Ekonomi Hari Jadi Kabupaten Malang

Pemkab Malang Berdayakan Ekonomi Warga Lewat Komoditi Jagung

Sabtu, 21 November 2020 - 12:23 | 69.45k
Bupati Malang, HM Sanusi saat menghadiri panen raya tanaman jagung hasil pengembangan dan riset kolaborasi Pemkab Malang, Unisma dan PT. Sejahtera Makmur Nusantara, 15 Maret 2020 (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Bupati Malang, HM Sanusi saat menghadiri panen raya tanaman jagung hasil pengembangan dan riset kolaborasi Pemkab Malang, Unisma dan PT. Sejahtera Makmur Nusantara, 15 Maret 2020 (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
FOKUS

Hari Jadi Kabupaten Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Selain kopi dan padi, Kabupaten Malang, Jawa Timur mempunyai komoditi andalan berupa jagung yang layak dibanggakan. Pemkab Malang telah menjalankan beragam inovasi untuk menjadikan komoditi jagung bisa menggerakkan roda perekonomian warga Kabupaten Malang. 

Bupati Malang, HM Sanusi saat menghadiri panen raya tanaman jagung hasil pengembangan dan riset kolaborasi Pemkab Malang, Unisma dan PT. Sejahtera Makmur Nusantara, 15 Maret 2020 di lahan BPP Desa Klampok Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, mengatakan, lahan yang ada di desa Klampok cocok dan bagus buat pengembangan tanaman jagung.

Agar hasil maksimal digunakan pupuk organik, pupuk urea, SP36 dan pupuk NPk. Sanusi juga menyerahkan bantuan bibit kepada perwakilan kelompok tani yang ada di Singosari. Kepada seluruh petani/kelompok tani dan para petugas pertanian, Sanusi berpesan untuk bekerja sama dengan pihak Unisma sehingga kegiatan panen raya jagung dapat menjadi inspirasi keberhasilan untuk pengembangan jagung di wilayah desa lainnya.

Potensi Penghasil Jagung

Kabupaten Malang memiliki potensi besar sebagai wilayah penghasil jagung. Di wilayah ini berdasarkan data dari dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang, luas tanam jagung pada tahun 2017 adalah seluas 46.972 hektare dan tahun 2018 adalah seluas 46.184 hektare.

Dari luas lahan itu perkembangan luas panen jagung seluas 44.933 hektare pada 2017 dan pada tahun 2018 seluas 42.201 hektare.

Desa Sindurejo Kecamatan Gedangan menjadi salah satu contoh potensi penghasil jagung di antara daerah lain di Kabupaten Malang. Ini dibuktikan dengan daerah yang berbukit dan lahan yang sangat sulit ditanam, tetapi petani bisa menanam jagung dengan baik dan menghasilkan panen jagung dengan kualitas yang baik. Keberhasilan itu terlihat pada saat melakukan panen perdana pada 25 Februari 2019.

Sukses panen jagung ini mendatangkan berkah bagi petani. Selain mendapatkan bantuan sarana prasarana, desa ini juga mendapatkan bantuan benih kualitas hibrida bisi 2. Tak hanya itu mereka juga mendapat bantuan pupuk untuk jagung per hektarnya 50 kg.

1260 Tahun kabupaten Malang

Topografi Malang selatan hampir sama dengan daerah Jawa Tengah yang lokasinya seperti tadah hujan, sangat cocok sekali ditanami jagung pada bulan Oktober dan Maret. Ini bisa dilihat dari hasil produksi jagung tahun 2017 sebesar 289 ribu ton, dan kemudian di tahun 2018  272 ribu ton. Tahun 2018 ada penurunan, disebabkan oleh musim kemarau yang cukup panjang pada tahun 2018.

Sanusi berharap Ditjen PSP Kementrian Pertanian bisa memberikan bantuan berupa alsintan, embung, dan pipanisasi untuk meningkatkan hasil panen jagung dan pertanian lain di Kabupaten Malang. Harapannya, Kabupaten Malang akan menjadi wilayah sumber penghasil jagung yang lebih luas.

Sanusi memang ingin memajukan sektor pertanian. Ini sesuai dengan visi Madep Mantep Manetep yang diusungnya, yakni satu misinya meningkatkan daya saing masyarakat Kabupaten Malang. Termasuk masyarakat petani. Untuk itu, Sanusi terus mengerahkan dinas terkait untuk memberi bimbingan dan pendampingan sehingga ketrampilan serta profesionalitas para petani semakin baik. 

Direktur Irigasi Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, mempersilakan Kabupaten Malang mengajukan bantuan apa saja yang dibutuhkan. Baik itu saluran irigasi tersier, pupuk atau Alsintan untuk meningkatan produksi jagung. Tidak hanya itu, Kementerian juga mengupayakan harga jagung tetap stabil. Penyebab anjloknya harga jagung salah satunya karena petani tidak bisa menyimpan lama. Pedagang juga ada keterbatasan untuk menyimpan juga sehingga belinya terbatas atau bahkan menyewa gudang sehingga menambah biaya produksi.

Melihat kondisi ini, Kementerian merespon supaya harga bisa menguntungkan dan ada semangat dari petani untuk tetap berbudidaya jagung. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan tunda jual. Produksi jagung tidak langsung dijual tapi disimpan. Karena itu, Dinas Pertanian diminta membuat program untuk menjaga produksi dan stabilitas harga. Semisal dibuatkan gudang gudang penyimpanan dan pengolahan dibantu mesin pengering dan mesin pemipil.

Dengan begitu, petani dirancang untuk bisa mengolah produksi dahulu, terus disimpan dan dikeluarkan sedikit sedikit. Kementerian mengupayakan memfasilitasi mesin pengolahan gudang dan lainnya. 

Upaya jangka pendek yang tengah dilakukan oleh pemerintah adalah melibatkan Bulog dalam penyerapan j agung. Meskipun langkah tersebut belum bisa dilakukan sepenuhnya karena gudang Bulog sudah penuh dengan penyerapan padi dari petani.

Sistem korporasi ini terus diupayakan pemerintah. Supaya masyarakat punya kekuatan tawar yang baik, termasuk harga bisa ditentukan sendiri oleh petani. Kalau harga tidak cocok maka sudah ada gudang dan sarana pengolahan hasil bisa untuk penyimpanan.

Jagung Unggul Masari

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Malang, Jawa Timur bekerjasama dengan Universitas Islam Malang (Unisma), dan PT. Makmur Sejahtera Nusantara sukses melakukan riset pengembangan tanaman jagung. Riset ini mendapatkan jagung yang cukup baik.

Dibandingkan dengan jagung lokal, jagung yang dinamakan jagung Masari (Unisma Singosari) isinya penuh dan memiliki baris sebanyak  14 – 15 baris dan mampu menghasilkan 16 ton per hektar. Sedangkan jagung biasa, hanya sekitar 6 ton per hektar. Selain itu bonggol jagungnya juga  lebih besar. Dan, ini termasuk  varietas lokal yang  tahan hama.

Bupati Malang HM Sanusi saat panen jagung di Desa Klampok, Kecamatan Singosari pada 15 Maret 2020 menyambut baik hasil riset  ini,  karena petani dapat memperoleh bibit unggul, dan inovasi pertanian terbaru yang berguna bagi pengembangan tanaman jagung dan membawa kemajuan. HM Sanusi berkeinginan hasil riset ini dibagi kepada petani di Kabupaten Malang agar dapat menambah kesejahteraan mereka. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES