Prestasi Kesehatan Kabupaten Malang dalam Refleksi HUT ke-1260
Kamis, 26 November 2020 - 16:27 | 30.56kTIMESINDONESIA, MALANG – Bupati Malang HM Sanusi menempatkan kesehatan masyarakat menjadi perhatian utama dalam pemerintahannya. Dalam refleksi Hari Jadi Kabupaten Malang ke-1260 banyak capaian positif atas prestasi yang telah dijalankan tenaga kesehatan dalam menjaga kesehatan masyarakat Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Prestasi Turunkan Stunting
Beberapa keberhasilan era Bupati Sanusi satu diantaranya adalah penurunan angka stunting.
Yakni dari kisaran angka 16 persen lebih, menjadi 12,6 persen. Saat ini angka stunting di Kabupaten Malang mencapai mencapai 12,6 persen dari 36.000 anak, atau sekitar 17.000 anak.
Dari Jumlah tersebut, diharapkan bisa diturunkan lagi menjadi 6 persen. Sanusi selalu mengingatkan, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Malang bisa bersinergi dan melakukan terobosan baru agar dapat menekan angka stunting tersebut.
Sinergi OPD seperti deteksi riil jumlah anak yang stunting untuk kemudian dilakukan tindakan. Kalau kurang gizi, diberi makanan bergizi. Kalau karena air minum yang tidak memenuhi syarat, akan dibenahi. Tergantung diagnosanya untuk proses terapi. Selanjutnya dilakukan pendataan dan pemeriksaan pada bayi yang lahir ataupun yang belum lahir.
Reward Kemenkes RI
Sanusi juga mencatat prestasi lain. Ia telah mampu berdiri sejajar dengan Ketua komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian dr Damayanti Soetjipto yang menjadi salah satu peraih penghargaan individu yang berjasa dalam pembangunan kesehatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Sanusi pada 12 November 2019 diganjar anugerah oleh Kemenkes karena prestasinya dalam dunia kesehatan di Auditorium Prof Dr GA Siwabessy Kemenkes Gedung Prof Sujudi lantai 2, Jakarta Selatan. Hal ini tercantum dalam surat undangan dari Kemenkes RI nomor KP.04.04/4/3827/2019 terkait penghargaan individu yang berjasa bagi pembangunan kesehatan.
Prestasi individu diserahkan dalam Hari Kesehatan Nasional Ke-55 diberikan kepada Sanusi dikarenakan persoalan penyakit jantung. Sanusi mendapat penghargaan itu karena prestasinya dalam persoalan penyakit jantung. Yakni dengan adanya tindakan nyata dalam mengurangi risiko penyakit jantung di masyarakat melalui program smart health.
Program smart health adalah program berbasis digital yang diluncurkan oleh Pemkab Malang yang menggandeng Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB), George Institute Global Health, dan Universitas Manchester UK pada Agustus 2019 lalu. Program itu diwujudkan dalam upaya melawan penyakit tidak menular, yaitu sakit jantung yang berakibat kematian pada warga Kabupaten Malang.
Program smart health lahir juga dipicu dengan kondisi masyarakat di Kabupaten Malang. Sekitar 50 persen penduduk di empat desa di empat kecamatan (Kepanjen, Pakisaji, Pakis, dan Gondanglegi) sebagai wilayah perkotaan di Kabupaten Malang terkena diabetes melitus (gula darah) atau kencing manis, hipertensi (tekanan darah), kolesterol dan asam urat. Penyakit tidak menular yang bisa berakibat pada stroke dan jantung.
Lewat program ini memungkinkan kader, perawat, dan dokter untuk memonitor pasien penyakit tak menular seperti jantung. Misalnya, apakah sudah minum obat serta apakah sudah ke poskesdes dan puskesmas serta lainnya atau belum. Setelah warga yang sakit berobat.
Walaupun secara umum Sanusi memang memiliki perhatian khusus terhadap persoalan-persoalan kesehatan di Kabupaten Malang, penghargaan ini dispesifikkan untuk jejak Sanusi dalam penanganan penyakit jantung atau penyakit tak menular mematikan.
Turunkan Angka kematian Ibu dan Bayi
Sanusi mengungkapkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Malang mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan tahun lalu.Penurunan (kasus kematian ibu dan bayi) cukup drastis. Tahun 2019 angka kematian ibu saat melahirkan ada 27 kasus, tahun ini 14 kasus.
Untuk kematian bayi, tren penurunan juga tersaji. Sanusi menyebut bila tahun ini ada 22 kasus kematian pada bayi baru dilahirkan. Maka, tahun depan, petugas kesehatan harus mampu mengurangi angka kematian ibu dan bayi tersebut. Tahun depan, harus turun lagi 50 persen. Berikutnya (di tahun 2022) maksimal hanya 7 kasus, tahun depannya (2023) lagi harus habis (kasusnya). Tidak ada yang meninggal karena melahirkan.
Sanusi menjelaskan, penurunan kasus itu tidak terlepas dari peranan para bidan. Dengan dasar itu, pihaknya berjanji bakal memberikan penghargaan kepada para bidan yang tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kabupaten Malang.
IBI sudah mulai melakukan edukasi remaja putri. Meningkatkan stabilitas kondisi calon seorang ibu yang sudah dimulai dari bangku SMP.
Di samping itu, dinas kesehatan kini juga mewajibkan calon pengantin untuk melakukan cek kesehatan sebelum melangsungkan pernikahan. Kerja sama dengan KUA itu disebut turut andil dalam menekan kasus.
Sanusi mendorong berbagai program kesehatan yang secara langsung bisa dinikmati seluruh masyarakat. Baik secara institusi maupun individu nakes di wilayahnya. Berlomba-lomba menciptakan inovasi baru serta meningkatkan sumber daya manusia dikalangan tenaga kesehatan. Setiap tahun pelayanan kesehatan semakin merata dan bisa dinikmati masyarakat miskin.
Kemajuan bidang kesehatan di Kabupaten Malang terus terlihat. Sebagai contoh Rumah Sakit yang awalnya bertipe C telah meningkat menjadi tipe B. Rumah Sakit biasa telah berubah menjadi Rumah Sakit Pendidikan.
Tak hanya itu, kerja sama yang dilakukan bersama di bidang kesehatan, akhirnya mendapatkan penghargaan dari Kementrian Kesehatan sebagai Kabupaten terbaik se-Indonesia dalam kepeduliannya terhadap kesehatan.
Home Care dan Contra War
Sektor kesehatan di Kabupaten Malang terus menampilkan grafik yang memuaskan. Bahkan berbagai inovasi program yang telah berjalan lama, semisal Home Care, Contra War, serta lainnya diapresiasi tinggi di tingkat nasional maupun internasional.
Pemerintah nasional pun semakin jeli meneropong berbagai kiat para tenaga kesehatan maupun penyuluh kesehatan yang ada di Kabupaten Malang. Hasilnya, beberapa nakes yang sejak lama menjalankan pengabdiannya dalam melayani kesehatan masyarakat secara tulus terekam. Mereka mendapat penghargaan oleh Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu.
Hal ini disampaikan Rendra Kresna Bupati Malang saat itu dalam sambutannya di acara Halal bihalal Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, 9 Juli 2018 di Aula Sokrates.
Rendra Kresna menyatakan terimakasih dan apresiasinya kepada Ibu Kisti staf Puskesmas Donomulyo sebagai penggerak program kesehatan lanjut usia (lansia) yang mendapat penghargaan kesejahteraan sosial tahun 2018 dari Menteri Sosial.
Maupun kepada dr Dian Anggraeny staf Puskesmas Ngajum yang mendapat apresiasi dari Menteri Kesehatan untuk pelayanan kesehatan masyarakat miskin secara gratis selama ini.
Berbagai prestasi akan semakin menguatkan kesehatan sebagai salah satu misi di Kabupaten Malang yaitu meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) melalui sektor kesehatan.
Berbagai peran tenaga kesehatan yang ada di wilayah Kabupaten Malang menjadi ujung tombak dalam menguatkan misi ke tiga Kabupaten Malang. Lewat kiprah mereka kesehatan bisa diakses oleh seluruh masyarakat tanpa memandang kaya dan miskin. (*)
hari jadi kabupaten malang Hari Jadi ke 1260 Kabupaten Malang pemkab malang kesehatan bupati malang sanusi kesehatan
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |