Wisata 3M Lawan Covid

Tiap 15 Menit Pengunjung Wisata Curug Antap Cikakak Diingatkan Prokes

Sabtu, 21 November 2020 - 15:10 | 336.46k
Pemerintah Desa Cikakak, Wangon Banyumas melalui kelompok sadar wisata (Pokdarwis) kini tengah mengembangkan wisata berbasis edukasi bernama Curug Antap. (FOTO: Sutrisno/TIMES Indonesia)
Pemerintah Desa Cikakak, Wangon Banyumas melalui kelompok sadar wisata (Pokdarwis) kini tengah mengembangkan wisata berbasis edukasi bernama Curug Antap. (FOTO: Sutrisno/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUMAS – Pemerintah Desa Cikakak, Wangon Banyumas melalui kelompok sadar wisata (Pokdarwis) kini tengah mengembangkam wisata berbasis edukasi bernama Curug Antap. Pengembangan wisata curug yang berada ditengah tengah hutan pinus itu dalam tata kelolanya bekerjasama dengan Lbaga masyarakat desa hutan (LMDH).

Kepala Desa Cikakak, Akim saat dilokasi, Sabtu siang (21/11/2020) mengatakan, lokasi objek wisata ini berada di hutan pinus milik Perhutani, sekitar 1 kilometer dari jalan raya menuju masjid Sakatunggal. Dan dalam menerima pengunjung Pemdes sangat menerapkan aturan protokol kesehatan (Prokes) guna mencegah penyebaran Covid-19. Tiap 15 menit, petugas melalui pengeras suara akan mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan.

“Anda lihat sendiri kami menerapkan Prokes ketat, cuci tangan, hand sanitizer, pakai masker dan jaga jarak, karena ini merupakan potensi wisata yang bisa mendatangkan pengunjung, selain itu sebagai penyangga air, kami mencoba menata potensi wisata edukasi ini atas izin pihak Perhutani,” katanya.

Menurutnya, penataan dilakukan sebagai upaya menggali potensi yang ada di desa. Agar objek wisata Curug Antap semakin diminati wisatawan, sehingga ke depan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa.

Sementara Ketua Pordarwis, Jarwoto Andi Purnomo menjelaskan pihaknya mengedepankan perdagangan makanan pasar tradisional seperti oyek, ketimus, pecel, mendoan, dan sebagainya yang digelar di dalam arena curug Antap.

Uniknya, para pengunjung ketika ingin membeli jajanan diharuskan membeli koin sederhana yang terbuat dari bambu seharga 2500 rupiah. Koin itulah yang digunakan untuk menukar makanan ataupun minuman yang disesuaikan dengan jumlah koin.

"Untuk membeli makanan ataupun minuman pemgunjung beli koin di pintu masuk, bila ingin minum kopi koinnya tingggal ditukar saja, jadi di curug Antap ini tidak melakukan transaksi dengan uang," katanya.

Saat ini, sistem penataan dilakukan secara gotong royong, Bersama organisasi kemasyarakatan desa lainnya, telah sepakat dan bertekad untuk memajukan wisata Curug Antap ini.

Jarwoto mengaku fasilitas penunjang objek wisata Curug Antap ini masih perlu dorongan semua pihak. Sejak awal berjalan penataan selama lima bulan ini, dilakukan dengan tenaga dan biaya gotong royong seadanya. “Proses pengerjaan dilakukan secara bertahap, maklum swadaya. Kalau lahannya seluas sekitar 2 hektar dan dikerjasamakan antara pihak perhutani dan kami Pokdarwis,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES