Peristiwa Daerah

Sutradara Asal Palu, Yusuf Radjamuda Hasilkan Karya Terbaik saat Pandemi

Jumat, 20 November 2020 - 23:21 | 92.80k
Sutradara dan Penulis Naskah Film, Yusuf Radjamuda ketika ditemui di rumah produksinya Halaman Belakang Films pada Jumat, (20/11/2020) (Foto: Anang Prasetio/TIMES Indonesia)
Sutradara dan Penulis Naskah Film, Yusuf Radjamuda ketika ditemui di rumah produksinya Halaman Belakang Films pada Jumat, (20/11/2020) (Foto: Anang Prasetio/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PALU – Pandemi Covid-19 tak menyurutkan semangat Yusuf Radjamuda, sutradara sekaligus penulis naskah film asal Kota Palu untuk terus berkarya. Selama pandemi, ia malah bisa menghasilkan karya terbaik.

Bagi Yusuf, pandemi bukanlah penghalang bagi siapa saja untuk berkarya termasuk dirinya. Justru berkarya di tengah pandemi menurutnya menjadi tantangan tersendiri untuk menghasilkan karya terbaik. Ia meyakini secara teknis berkaya dalam pembuatan film tidak ada sama sekali perubahan.

"Kami hanya perlu menyesuaikan dengan penerapan protokol kesehatan, yang memang sangat beresiko apabila kita tidak mengindahkan," kata Yusuf Radjamuda ketika ditemui rumah produksinya yang diberi nama Halaman Belakang Films pada Jumat, (20/11/2020). 

Halaman Belakang Films sendiri merupakan rumah produksi yang sebelumnya bernama Nadia Production, telah diinisiasi sejak tahun 2006, berlokasi di Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi. 

Tantangan membuat film di tengah pandemi, kata Yusuf, semua kru harus membiasakan diri, menyesuaikan kebiasaan baru dengan menerapkan protokol kesehatan selama proses pembuatan film pendek yang berjudul 'Pada Suatu Hari'. 

"Film pendek berjudul Pada Suatu Hari adalah hasil karya saya saat pandemi. Selama proses pembuatan film ini kami selalu mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19," ujar Yusuf. 

Film ini menceritakan anak Sekolah Dasar yang mengikuti kegiatan Geowisata, menceritakan bagaimana menerapkan mitigasi bencana berperspektif kearifan lokal. 

Yusuf menyebutkan, rumah produksi Halaman Belakang Film ini telah memproduksi sebanyak delapan film pendek dan 1 film panjang yang berjudul 'Mountain Song', film yang menceritakan tentang suatu daerah di Desa Porelea, Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

"Di mana desa tersebut, merupakan desa yang cukup terisolir untuk mendapatkan akses. Sehingga, apabila ada orang yang sakit dari desa tersebut harus ditandu untuk dibawa ke rumah sakit. Kebanyakan dari beberapa orang yang sakit di desa tersebut meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit," jelasnya.

Sejumlah penghargaan telah ia raih. Terhitung sejak 2010, film yang berjudul 'Cuma Lima Ribu' masuk dalam nominasi teknis terbaik dan pada 2012 meraih nominasi film terbaik di Jambore Film Pendek Nasional, Pada 2011 pihaknya mendapatkan penghargaan Piala Citra dari film yang berjudul 'Wrong Day'. 

Pada 2013 dari film yang berjudul 'Halaman Belakang', ia telah memenangkan Award di Festival Film Solo apresiasi film Indonesia terbaik, kemudian film tersebut diputar di Dubai International Film Festival. 

Tidak hanya itu, ia mendapatkan penghargaan sebagai sutradara terbaik di Festival Cinema di Perancis. Ia juga pernah mengikuti kompetisi di Vladivostok IFF 2014 di Rusia, Tissa IFF Morocco 2014  dan Experimenta Bangalore India 2015. 

Produksi film terakhir yang saat ini telah ia kerjakan berjudul 'Mountain Song' memenangkan Best Script Writer pada kategori Asian Talent A World di Shanghai. Selain itu. Film ini juga berkompetisi di World Cinema Amsterdam pada 2019. 

Selanjutnya, film ini juga memenangkan Best Film sebagai New Comers dalam Festival Film Asia di Roma, Italia. Dan saat ini masuk dalam 3 kategori Piala Citra 2020, untuk Festival Film Indonesia masuk dalam kategori pemeran pria terbaik, penulis skenario terbaik dan penata cinematografi terbaik. 

Pada saat pandemi ini, pihaknya juga membuat suatu program berupa film lab, yakni sebuah workshop dalam pengembangan cerita film yang dinamakan 'Sinekoci'. Di mana 'Sinekoci' ini sendiri terbuka bagi kawan-kawan komunitas untuk mengembangkan cerita filmnya dalam sebuah workshop itu. 

"Jadi saat ini kami sedang merancang untuk membantu kawan-kawan komunitas dalam mengembangkan cerita filmnya menjadi skenario yang siap digarap," ujarnya. 

Yusuf mengatakan, salah satu tantangan beratnya membuat film di masa pandemi adalah akses, di mana ia dan kru tidak bisa membuat kegiatan yang berskala besar karena semuanya serba terbatas. 

"Tantangan kami saat ini adalah soal akses untuk membuat kegiatan berskala besar. Seperti film berhubungan dengan massa, penonton yang banyak, dalam kegiatan festival film dan pemutaran-pemutaran film," terang Yusuf. 

Ia mengakui, semua sektor terdampak pandemi termasuk bidang seni. Untuk itu, Ia berharap ada perhatian khusus dari pihak terkait terutama dari pemerintah setempat untuk memberikan solusi-solusi terbaik bagi semua sektor agar tetap berjalan meski dalam situasi pandemi. 

Untuk sementara ini, ia juga membuat workshop-workshop online. Walaupun pada akhirnya memaksa ia harus melakukan pertemuan secara langsung. Namun Ia tak pernah lalai dari protokol kesehatan. 

Dalam situasi pandemi ini, Yusuf mengajak kepada sesama pegiat seni, khususnya di bidang perfilman untuk tetap semangat, dalam memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk terus berkarya.

"Mari gunakan waktu sebaik mungkin untuk menulis sebuah cerita, literasi atau apapun itu sebanyak-banyaknya sebagai tabungan untuk menjadi sebuah karya ketika situasi atau keadaan semakin membaik," pintanya.

"Saya berharap ke depan situasi ini semakin membaik, semuanya kembali normal agar kita terbebas dari kekhawatiran adanya Covid-19," ucap pria yang lebih dikenal dengan sebutan Papa Al ini.

Bencana non alam Covid-19 bukan berarti memupus harapan untuk bangkit menghasilkan karya-karya terbaik. Yusuf Radjamuda, surtradara muda Kota Palu ini membuktikan, berkat kerja kerasnya Ia bisa menatap masa depan yang lebih baik lagi lewat karya-karyanya di tengah pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan akan berakhir. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES