Pendidikan

Pengabdian Bu Yayuk, “Nggandol” Pikup Sayur Demi Cerdaskan Anak Pelosok Probolinggo (Bagian 3/habis)

Rabu, 25 November 2020 - 21:36 | 39.61k
Potret Bu Yayuk, saat mengajar di SMP 5 Satap Ledokombo, Sumber. (FOTO: Dokumen pribadi Bu Yayuk for TIMES Indonesia)
Potret Bu Yayuk, saat mengajar di SMP 5 Satap Ledokombo, Sumber. (FOTO: Dokumen pribadi Bu Yayuk for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Diakui, keluarga sangat khawatir. Terlebih almarhum kakak pertamanya. Namun ditegaskan Bu Yayuk, bahwa susah senang, sengsara dan sedih, seluruhnya ada pada dirinya. Bu Yayuk hanya meminta doa restu sang ibu, untuknya agar bisa lancar, selamat dan amanah dalam menjalani pekerjaannya.

“Alhamdulillah, sampai sekarang tidak pernah terjadi apa-apa pada saya,” ujarnya.

Selama mengajar di sekolah itu pula, Bu Yayuk bertemu belahan jiwanya. Tepatnya pada 2015, Bu Yayuk kenal dengan suaminya saat ini, Sunarto. Saat itu sang suami berprofesi sebagai sopir angkutan sayur. Tempat Bu Yayuk sering menumpang.

Hubungan itu akhirnya berlanjut, sampai pada 2017, keduanya memutuskan untuk menikah. Bertepatan dengan turunnya SK Bupati untuknya. Saat ini keduanya tinggal di perumahan Porong, Kelurahan Sumberwetan, dan belum dikaruniai anak.

Dalam menjalani profesinya sebagai guru, Bu Yayuk memegang teguh rasa cinta. “Sebab jika sudah cinta dan senang, itu susah mau lepas. Apapun akan dijalani. Biar menurut orang disana itu jauh dan medannya susah, saya tetap berangkat bekerja mengajar,” ucapnya.

Tradisi “nggandol” pikup sayur pun hingga kini masih dilakoni Bu Yayuk. Selama masa pandemi Covid-19, dalam seminggu Bu Yayuk hanya mengajar tiga kali saja. Di sekolah, ia menyiapkan tugas dan materi untuk murid-muridnya.

Lalu dibawa pulang, dan dikumpulkan kembali beberapa hari kemudian. Sebelumnya, ketika masih normal atau sebelum pandemi covid-19, Bu Yayuk mengajar selama seminggu penuh. Dari Senin sampai Sabtu.

Momen paling menegangkan saat itu adalah ketika ujian berlangsung. Bu Yayuk harus berangkat lebih pagi dari biasanya. Jika hari normal berangkat dari rumah sekitar pukul 05.30 WIB, saat ujian harus berangkat sekitar pukul 02.30 WIB dinihari. Agar bisa sampai di sekolah tepat pukul 07.00 WIB.

Pada generasi muda mendatang, Bu Yayuk, guru honorer di pelosok Kabupaten Probolinggo ini berpesan agar tidak mudah patah semangat. Menjalani profesi dengan cinta dan kesenangan, tentu akan membuahkan hasil yang baik pula. “Masih ada Allah SWT, Tuhan yang akan melindungi dan menuntun jalan setiap insannya,” ujar Bu Yayuk. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES