Peristiwa Daerah

Peringati Hari Pahlawan, Matos Undang Komunitas Sepeda Tua Indonesia

Minggu, 22 November 2020 - 00:27 | 94.60k
Mbah Slamet Sutikno, anggota KOSTI yang tetap semangat meski tak lagi muda. (Foto: Muhammad Nouval/TIMES Indonesia)
Mbah Slamet Sutikno, anggota KOSTI yang tetap semangat meski tak lagi muda. (Foto: Muhammad Nouval/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGMatos Markom (Markas Komunitas) digelar sore hari di Hall Lobby Utama Matos (Malang Town Square) (21/11/2020). Acara ini turut mengundang KOSTI atau Komunitas Sepeda Tua Indonesia. Peserta yang hadir menggunakan pakaian dengan model tempo dulu.

Acara ini diselenggarakan untuk memperingati hari pahlawan. KOSTI diundang karena mereka memiliki ciri khas yang unik seperti dari penampilan dan usia yang beragam. Tak hanya KOSTI yang turut diundang di MATOS MARKOM ini, ada juga dari komunitas kopi dan motor custom.

Ketua KOSTI Malang Raya Mulyani Surendra atau akrab disebut Cak Lum menuturkan bahwa komunitas mereka bangga dapat hadir di acara ini untuk sekaligus memperingati hari pahlawan. Hal ini juga sekaligus memperlihatkan ciri khas dari onthelis dan onthelista.

Mbah Slamet Sutikno a

Kegiatan ini turut dihadiri Mbah Slamet Sutikno, anggota KOSTI yang pernah berkeliling melewati 5 negara. Mbah Sutikno berjelajah 5 negara saat umur 74 tahun. Ia sudah berkeliling di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Timor Leste.

Keinginan berkeliling ke beberapa negara menggunakan sepeda datang begiti saja. Berawal dari niat bersepeda sampai Aceh namun ketika sampai di Medan Ia merasa Malaysia sangat dekat. Akhirnya selama di Medan ia membuat paspor untuk berangkat ke Malaysia dan negara tetangga lainnya. 

Dalam acara Matos Markos teersebut, Mbah Sutikno menceritakan pengalamannya saat berkeliling Indonesia dan negara-negara lain dengan bersepeda. Ia mendapat kendala seperti rantai putus dan sampai 4 kali ganti ban.

Mbah Slamet Sutikno b

Bahkan, ketika di Timor Leste Ia dihampiri oleh polisi lalu disuruh menurunkan bendera yang dikibarkan di sepeda. Namun hal itu tidak dilakukan, dan Mbah Sutikno berkata “Ini di kendaraan saya, ini jati diri saya”. Setelah mengatakan itu, ia lantas pergi meninggalkan polisi tersebut. 

Saat ini Mbah Sutikno telah berusia 78 tahun dan memiliki 14 cucu. Namun, di usianya yang tak lagi muda, iq masih aktif bersepeda onthel. Bersepeda demi kesehatan dan satu sepeda seribu kawan begitu harapan dari Mbah Sutikno, anggota Komunitas Sepeda Tua Indonesia(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES