Indonesia Positif

Upaya Kementan RI Menuju Swasembada Protein Melaui Sertifikasi IB

Selasa, 24 November 2020 - 07:57 | 42.40k
KaBalai BBPP-BATU saat memberi arahan kepada para  asesi sertifikasi IB. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
KaBalai BBPP-BATU saat memberi arahan kepada para asesi sertifikasi IB. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONE – Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menyandang peringkat ke tujuh sebagai lumbung beras nasional. Selain tanaman padi, tanaman pangan lainnya yang menjadi primadona adalah jagung, kedelai, ubi, kacang tanah, ubi kayu atau singkong serta jambu mete.

Disamping sektor pertanian, kabupaten Bone juga memiliki potensi besar pada sektor peternakan khususnya ternak ruminansia, tidak menutup kemungkinan menjadi lumbung ternak. dan harapan itu bukan hal yang tanpa alasan tapi berdasar kepada kemampuan untuk angka kelahiran mencapai 25.000 ekor/ tahun, angka kelahiran kawin alam 35.000 ekor/ tahun, angka pengeluaran bibit sapi potong 30.000 ekor/ tahun.

Saat ini jumlah insiminator sebanyak 124 orang yang terdiri dari 112 ASN, 4 orang TNI, 4 orang anggota Polri dan lebihnya adalah kader kader kelompok.

Sertifikasi kompetensi dibidang inseminasi buatan, dilakukan untuk meningkatkan kualitas Petugas Inseminasi Buatan (IB) agar profesional di bidangnya. Kompetensi petugas teknis inseminasi buatan merupakan satu kesatuan antara pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai petugas teknis inseminasi buatan.

Tujuan dari sertifikasi adalah memastikan dan memelihara kompetensi Petugas Inseminasi Buatan (IB) di bidang peternakan sehingga kompeten.

Presiden Joko Widodo menegaskan, pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi prasyarat utama menuju Indonesia maju.

Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) akan fokus menggenjot pengembangan SDM pada bidang pertanian.

sertifikasi IB

Demi mewujudkan rencana strategis tersebut, Kepala BPPSDMP Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa networking harus ditingkatkan pada tiap program pengembangan SDM.

Menurut Dedi, networking harus tersinergi tidak hanya di internal BPPSDMP saja, tetapi juga dengan jajaran eselon 1 lain di lingkungan Kementan.

“Ini harus bisa terintegrasi dengan program-program pusat pelatihan, pusat pendidikan, dan pusat penyuluhan BPPSDMP," ujar Dedi dalam pernyataan tertulisnya.

Berkaitan dengan itu, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bone, drh. Aris Handoko, mengatakan
Sertifikasi Profesi Petugas Inseminasi Buatan, yang dilaksanakan selama 4 (empat) hari dari tanggal 23 sampai 26 November 2020, dan diikuti oleh 47 orang petugas inseminator.

Dengan hadirnya inseminator di tengah tengah masyarakat telah mendorong percepatan produktifitas ternak sapi, perubahan pola pikir, dan perubahan pola pemeliharaan ternak sapi diseluruh wilayah Kabupaten Bone.

Gairah dan semangat budidaya ternak sapi secara kawin suntik sudah menjadi kebutuhan sehingga motto Setitik sperma sejuta Harapan benar adanya. Untuk itu para insiminator patut diberikan apresiasi sebagai pahlawan pahlawan pembangunan. Pemerintah senantiasa mendukung penuh kegiatan-kegiatan terkait kemajuan sektor peternakan dan upaya upaya peningkatan sumber daya para petugas peternakan dalam pelayanan di masyarakat.

Pemenuhan sarana IB seperti (Straw/ Sperma beku) N2 Cair sebagai Media sperma beku, Pengiriman tenaga calon inseminator ke singosari/Malang setiap tahun, Kontes Ternak sebagai media penyuluhan dll. Selalu menjadi perhatian pemerintah daerah kabupaten Bone. 

Lebih lanjut Aris mengatakan rasa syukur dan terima kasih pada insimalinator secara sukarela dan swadaya/ mandiri melaksanakan sertifikasi dan ujin kompetensi tanpa anggaran pemerintah daerah. Ini bukti kesejahteraan para insiminator telah mendapatkan insentif dari masyarakat dan membantu pemerintah terciptanya lapangan kerja di pedesaan.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Prof. Dedi Nursyamsi, menegaskan bahwa adanya pelemahan perekonomian karena adanya pandemi tidak terlalu memberikan efek kepada sektor pertanian. 

Hal ini terbukti dengan sumbangsih sektor pertanian sebesar 16,4 persen terhadap PDB pertumbuhan ekonomi. 

"Namun, itu semua tidak akan bisa berkelanjutan bila tongkat estafet pembangunan pertanian tidak dilanjutkan oleh generasi muda. Dan regenerasi petani menjadi satu-satunya kunci dalam mengantisipasi hal tersebut," katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu yang ikut hadir bersama para asesor drh. Widya Ayu prasdiwi, drh. Hardi. SST, MM,  Eko Fendi Baskoro, SST, MM, dan drh. Guritno. Dalam kesempatan itu Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si, mengatakan sertifikasi dan uji kompetensi itu penting karena berbagai hal. Tantangan global terhadap persyaratan dalam pelayanan publik, seseorang harus melalui pembelajaran pelatihan maupun penalaman kerja, sertifikasi akan memberikan nilai tambah bagi para insiminator di tengah masyarakat.

"Karena kompetensinya telah dievaluasi oleh pihak yang berkompeten. Komptensi akan memberikan penilaian baik secara teknis maupun administrasi berdasarkan kualitas dan menyongsong era kemandirian pelayanan Inseminasi Buatan (IB)," kata Wasis.

menurut Wasis, inilah pentingnya peningkatan sumber daya manusia dan kompetensi di Bone, untuk melanjutkan sertifikasi dan uji kompetensi bagi para insiminator yang belum mengikutinya agar dilapangan mereka menjadi handal dan percaya diri. Diharapkan hadirnya para insiminator yang berkualitas akan meninggkatkan  angka kelahiran sapi dan pada muaranya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES