Pendidikan

MYRes Kemenag-Indosat Ooredoo Antar Dua Siswa MTSN 1 Kota Malang Selamatkan Sungai Brantas Saat Pandemi

Jumat, 20 November 2020 - 21:48 | 136.11k
Antaressa Putra Prihandoko dan Ahnaf Tiar Valexi saat sedang melakukan penelitian untuk babak final MYRes Kemenag-Indosat Ooredoo. (Foto: Ahnaf for TIMES Indonesia)
Antaressa Putra Prihandoko dan Ahnaf Tiar Valexi saat sedang melakukan penelitian untuk babak final MYRes Kemenag-Indosat Ooredoo. (Foto: Ahnaf for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Pandemi Covid-19 tak selalu membuat orang tak produktif. Hal ini dibuktikan oleh dua siswa MTSN 1 Kota Malang, Antaressa Putra Prihandoko dan Ahnaf Tiar Valexi. Mereka mampu lolos hingga babak final kompetisi Madrasah Young Researcher SuperCamp (MYRes) yang diselenggarakan Kementerian Agama, dan didukung penuh oleh Indosat Ooredoo.

Tema penelitian yang diangkat pun tidak main main. Mereka mengangkat penelitian dengan judul "Kombinasi Arang Aktif Kulit Pisang (Musaceae) dan Pseudomonas Aeruginosa sebagai Biodsorben dengan Metode Nano Teknologi sebagai Upaya Mereduksi Konsentrasi Timbal dan Mikroplastik di Sungai Brantas Kota Malang"

Ahnaf sendiri tak menyangka proposalnya bersama temannya Antaressa berhasil masuk babak final. Dia mengaku baru pertama kali mengikuti ajang karya ilmiah sebab statusnya sebagai siswa baru MTSN 1 Kota Malang.

Antaressa Putra Prihandoko dan Ahnaf Tiar Valexi a

“Awal mula diberi kesempatan oleh sekolah untuk mengirimkan proposal. Ini pertama kali saya lakukan karena saya baru di kelas 7. Alhamdulillah lolos proposal kemudian sekarang masuk final,” ucapnya kepada TIMES Indonesia, Jumat (20/11/2020).

Sungai Brantas menjadi objek penelitian dua siswa ini karena menurut Ahnaf, sungai ini adalah satu yang terpanjang di Jawa Timur. Dan masih banyak yang memanfaatkan sungai ini untuk keperluan sehari hari.

“Sisi lain konsumsi masyarakat ke plastik juga masih tinggi dan kadang membuangnya ke sungai sehingga kandungan mikro plastik di sungai Brantas ini juga kemungkinan tinggi. Ini kan berbahaya jika kemudian dikonsumsi terus menerus. Karena itulah kami meneliti tentang sungai Brantas,” paparnya.

Sementara itu, pembina karya ilmiah remaja MTSN 1 Kota Malang, Lailatul Chusniah mengakui bahwa penelitian yang dilakukan kedua siswanya itu cukup kompleks. Sebab penelitian membutuhkan beberapa barang wajib seperti kulit pisang hingga bakteri Pseudomonas.

“Ini prosesnya sedang membuat arang aktif. Kami menggunakan beberapa lab, sekarang prosesnya selesai sedang diuji di beberapa tempat seperti uji baku mutu air di Jasa Tirta, kemudian juga uji di brawijaya dan ITS tapi hasilnya belum keluar. Yang jelas kami membuat arang aktif yang kemudian digunakan agar bisa mengurangi timbal dan mikroplastik di sungai Brantas,” ungkapnya.

Bagi Lailatul penelitian ini penting sebab di sekitar Malang masih ada beberapa industri yang menghasilkan timbal dan kemudian dibuang ke sungai.

“Penelitian anak anak ini mencoba untuk mengurangi unsur timbal dan juga plastik. Harapannya dari timbal dan mikro plastik bisa terukurangi bahkan bisa terserap dari bahan yang kami buat dari arang aktif kulit pisang dan bakteri pseudomonas,” ucapnya.

Tetap Jaga Protokol Kesehatan

Kegiatan perlombaan yang diadakan saat pandemi ini diakui oleh Ahnaf sempat memunculkan kekhawatiran. Namun rasa ini coba dibuang olehnya terutama saat harus melakukan kegiatan penelitian di luar rumah.

“Jujur memang ada kadang takut dan khawatir. Tapi selama kami melakukan penelitian tetap menerapkan protokol kesehatan , masker dipakai, cuci tangan dan menjaga stamina,” katanya

Pandemi memang diakui oleh pihak MTSN 1 Kota Malang ada beberapa kebiasaan yang harus dilakukan menjadi tak bisa dilakukan. Namun kondisi ini tak membuat semangat Ahnaf dan Antaressa menurun. Hal ini pun dibenarkan oleh Lailatul Chusniah.

Menurutnya, meski ada pandemi kompetisi apapun masih bisa dilakukan tentunya dengan penyesuaian yang harus dilakukan. Kompetisi MYRes misalnya direncanakan babak final akan dihelat di Kendari namun batal karena pandemi.

“Seperti di MYres ini tahun tahun sebelumnya ada tatap muka tapi sekarang final dilakukan via daring,” sambungnya.

Namun menariknya MYRes yang tahun ini secara penuh didukung oleh Indosat Ooredoo ternyata diminati banyak pihak. Dari catatan Lailatul, peserta yang mengirimkan proposal sejumlah 1000-an. Tapi tahun ini meningkat menjadi lima kali lipat atau 5600-an proposal yang diterima pihak panitia.

“Dalam kondisi pandemi nyatanya antusias dari madrasah itu tinggi sekitar 1000 sekian tahun lalu, sekarang sampai 5600 artnya lima kali lipat dari tahun kemarin. Ini menunjukkan bahwa madrasah itu meski pandemi tetap semangat, termasuk sekolah kami mengirimkan 24 proposal dan Alhamdulillah hingga final lolos dua tim,” sambung Lailatul.

Dukungan Indosat Ooredoo

Indosat Ooredoo sendiri melakukan kerja sama dengan Kementerian Agama RI untuk mendukung digitalisasi Madrasah lewat penyelenggaraan Madrasah Young Researcher SuperCamp (MYRes).

MYRes adalah sebuah perlombaan gagasan ilmiah yang meliputi 3 (tiga) studi utama di Madrasah, yaitu Ilmu Keagamaan, Ilmu Sosial dan Kemanusiaan, dan Ilmu Matematika, Sains, dan Pengembangan Teknologi.

Perlombaan ini diusung oleh Kementerian Agama dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan yang sesuai dengan kerangka kompetensi di abad 21 ini.

“Sebagai perusahaan digital telko terdepan di Indonesia, Indosat Ooredoo berkomitmen untuk selalu berperan aktif dalam pemanfaatan teknologi digital, terutama untuk menunjang proses pengajaran di masa pandemi Covid-19 saat ini. Tentunya di era serba digital saat ini berbagai metodologi dalam melakukan riset juga sangat berbeda, dimana akses dan pertukaran informasi bisa didapatkan secara global tanpa batasan jarak serta waktu,” ujar Bayu Hanantasena, Chief Business Officer Indosat Ooredoo.

Antaressa Putra Prihandoko dan Ahnaf Tiar Valexi b

“Dukungan kami melalui Kementerian Agama yang kali ini melalui MYRes, merupakan kegiatan yang sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan siswa, serta memberikan sarana bagi peserta didik untuk tetap menggali keahlian melalui riset nya. Indosat Ooredoo berharap, peserta didik akan lebih termotivasi untuk berkreasi sesuai minat masing-masing untuk mempersiapkan mereka untuk menjadi profesional yang unggul di masa depan,” sambung Bayu Hanantasena.

Pelaksanaan MYRES ini akan terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu penerimaan naskah proposal dan pengumuman penilaian proposal yang berakhir pada Tanggal 14 Oktober 2020, pendalaman presentasi proposal pada 19-22 Oktober 2020, pelaksanaan penelitian 28 Oktober-20 November 2020, penerimaan naskah hasil penelitian 25-28 November 2020, dan presentasi finalis 1-2 Desember 2020. Seluruh rangkaian kegiatan ini akan diadakan secara online.

Kehadiran Indosat dalam MYRes ini diapresiasi oleh Ahnaf. Dia mengaku senang Indosat bergabung sebab merea adalah perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. “Ini bisa jadi semangat untuk kami mengembangkan penelitian ini lebih lanjut, sebab dana yang dibutuhkan juga tak sedikit,” ucapnya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh pembina KIR MTSN 1 Kota Malang, Lailatul Chusniah. Ia menilai kehadiran pihak lain akan makin memico motivasi anak anak madrasah untuk bisa terus berkarya dan memberikan hal positif bagi bangsa.

“Karena kalau sebelumnya dari Kemenag saja, tapi ini didukung pihak lain tentu sangat bersyukur sekali. Karena dengan banyak dukungan akan membjat madrasah tertarik untuk ikut kompetisi ini,” sambungnya.

Indosat Ooredoo berkontribusi pada penyelenggaraan MYRes dalam bentuk pemberian beasiswa kepada seluruh pemenang MYRes sebagai hadiah utama dari kegiatan ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES