Peristiwa Daerah

Disparbud Jabar Sosialisasi Alternatif Pembiayaan Bagi Pelaku Industri Pariwisata

Selasa, 24 November 2020 - 22:04 | 33.04k
Disparbud Jabar menggelar Sosialisasi Alternatif Pembiayaan Bagi Pelaku Industri Pariwisata di Hotel Savoy Homan Bandung, Selasa (24/11/20).(Foto: Disparbud for TIMES Indonesia)
Disparbud Jabar menggelar Sosialisasi Alternatif Pembiayaan Bagi Pelaku Industri Pariwisata di Hotel Savoy Homan Bandung, Selasa (24/11/20).(Foto: Disparbud for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat (Disparbud Jabar) mengakui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tidak luput dari hantaman gelombang pandemi Covid-19. Hal tersebut mengakibatkan ribuan pekerja di sektor ini terdampak mulai dari pengurangan jam kerja hingga pemutusan hubungan kerja akibat perusahaan terpaksa tutup untuk sementara.

Pemerintah pun tidak tinggal diam dan berusaha membangkitkan kembali Industri dan pelaku pariwisata serta ekonomi kreatif ini. Salah satunya melalui bantuan permodalan yang tepat guna dan tepat sasaran.

Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik mengungkapkan, jika melihat dari data yang ada, sedikitnya ada 67 ribu lebih pelaku industri pariwisata di Jabar yang terdampak langsung maupun tidak langsung akan pandemi Covid-19 ini.

“Andaikata dalam satu keluarga (pelaku pariwisata) ini ada empat orang, setidaknya ada dua ratus ribu lebih yang terdampak dan ini harus dicarikan solusinya” kata Dedi saat Sosialisasi Alternatif Pembiayaan Bagi Pelaku Industri Pariwisata di Hotel Savoy Homan Bandung, Selasa (24/11/20).

Tentunya untuk membantu membangkitkannya kembali, memerlukan dukungan baik secara regulasi maupun biaya dalam segi permodalan. Karena pilar-pilar pendukung pariwisata tumbuh dan saling terhubung menjadi ikatan yang menggerakan roda perekonomian.

Untuk pendanaan, tutur Dedi, Jabar sudah mendapatkan bantuan dana hibah dari pemerintah pusat sebesar Rp277 miliar, di mana 30 persennya untuk pemulihan industri pariwisata. Namun, karena yang terdampak itu tidak hanya Industri pariwisata, tapi juga pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, imbuh Dedi, maka alokasi penggunaan dana tersebut juga setidaknya harus diatur ulang oleh kementerian.

“Hal ini untuk menjaga, agar jangan sampai karena penggunaan dana bantuan/hibah untuk covid yang tidak pas. Nantinya akan membuat kita semua jadi terperiksa semua. Penggunaan dana dana seperti ini harus tepat guna dan tepat sasaran” tegasnya.

Selain dana-dana dari pemerintah, baik dari pemerintah pusat maupun daerah, masih ada instrumen alternatif pendanaan dari pihak lainnya. Misalnya perbankan atau industri jasa keuangan lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh Industri pariwisata, serta pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Kita di sini ada Bank bjb, yang memang memiliki dana bantuan dan support pada pelaku UMKM. Hal ini coba kita kolaborasikan dengan asosiasi pariwisata serta pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk memanfaatkan hal tersebut utamannya di saat pandemi seperti sekarang ini” ujarnya.

"Kita selalu mengatakan pentahelix, dan inilah saatnya pentahelix. Ini dibuktikan tidak hanya sebatas kata saja, tapi benar-benar diwujudkan dalam suatu kolaborasi bersama-sama. Karena sukses itu tak bisa sendirian tapi harus kolaborasi sesuai dengan tagline kegiatan ini yakni Together Toward Future," imbuh Dedi.

Pihaknya berharap, dari kegiatan ini bisa memberikan solusi nyata bagi asosiasi, industri dan pelaku pariwisata serta ekonomi kreatif untuk bersama-sama bangkit dan mewujudkan pariwisata Jabar juara.

Dedi menambahkan, Pariwisata di Jabar akan dibangkitkan melalui digital, karena pasar milenialnya sangat besar mencapi 71 persen. Selain itu juga film dan kuliner, fashion serta kriya.

"Sehingga kita sudah membuat road map-nya. Ini tentunya tidak bisa berjalan sendiri, tapi harus berkolaborasi melalui pentahelix tersebut," tandasnya.

Perwakilan dari Bank bjb, Gerry Ahmad Syam, menyambut baik apa yang menjadi harapan Disparbud Jabar dan siap memberikan solusi terbaik kepada industri pariwisata dan pelaku pariwisata serta ekonomi kratif yang ada di Jabar. “Kami akan sangat mendukung permodalan bagi pelaku UMKM maupun industri kreatif,” ujar Gerry.

Dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, maka optimalisasi UMKM dinilai menjadi kunci dalam upaya tersebut. Bank Bjb sebagai BUMD Pemprov Jabar tentu menjadi generator utama optimalisasi UMKM tersebut. Sehingga lebih fokus kepada pemulihan ekonomi dibanding komersial untuk saat ini.

Hal ini untuk mewujudkan program Pemerintahan Provinsi Jawa Barat maupun Disparbud Jabar agar UMKM ini mampu meningkatkan daya asing, nilai tambah, dan produktivitas usaha melalui pemberdayaan wirausaha yang tangguh, kreatif dan berkelanjutan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES