Pendidikan

PT IDE Beri Bantuan HP Untuk Siswa SD Bopkri III Demangan Yogyakarta

Jumat, 20 November 2020 - 22:23 | 74.61k
Penyerahan secara simbolis bantuan HP kepada perwakilan siswa SD Bopkri III Demangan Yogyakarta (Foto : Totok Hidayat/TIMES Indonesia)
Penyerahan secara simbolis bantuan HP kepada perwakilan siswa SD Bopkri III Demangan Yogyakarta (Foto : Totok Hidayat/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Sekitar 52 juta pelajar dan mahasiswa di Indonesia mengalami kesulitan mengikuti pembelajaran secara online. Karena tidak memiliki perangkat elektronik yang memadai dan kesulitan mengakses internet. Bertolak dari data UNICEF ini, Infrastruktur Digital Edukasi (PT IDE) mencoba memberi solusi dengan aplikasi Learning Management System (LMS) bernama My School. 

Aplikasi ramah kuota ini memungkinkan pihak sekolah, guru, siswa dan orangtua terhubung secara digital. Sedangkan jadwal hingga materi pembelajaran disediakan oleh sekolah. Dengan aplikasi yang cukup diunduh dengan kuota 15 MegaByte ini, orangtua juga dapat mengawasi progres belajar putra-putrinya.  

"My School dapat digunakan mulai dari pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi," jelas Muhammad Deni Irawan selaku Bussines Development IDE usai menyerahkan bantuan Smart Phone kepada siswa-siswi SD Bopkri Demangan III Yogyakarta Jum'at (20/11/2020). 

Pemberian bantuan 18 unit Smart Phone merupakan hasil kerjasama dengan kitabisa.com dan Tokopedia. Dengan harapan dapat membantu palajar dalam mengikuti pembelajaran online. Bersama Smart Phone juga diberikan kuota internet 10 GB setiap bulan dan layanan aplikasi My School selama 1 tahun. 

Kepala SD Bopkri Demangan III Mustari Admini mengaku 18 pelajar yang menerima bantuan Smart Phone merupakan siswa-siswi kelas 6. Selama ini mereka mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran online. Kareba tidak memiliki smartphone pribadi. Sehingga harus menunggu orangtuanya pulang berkerja untuk mengerjakan tugas. 

Sehingga pihak sekolah merasa terbantu dengan bantuan smartphone, kuota internet dan aplikasi pembelajaran online ini. Sebab selama ini guru menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran online yang belum dikuasai oleh siswa-siswi maupun orangtua. Selain bantuan kuota internet dari pemerintah yang sebagian belum cair. 

Pernyataan serupa disampaikan Arif Susilo salah satu orangtua siswa. Selama ini anaknya harus berbagi Smart Phone dengan ibunya untuk belajar online. Padahal Smart Phone tersebut menjadi sarana bagi istrinya untuk berkerja. Akibatnya baru dapat mengerjakan tugas setelah ibunya selesai berkerja. Dengan bantuan ini warga papringan ini berharap anaknya akan lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran online. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES