Peristiwa Internasional

Jadi Cluster Covid-19, Top Glove Malaysia akan Tutup 28 Perusahaan Anak Cabangnya

Selasa, 24 November 2020 - 18:22 | 40.20k
Seorang pekerja memeriksa kualitas sarung tangan karet sekali pakai di pabrik Top Glove, Malaysia. (Foto: Mohd Rasfan / AFP)
Seorang pekerja memeriksa kualitas sarung tangan karet sekali pakai di pabrik Top Glove, Malaysia. (Foto: Mohd Rasfan / AFP)

TIMESINDONESIA, JAKARTATop Glove Malaysia, perusahaan terbesar di dunia pembuat sarung tangan lateks memutuskan untuk menutup 28 anak cabang perusahaannya. Hal ini dikarenakan sebagian besar karyawan perusahaan tersebut tersebut terpapar Covid-19.

Diketahui perusahaan ini memiliki sekitar 49 cabang yang terletak di berbagai kota di Malaysia. Dilansir dari RNZ terdapat hampir sekitar 2500 karyawan perusahaan yang terpapar Covid-19.

Karyawan Top glove umumnya berasal dari Nepal. Mereka tinggal di asrama perusahaan tempat mereka bekerja. Setidaknya ada 5800 karyawan yang di tes dan sekitar 2453 dinyatakan positif terpapar Covid-19.

Sebelumnya, saat pandemi dimulai, saham Top Glove naik habis-habisan. Keuntungan besar-besaran telah diraih perusahaan ini dengan meningkatnya permintaan PPE dari berbagai negara di dunia.

Penutupan lebih dari separuh anak cabang perusahaan ini membuat nilai saham Top Glove langsung anjlok. Semenjak diumumkan hingga hari Selasa nilai sahamnya langsung anjlok sampai 7,6 persen.

Tidak hanya kasus Covid-19, perusahaan ini juga sempat dilanda isu eksploitasi pekerja. Pada bulan September, salah seorang pekerja melapor pada Los Angeles Times bahwa mereka diharuskan bekerja 72 jam seminggu dengan gaji minimum. Bahkan sebelumnya, pada bulan Juli Amerika telah melarang negaranya mengimpor produk-produk Top Glove Malaysia dengan alasan eksplotasi pekerja. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES