Buku How Democracies Die Terbit 2018, Ketua KPK Firli Ngaku Baca Sejak 2002

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pernyataan Ketua KPK Firli Bahuri yang mengomentari unggahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat tengah membaca buku How Democracies Die ramai dibahas di media sosial. Bahkan ia mengaku sudah membaca buku tersebut sejak 2002 silam.

"Kemarin saya lihat ada di media, Pak Anies membaca How Democracies Die. Bukunya ada itu sudah lama tahun 2002, saya sudah baca buku itu. Kalau ada yang baru baca sekarang, kayak baru bahwa itu udah lama," ucap Firli dalam, Selasa (24/11/2020).

Pernyataan itu, sontak menjadi sorotan publik karena berdasarkan informasi dari Goodreads, ternyata buku How Democracies Die merupakan buku non-fiksi yang ditulis oleh ilmuwan politik Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt itu dirilis pada 2018.

Aktivis Ravio Patra melalui akun twitter @raviopatra turut berkomentar mengenai pernyataan Ketua KPK Firli Bahuri.

"Firli ini murid yang di kelas selalu nyeletuk “oh iya gue udah baca tuh bagus banget” tiap orang lagi bahas buku, padahal buku yang dibahas rilis aja belum lma," cuitnya, Selasa (24/11/2020).

Cuitan Ravio Patra itu pun mendapat banyak tanggapan dari para warganet. Misalnya akun @MSukoco yang mencuit "Jauh bgt 2002 ke 2018 kalau salah 1 atau 2 taun mah masih wajar lah ya, siapa juga yg nginget2 taun publish."

Untuk diketahui, buku How Democracies Die yang diunggah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dikomentarai Ketua KPK Firli Bahuri. Isi buku itu mengeksplorasi bagaimana demokrasi Amerika terancam dengan memeriksa contoh-contoh masa lalu dari kerusakan demokrasi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement