjalankan protokol kesehatan 3M, memakai maskers, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun. Penerapan 3M menjadi vaksin alami Covid-19, sampai vaksin medis bisa didapatkan oleh mayoritas penduduk dunia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES